Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Bhaskara Mandiri terbilang belum sebesar koperasi koperasi lainnya di Bali. Namun I Komang Restu Triana sebagai salah satu pengelola, tak terlalu meribetkan target dengan standar angka tertentu. Baginya di masa yang tak hanya sempat terjadi krisis ekonomi, juga membuat masyarakat mengalami krisis kepercayaan, terlebih berhubungan dengan pengelolaan keuangan pribadi yang disandarkan kepada badan atau lembaga keuangan.
Bersama rekannya yang mengabdi sebagai Bendesa sekaligus bekerja di BPR, I Komang Restu Triana mendirikan KSP Artha Bhaskara Mandiri, sejak tahun 2006. Tak hanya rekannya yang masih memiliki kewajiban pada pekerjaan, ia pun masih standby pada posisinya sebagai accounting di salah satu bank umum. Otomatis keduanya tak bisa secara penuh bekerja di koperasi, mereka membagi waktu, terkadang bergantian untuk mengelola koperasi yang saat itu masih hanya berdua.

Pria kelahiran Badung, 24 juli 1968 ini dan rekannya memutuskan mendirikan koperasi, karena saat itu badan usaha ini jumlahnya masih sedikit. Meski demikian, ia harus memakai sistem ‘jemput bola’ untuk menarik masa. Dalam pemilihan lokasi, KSP Artha Bhaskara Mandiri sebelumnya menempati di Jl. Gurita, Sesetan selama setahun. Baru kemudian pindah ke Jl. Tukad Pancoran No. 19, Panjer, Denpasar Selatan, hampir selama 15 tahun.
Baca Juga : Cendekiawan Bali yang Terus Gencar Berinovasi
Dengan basic-nya di bank, Restu harus siap untuk dimutasi dan sudah merasakan beberapa posisi di bank, hal ini yang menjadi alasan, ia dipercaya untuk menempati posisi sebagai manajer di KSP Artha Bhaskara Mandiri. Dalam perintisan koperasi, meski berpengalaman dalam bidang finansial, Restu dan rekannya tak lepas dari tantangan luar biasa saat membangun kepercayaan masyarakat kepada KSP Artha Bhaskara Mandiri. Butuh waktu selama tiga tahun, KSP Artha Bhaskara Mandiri akhirnya mulai dilirik masyarakat untuk menginvestasikan dana ke koperasi yang diawali dengan produk deposito.
Pembenahan terus dilakukan sebagai pengelola yang berpengalaman di bidang perbankan profesional, meliputi SDM yang memiliki visi misi yang sama dengan koperasi yang beranggotakan 600 orang ini. Dalam upaya pembinaan tersebut, sebenarnya sudah didukung dengan adanya kegiatan diklat-diklat, namun kembali lagi dengan karakter individu itu sendiri, apakah siap menerima ilmu dan pengalaman dari kegiatan tersebut. Lebih baik lagi, kalau calon karyawan sudah memiliki passion dan karakter, yang pas dalam manajemen perkantoran dengan rutinitas yang sama, hampir setiap harinya.

Sesuai dengan syarat koperasi sehat, beberapa pertimbangan seperti aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, berupaya dipenuhi KSP Artha Bhaskara Mandiri. Meski sejak merintis, KSP Artha Bhaskara Mandiri menunjukkan jumlah aset 54 juta dan kini patut dibanggakan sudah di angka 5 miliar. Dibandingkan dengan koperasi lainnya, jumlah aset memang terbilang sedikit, namun bagi Restu, koperasi yang sehatlah yang terpenting di zaman yang bisa dikatakan sudah mulai krisis kepercayaaan pada badan usaha sejenis ini.
Baca Juga : ROM Physiotherapy Siap Mendorong Masyarakat Menyongsong Masa Depan dengan Aktivitas Hidup Sehat
Laporan keuangan koperasi menjadi salah satu media informasi untuk melihat perkembangan dan keberhasilan koperasi dalam melaksanakan kegiatan transaksi. Seperti harapan Restu pada SDM yang bekerja di koperasi, SDM wajib memiliki keterampilan ilmu ekonomi akuntansi dan manajemen resiko dengan baik. Faktor neraca keuangan yang harus balance dan bersifat transparan juga diperlukan dalam penyajian laporan keuangan yang mudah untuk dibaca, dimengerti dan dipahami oleh setiap anggota koperasi.
Pelan tapi pasti, pembenahan dan mempertahankan status menjadi salah satu koperasi yang tak hanya memikirkan kuantitas, tapi ‘kesehatan’ bisa terus dijaga oleh seluruh stakeholder KSP Artha Bhaskara Mandiri. Setiap tantangan pasti mempunyai solusi, dengan melakukan koordinasi sekaligus demi mewujudkan koperasi yang berdaya guna bagi kesejahteraan anggotanya.
