Siapa pun pasti mengakui, era pandemi Covid-19 yang berlangsung sekitar dua tahun lamanya merupakan masa-masa penuh tantangan. Dunia mengalami stagnansi di segala sektor kehidupan, salah satunya paling dipengaruhi adalah pertumbuhan di sektor ekonomi. Melalui konsep manajemen usaha yang mengutamakan efektivitas untuk meraih hasil dengan segala keterbatasan yang ada, Ni Made Setiawati berhasil menahkodai Koperasi Sri Sedana Banjar Peninjoan, Gianyar, hingga mampu keluar dari badai tantangan.
Koperasi sebagai soko guru ekonomi di Indonesia menjadi lembaga jasa keuangan yang masih dilirik di saat roda ekonomi mandek akibat pandemi melanda dunia. Terbukti pada saat itu, Koperasi Si Sedana yang beroperasi di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, tetap dipercaya masyarakat khususnya di Banjar Peninjoan untuk mengakses layanan baik simpan maupun pinjam.

Ni Made Setiawati selaku Pimpinan Koperasi Sri Sedana memaparkan tetap melayani penyaluran kredit kepada masyarakat namun memilih lebih selektif dalam meloloskan pengajuan pinjaman. Hal ini dilakukan untuk menghindari kredit macet yang nantinya akan berdampak negatif terhadap hasil kinerja koperasi yang akan datang. Meski demikian Koperasi yang didirikan lebih dari satu dekade silam itu, tetap berkomitmen dalam memberi asas manfaat kepada anggota sesuai yang tertuang dalam prinsip perkoperasian yaitu dari, oleh dan untuk anggota.
Baca Juga : Jejak Kesuksesan Perempuan Bali Mandiri, Transformasikan Warung Sederhana Menjadi Restoran Bertaraf Dunia

Pasca pandemi Covid-19, Koperasi Sri Sedana mampu tetap tegak berdiri membuktikan bahwa keputusan sulit yang telah diambil dapat membawa pada perubahan positif. Hal ini tak terlepas dari sentuhan leadership atau jiwa kepemimpinan dari Ni Made Setiawati yang merupakan sosok pemimpin berjiwa optimistik. Ia selalu bisa melihat peluang di tengah keterbatasan yang merupakan karakter terpupuk sejak kecil.
Perempuan kelahiran Gianyar, 1 September 1976 ini sudah terbiasa berwirausaha sedari masa sekolah untuk membantu ekonomi keluarga. Tidak sedikit pun rasa malu maupun segan tatkala ia bersama sang kakak menjajakan barang dagangan di lingkungan sekolah maupun sekitar tempat tinggal. Jiwa pengusaha ini agaknya menurun dari sang ibu yang merupakan seorang pedagang. Lewat kerja keras dan dedikasi untuk memperbaiki nasib kehidupan, akhirnya kini Ni Made Setiawati berhasil membangun fondasi finansial yang kuat untuk diri dan keluarganya saat ini.

Baca Juga : “RSUD WANGAYA” Transformasi Besar-Besaran Setelah Hampir Satu Abad Berdiri
Ni Made Setiawati memulai kontribusinya di Koperasi Sri Sedana sebagai bendahara. Lulusan Jurusan Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini ditunjuk secara aklamasi oleh para anggota untuk menjadi pemucuk atau ketua di lembaga keuangan tersebut. Ia menerima kepercayaan tersebut dengan rasa tanggung jawab serta komitmen untuk menjaga amanat yang telah diberikan. Apalagi dirinya merupakan putri asli daerah Banjar Peninjoan yang tentunya memiliki ikatan emosional serta rasa pengabdian untuk memajukan kesejahteraan krama di tanah kelahirannya.
Saat ini Koperasi Sri Sedana telah memiliki 200 orang anggota dan jumlahnya akan terus bertambah mengingat ekonomi semakin pulih. Ni Made Setiawati mengakui betapa koperasi tersebut masih tetap eksis sampai sekalarang berkat peran anggota dan masyarakat. Ia berharap ke depannya lebih banyak lagi krama yang memanfaatkan layanan serta produk-produk keuangan di Koperasi Sri Sedana.
