Praktik pembangunan berkelanjutan dan integrasi dengan alam menjadi semakin penting dalam industri perhotelan. Akomodasi yang dibangun secara berkelanjutan dan terintegrasi dengan alam tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan tetapi juga memberikan pengalaman unik dan berkesan bagi para tamu yang menginap.
Praktik ini tentu melibatkan penggunaan bahan ramah lingkungan dan sistem hemat energi untuk mengurangi dampak bangunan terhadap lingkungan. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan terbarukan, seperti bambu, plastik daur ulang dan kayu reklamasi. Bahan-bahan ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga tahan lama dan estetis. Dengan menerapkan sistem hemat energi, langkah ini signifikan mengurangi konsumsi energi dan penggunaan air, sehingga mengurangi jejak karbon pada bangunan.
Hal ini jugalah yang kemudian mendorong sosok bersahaja putra daerah bernama Putu Mahendra dalam membangun proyek hospitality yang affordable dan sustainable bernama Pondanu / Pondok Dajan Danu yang telah menjadi salah satu ikon pariwisata di Kawasan Bedugul, Bali.
Dengan niat luhur untuk turut berdaya cipta bagi desa tercinta, Putu Mahendra pun jadikan bisnis yang dinahkodainya ini sebagai sebuah dharma untuk memberi dampak dan asas manfaat bagi lingkungannya.
Sentuhan tangan kreatifnya di dunia pariwisata ini pun menjadi energi positif menggeliatnya industri ramah lingkungan di wilayahnya. Kesuksesan Putu Mahendra tersebut berhasil menempatkannya di jajaran entrepreneur industri pariwisata yang bergengsi dan diperhitungkan.

Namun siapa yang menyangka langkah besarnya ini, diawali dari kerja kerasnya sebagai awak kapal di sebuah kapal pesiar yang membangun satu demi satu batu loncatan untuk menggapai mimpinya.
Terjun dalam dunia pelayaran membuat Putu Mahendra banyak mendapatkan jaringan pertemanan lintas negara yang luas. Jaringan pertemanan itu jugalah yang turut membentuk mental berdikari Putu Mahendra, sehingga meskipun pada saat itu ia masih berstatus pekerja sebagai kepala pelayan, sosok Putu Mahendra telah memiliki banyak cita-cita untuk dapat mengelola bisnis miliknya sendiri suatu saat nanti.
Baca Juga : “KSP Dana Mukti” Terus Bertumbuh dengan Antusiasme dan Semangat Tinggi Masyarakat
Kemampuannya membayangkan dan menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru inilah yang nyatanya dapat mendorong inovasi dan perubahan. Walau sering kali menghadapi banyak rintangan dan kemunduran dalam perjalanannya, namun Putu Mahendra mampu bertahan dan tetap fokus pada apa yang menjadi tujuannya.
Alhasil setelah penantian panjang, kepulangan Putu Mahendra ke kampung halaman pun menjadi awal baru baginya. Ide-ide yang berserakan mulai kembali ia susun dan proyeksikan satu persatu, hingga pada tahun 2017 menjadi titik balik Putu Mahendra dengan membangun satu kabin minimalis yang terletak di sebelah Danau Beratan.
Selayaknya orang Bali yang sangat lekat dengan nilai-nilai adat, leluhur dan alam. Putu Mahendra jadikan itu sebagai garis besar pedoman yang terus bersandingan dengan apa yang ia kerjakan di tanah lahirnya.
Sehingga manifest itu diwujudkan dalam pembuatan kabin pertama ‘Pondok Dajan Danu’ atau yang lebih dikenal dengan ‘Pondanu’ sebuah penginapan berbahan kayu yang dibuat Putu Mahendra dengan ambience perkampungan dengan lanskap Danau Beratan dan pegunungan Batukaru sebagai ikonnya.
Kabin pertama ‘Pondanu’ ini juga sedari awal digagas Putu Mahendra untuk memiliki gerakan sustainable yang mencondongkan pengurangan limbah plastik dalam prosesnya. Sehingga dengan ini Putu Mahendra dapat terus mengevaluasi dampak praktik ini terhadap lingkungan dan kepuasan tamu yang menginap.

Niat yang baik, tentu akan mendapat hasil yang baik pula. Konsep yang ditawarkan akomodasi miliknya mendapat respon positif dari bergabagai kalangan yang menginap dari politikus, artis hingga turis manca negara. Pengalaman menginap yang mengedepankan ketenangan dan kualitas itu pun kemudian menjadi esensi penting ‘Pondanu’ yang menjadikan namanya terus meluas dan dikenal.
Dari satu kabin, Putu Mahendra dapat membangun kabin-kabin berikutnya hingga saat ini berjumlah 7 kabin dengan sky roof, di mana atap kabin dapat terbuka yang memanjakan semua indera dengan panorama langit.
Konsep sky roof ini terinspirasi dari kehidupannya saat masih bekerja sebagai awak kapal, di mana tempat tidurnya memiliki atap rendah dan harus bersandingan dengan tempat tidur koleganya yang lain. Bahkan dahulu seingatnya untuk bangun dari tempat tidurnya Putu Mahendra harus berhati-hati, karena jika tidak kepalanya akan membentur atap pembatas.
Maka dari itu ia pun berangan-angan agar suatu saat dapat membangun sebuah tempat beristirahat dengan atap yang dapat terbuka dan mengekspos langit dengan mata telanjang. Impian itu pun kemudian terwujud dalam pembangunan kabin ‘Pondanu’ miliknya.
Dengan hasil gemilang dari beberapa karya konstruksi dan akomodasi yang dibangunnya tak lantas membuat Putu Mahendra cepat berpuas hati dan pasif akan pencapaiannya sekarang. Karena sebagai pebisnis ia harus terus memantau perkembangan tren properti yang di pasaran, dan harus mampu melakukan analisa kebutuhan pasar dengan berbagai tren yang sedang berkembang saat ini agar dapat terus bergerak dinamis.
Pengalaman demi pengalaman membuat Putu Mahendra tahu bahwa bisnis akomodasi bukan hanya dipengaruhi oleh hal-hal umum seperti lokasi, harga yang kompetitif, dan fasilitas yang menarik, tapi juga turut dipengaruhi oleh hal-hal yang lebih spesifik seperti desain bangunan dan pengalaman berbeda dalam menjamu para tamunya.

Dalam hal ini tentu kinerja internal menjadi hal fundamental. Putu Mahendra pun mengajak insan muda di lingkungannya, serta keponakannya bernama Tedy Maheswara untuk turut mengembangkan bisnis ini agar dapat terus adaptif terhadap perkembangan digital yang serba cepat, apalagi dalam strategi promosi.
Generasi-generasi adaptif inilah yang kemudian menurut Putu Mahendra dapat memberikannya pandangan baru dan terus membuka diri terhadap perkembangan yang terjadi.
Putu Mahendra kini mulai melirik peluang baru untuk membangun bisnis akomodasi di luar pulau Bali. Meskipun hal ini tentu akan memiliki yang kompetisi ketat, namun bukan Putu Mahendra namanya jika tidak optimis dalam menjalankan sesuatu, ia yakin industri akomodasi dan pariwisata adalah napas perekonomian di Indonesia. Impiannya adalah membuat sebuah properti yang mengusung konsep kearifan budaya Indonesia yang berlimpah sebagai perwujudan semua ide dari pemikirannya tentang sebuah pelayanan akomodasi yang ideal.
‘Pondanu’ sebagai bisnis akomodasi yang ia gagas, saat ini bukan hanya dapat memberikan asas manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya, tapi juga menjadi energi positif untuk terus menggeliatkan pariwisata dan sumber daya di wilayahnya.
Berbicara tentang kunci suksesnya, Putu Mahendra mayakini bahwa kesuksesan itu harus di jemput dengan bekerja keras, dan tentu saja semua itu juga harus dilandasi dengan tujuan yang jelas karena dunia akan terus bertumbuh, maka dari itu kita harus mempersiapkan diri untuk terlibat dalam setiap pertumbuhannya.

Dengan semua kesuksesan yang telah dimiliki oleh Putu Mahendra sekarang, mengingatkan kita kembali bahwa keringat dari kerja keras akan menjadi anak sungai yang akan terus mengangkut sampan impian seseorang. Namun janganlah lupa diatasnya tumpangkan pula impian-impian manis banyak orang ketika sampan itu menjadi terlalu luas ketika hanya dihuni impian sendiri.
Putu Mahendra merupakan putra daerah yang lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga sederhana. Ayahanda merupakan tokoh masyarakat yang mendedikasikan hidupnya sebagai Bendesa dan kepala lingkungan dan ibunda adalah ibu rumah tangga yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan.
Baca Juga : “LPD Desa Adat Sangket” Perjalanan Penuh Semangat di Tengah Krisis Moneter
Maka terlahir dari keluarga yang menjunjung dharma bagi lingkungan dan ilmu pendidikan nyatanya membuat sosok Putu Mahendra sedari kecil sudah dididik untuk berdemokrasi dalam beragumen dan konsisten dalam melakukan sesuatu.
Seingat Putu Mahendra di masa kecilnya listrik belum masuk, bahkan untuk mandapatkan air ia diberi tanggung jawab oleh orang tuanya untuk mengambil air di danau yang ia tempuh dengan berjalan kaki. Dan pernah waktu itu ia dan keluarga harus mengungsi dan menumpang tinggal di desa lain karena banjir bandang.
Namun momen – momen itulah menurut Putu Mahendra yang menjadikan emosionalnya sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Baginya kasih sayang yang diberikan kedua orang tuanya itulah yang membentuk dirinya menjadi insan yang mempunyai tujuan untuk masa depan dan berguna bagi lingkungan.

Kegigihan dan komitmen Putu Mahendra yang kuat membuktikan bahwa doa yang dileburkan dengan kerja keras akan berbuah manis pada waktunya. Ia pun meyakini bahwa perjalanannya hingga sampai di titik ini tidaklah lepas dari campur tangan Tuhan yang selalu membukakan pintu demi pintu kesempatan baginya.
Ia pun berharap apa yang ia kerjakan saat ini akan dapat memberikan legacy bagi generasi penerusnya, dan terlebih bagi lingkungannya.
Hingga saat ini, ada ribuan perusahaan yang bermain di sektor riil industri akomodasi di Indonesia. Banyaknya kompetitor bisnis sejenis ini menjadikan kredibilitas dan reputasi setiap perusahaan menjadi sangat berharga. Sehingga ketelitian akan detail pelayanan yang dijalalankan haruslah sesuai dengan apa yang telah diharapkan.
Kredibilitas dan pelayanan ‘Pondanu’ yang dinahkodai Putu Mahendra sudah tidak diragukan lagi. Melalui berbagai suka duka dalam proses penitiannya, menjadikan sosok Putu Mahendra menjadi insan tangguh yang siap untuk terus berkarya bagi tanah lahirnya.
