Lembaga keuangan desa sangat penting bagi penerapan inklusi keuangan, karena dapat membantu membangun kekuatan ekonomi masyarakat dan menyeimbangkan pembangunan ekonomi di pedesaan. Sayangnya, banyak daerah pedesaan yang kekurangan akses terhadap lembaga keuangan formal, sehingga menyulitkan individu dan masyarakat untuk mengakses kredit dan layanan keuangan lainnya.
Kurangnya akses terhadap jasa keuangan dapat menciptakan hambatan yang signifikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, khususnya di daerah pedesaan dengan peluang ekonomi yang terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, lembaga keuangan desa dapat memainkan peran penting dalam mendorong inklusi keuangan dan mendukung penerapan dharma sosial di pedesaan.
Sama halnya dengan lembaga keuangan ‘LPD Desa Adat Pohsanten’ yang napasnya berangkat dari keinginan krama desa yang ingin membangun sebuah lembaga keuangan secara kolektif untuk saling membantu membangun perekonomian mandiri dan kesejahteraan bersama.
LPD Desa Adat Pohsanten pun kemudian lahir dengan nilai-nilai urgensi itu, lembaga keuangan yang lahir pada tahun 1989 ini kemudian dapat terus berkembang dan mengukuhkan eksistensinya sebagai intermediasi keuangan paling esensial bagi desa adat.
35 tahun eksis di tengah masyarakat dan turut berkontribusi memantik pergejelokan perekonomian desa, maka kredibilitas ‘LPD Desa Adat Pohsanten’ pun kini sudah tidak diragukan lagi.
Proses pengelolaan dan perkembangannya juga tak lepas dari kesigapan sosok putra daerah bernama I Gusti Ngurah Kade Wardana, S.Pd yang mendapatkan amanah untuk memutar tongkat estafet kepemimpinan lembaga keuangan ini hingga sekarang.
Baca Juga : Lewat Tangan Kreatif Putu Mahendra Sukses Dorong Geliat Industri Pariwisata yang Bermanfaat Bagi Lingkungan
Lewat tangan dingin I Gusti Ngurah Kade Wardana, lembaga ini dapat terus menjalin kerjasama yang menghilir ke arah persatuan dan bersinergi membangun kekuatan ekonomi krama dengan program-program yang mendukung masyarakat desa untuk membangun atau menaiktingkatkan usahanya.
Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, ditambah dengan pelayanan yang baik dan regulatif, menjadikan lembaga ini dapat terus kokoh melewati berbagai tantangan.
Menurut I Gusti Ngurah Kade Wardana kinerja LPD yang ia jalankan selalu mempunyai prinsip tata kelola yang sehat, sesuai dengan hukum dan kesepakatan yang berlaku. Karena lembaga LPD ini sendiri pada dasarnya merupakan lembaga yang dilandasi amanah dari masyarakat, maka dari itu diperlukan adanya kepastian terhadap standar tata cara dalam pengelolaannya agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.
Terlebih masyarakat diwilayahnya yang memang identik dengan aktivitas perokonomian di lini industri pertanian dan perdagangan. Maka dengan semua sumber daya yang ada, harapannya program-program yang dijalankan ‘LPD Desa Adat Pohsanten’ juga akan dapat menambah interelasi semua lapisan masyarakat.
Sebagai sarana untuk mencapai pemerataan ekonomi masyarakat dan pembangunan desa yang adil dan makmur. Maka LPD ini juga tidak lepas dari landasan-landasan hukum, landasan mental dan landasan struktural dalam menggalakan program-program yang dijalankan.
Sehingga dengan hadirnya ‘LPD Desa Adat Pohsanten’ di tengah masyarakat, diharapkan akan memberikan asas manfaat bagi masyarakat luas dan membantu pemerintah sebagai gerbong pendorong pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dalam kemasan organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial (tolong menolong).
Bagi I Gusti Ngurah Kade Wardana jika LPD yang dijalankan kuat maka akan berdampak terhadap aktivitas ekonomi dan pertumbuhan infrastruktur di wilayahnya, karena itu sinergitas multi-lini menjadi penting dalam mengorganisir suatu lembaga keuangan berbasis sosial ini.
Tentu ada baiknya jika tokoh-tokoh masyarakat perlu diterjunkan untuk membantu menuntun laju lembaga demi terciptanya langkah unifikasi yang intim ke seluruh lapisan masyarakat.
Masa-masa kritis di setiap lini terkait pandemi pun dapat dihadapi I Gusti Ngurah Kade Wardana dengan cermat. Dengan kerjasama yang kuat antara lembaga, anggota dan juga jajaran pemerintah desa, maka lambat laun sinergitas yang dimiliki itu akan menjadikan lembaga keuangan yang dijalankan semakin kokoh dan dapat melalui fase kritis itu.
Baca Juga : “SIAP MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB” Rumah Sakit Mata Bali Mandara Siap Memberikan Pelayanan Terbaik
Ditanya kunci suksesnya dalam membangun lembaga keuangan ini, I Gusti Ngurah Kade Wardana meyakini bahwa pondasi dasar dalam pengorganisiran lembaga ialah adanya integritas yang dilandasi kejujuran. Dalam hal ini kejujuran baginya adalah selalu bersikap terbuka dengan fakta-fakta yang ada.
Dapat terus bergerak dinamis pada saat ini tentu dalam perjalanan pengembangannya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dahulu di masa awal ia memimpin, persoalan utama yang harus I Gusti Ngurah Kade Wardana hadapi adalah menggalang jaringan kerjasama dengan masyarakat desa melalui sosialisasi yang berkelanjutan, dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengubah seluruh pelaku sosial, baik secara individual maupun pelaku ekonomi produktif menjadi satu kesatuan instrumen yang mempunyai tujuan yang sama untuk membangun kesejahteraan bagi masyarkat desa.
Tentu saja tantangan yang ia hadapi tidaklah mudah, namun dengan langkah unifikasi dan pendekatan komunikasi secara langsung kepada masyarakat, akhirnya membuahkah kedekatan emosional yang menghadirkan kepercayaan dan animo masyarakat untuk tergabung memajukan desa melalui LPD.
I Gusti Ngurah Kade Wardana pun terus mempersiapkan ‘LPD Desa Adat Pohsanten’ untuk menjadi suatu lembaga yang mempunyai nilai ekosistem yang sehat dan komprehensif dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran sehingga dapat efisien memberikan kemudahan dan rasa aman bagi anggota dan masyarakat.
Alhasil nilai-nilai itu jugalah yang kemudian dapat membawa lembaga keuangan ini terus gemilang hingga berjalan lebih dari 3 dekade, seiring dengan daya gabung masyarakat yang semakin terkonsolidasi.
Kinerja LPD Desa Adat Pohsanten sebagai tonggak perekonomian desa memang menjadi bukti kongkrit bahwa lembaga keuangan desa merupakan suatu elemen fundamental yang substansial untuk membangun desa yang mandiri.
Karena dalam menjalankan programnya, lembaga keuangan ini selalu memfokuskan arah kebijakannya untuk memfasilitasi sarana dan prasarana penunjang sumber daya desa agar dapat mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki krama desa untuk membangun perekonomiannya dan sudah menjadi tujuan LPD Desa Adat Pohsanten untuk terus bersumbangsih sebagai fasilitator yang dapat membantu masyarakat.
Baca Juga : Entrepreneur Muda yang Berperan Mempromosikan Gaya Hidup Sehat Melalui Klinik “Fisioterapi Astina”
Kepemimpinan I Ngurah Kade Wardana pun kemudian dapat membawa LPD Desa Adat Pohsanten terus menyongsong kesejahteraan masyarakat dengan pengoptimalan infrastruktur, serta mendorong persaingan usaha yang sehat.
Berbicara penempaan hidup yang membentuk karakter kepemimpinan I Gusti Ngurah Kade Wardana yang bersahaja, maka erat kaitannya dengan latar belakang dan kehidupan masa kecil yang ia jalankan.
I Gusti Ngurah Kade Wardana adalah putra daerah, ia terlahir di tengah keluarga yang sederhana. Orang tuanya adalah seorang guru, namun sedari kecil dirinya telah dititipkan untuk tinggal bersama sosok kakek dan nenek tercinta yang berprofesi sebagai petani tulen.
Sadar akan keadaan ekonomi keluarganya yang tidak begitu baik, sebagai anak laki laki yang ingin melaksanakan darmanya, I Gusti Ngurah Kade Wardana pun sudah turut bekerja membantu kakek dan neneknya dalam pergulatan ekonomi keluarga sedari kecil. Biasanya ia turut bekerja membantu pekerjaan rumah dan ladang, mulai dari menggarap lahan pertanian hingga turut berjualan di pasar.
Alhasil sedari kecil ia pun sudah menjalani kehidupan yang keras untuk mencukupi hajat hidup keluarganya. Namun baginya keadaan itu tidak membuatnya lantas patah arang. Meski harus dihadapankan dengan kehidupan yang berat, baginya hal itu merupakan perjalanan kehidupan penuh keajaiban yang membentuk pribadinya terus positif menjalani kehidupan.
Dibesarkan oleh suri tauladan sosok kakek dan nenek yang bersahaja dan pekerja keras, menjadikan setiap momen kehidupan I Gusti Ngurah Kade Wardana tetap mendapatkan momen-momen indah yang penuh keceriaan, kehangatan dan kasih sayang.
Hal itu jugalah yang membangun kedekatannya dengan sosok kakek dan nenek yang menjadi walinya, yang pada akhirnya rasa kasih dan sayang itu menjadi energi pendorong baginya untuk selalu berbuat baik dalam menjalankan sendi-sendi kehidupan.
Sekiranya mungkin keseharian itulah yang membentuk sikap gigih dan disiplin sosok I Gusti Ngurah Kade Wardana, sehingga tanpa sadar membentuk konsistensi dan integritasnya dalam menjalankan setiap pekerjaan yang diamanahkan.
Maka sebagai seorang insan, I Gusti Ngurah Kade Wardana meyakini bahwa lika-liku perjalanannya hingga sampai di titik kehidupan saat ini tidaklah lepas dari campur tangan Tuhan yang melapangkan setapak demi setapak jalan yang dilewatinya.
Memulai dan mengembangkan suatu lembaga keuangan desa memang tidak semudah apa yang dibayangkan, ada banyak pengorbanan yang harus dilakukan. Mulai dari pengorbanan waktu, hingga pikiran yang dituntut untuk selalu fokus.
Namun jika keseriusan sejalan dengan kerja keras dan doa, maka pantaslah seorang insan mendapatkan hasil yang gemilang. Hal itu dimulai dari fokus bekerja dan konsistensi dalam menjalaninya. Prinsip itulah yang terus dipegang I Gusti Ngurah Kade Wardana dalam melaksanakan dharmanya me-ngayah untuk desa tercinta melalui LPD yang ia jalankan.