Memang benar untuk mendapatkan kesuksesan seorang insan harus melewati jatuh bangun terlebih dahulu dalam perjalanannya. Namun perjuangan yang sesungguhnya bukan terletak pada saat ia berjuang mendapatkan kesuksesan, akan tetapi perjuangan yang sesugguhnya terletak pada saat ia dapat mempertahakan apa yang telah diraihnya sesulit apapun keadaannya. Karena apapun yang terjadi seorang pebisnis hebat harus tetap dapat mempertahankan kerajaan bisnisnya. Hal itu juga dirasakan oleh seorang pebisnis material bangunan bernama I Made Adi Sugiarta, S.T. saat diberikan tongkat estafet bisnis yang telah di kembangkan oleh orang tuanya sejak dulu.
Tanggung jawab besar tentu dirasakan oleh pengusaha asal Bali ini. Namun dengan kemauan yang keras untuk belajar, I Made Adi Sugiarta,S.T. mampu untuk berinovasi di pergelutan bisnis penjualan material bangunan yang mulai ia fokuskan sejak tahun 2002, hingga saat ini tetap memegang kendali bisnis bernama ‘TB.Santi Asih’ yang terletak di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk, Selemadeg, Tabanan. Ditangannya, bisnis keluarga ini dapat terus meraksasa dengan omset yang meroket.
Baca Juga : Kekuatan Doa dan Harapan Dalam Membangun Jembatan Kesuksesan
Pepatah yang mengatakan bahwa ‘Mempertahankan Lebih Sulit Dari Pada Mendapatkan’ memang terbilang tepat untuk menggambarkan sosok I Made Adi Sugiarta. Betapa tidak, tanggung jawab untuk menjaga pelanggan lama orangtua agar tetap setia pada produknya adalah salah satu dari sekian tantangan yang harus dihadapinya dalam persaingan ketat penjualan produk digital saat ini. Itu berarti ia harus tetap bisa menjaga ritme kerja yang stabil dan meng-convert bisnis yang telah dipercayakan dengan menjadi pemimpin yang bisa memberikan suatu tampilan dan visi berbeda, namun tetap memberikan kenyamanan para pelanggan yang sejak dulu menjadi komuditasnya.
Maraknya orang yang menekuni bisnis bahan bangunan ini membuat banyak toko – toko bahan bangunan menjamur di segala tempat. Memulai usaha dengan toko bahan bangunan memang banyak dilirik banyak kalangan sehingga persaingan dalam bisnis ini juga cukup tinggi. Namun bagi I Made Adi Sugiarta hal itu tidaklah menjadi masalah ketika kita dapat memberi pelayanan prima kepada setiap konsumen dan dapat mendistribusikan barang pesanan tepat waktu. Memanfaatkan media digital yang ada juga tentu merupakan gambaran sederhana bagaimana seorang pebisnis harus dapat beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Setelah mengemas dan tahu target pasar yang akan dibidiknya, mulailah ia berkonsentrasi untuk membuat para calon pelanggannya menyukai produk yang ia tawarkan.
Dari waktu ke waktu, nilai properti tidak lekang digerus zaman, hal ini sangat berdampak positif untuk bisnis yang menjual kebutuhan kebutuhan materialnya. Maka dari itu, sebagai pebisnis I Made Adi Sugiarta sadar bahwa investasi dalam bisnis ini bisa diidentikkan sebagai kekayaan yang utuh. Karenanya ‘TB.Santi Asih’ di tangannya mempunyai visi untuk meyakinkan para pelanggan agar dapat menjadikan properti atau bangunan sebagai alternatif pilihan yang paling baik dan bijak untuk berinvestasi.
Sejak kecil I Made Adi Sugiarta telah ikut andil membantu orang tuanya dalam aktivitas berdagang. Alhasil dengan latar belakang masa kecil seperti itu ia pun sudah sangat akrab dengan kegiatan praktik jual beli, sehingga setelah dewasa I Made Adi Sugiarta cukup pandai menciptakan peluang – peluang bisnis. Hal itu terbukti, I Made Adi Sugiarta sudah bisa mebangun sebuah bisnis ‘rent car’ yang berkembang sejalan dengan massive-nya perkembangan pariwisata Bali saat itu, selagi ia masih duduk di bangku kuliah. Mentalnya sebagai pengusaha dan jiwanya yang berdikari menuntunnya untuk bisa sukses membangun usaha miliknya sendiri. Dari dulu I Made Adi Sugiarta memang tidak mau hanya berpangku tangan, ia sangat suka dan selalu tertarik untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, terlebih dalam dunia bisnis dan perdagangan. Walau tak jarang pula ia gagal dan bergonta-ganti pekerjaan dan usaha. Baginya jatuh bangun dalam membangun bisnisnya, merupakan pengalaman yang akan membentuk pola pikirnya untuk semakin dewasa dan bisa menguasai pergelutan dunia bisnis yang semakin hari semakin kompetitif. Maka ia pun harus mempunyai mental yang kuat dan pandai berinovasi di tengah derasnya arus daya saing era digital saat ini.
Baca Juga : Berteman Dengan Kegigihan dan Sukses Membangun Bisnis Dari Nol
Hingga pada tahun 2002 kehidupan I Made Adi Sugiarta pun harus berubah 180 derajat, saat sedang sibuk-sibuknya dengan bisnis dan skripsi kuliahnya, ia harus diahadapkan dengan kenyataan pahit, dengan kabar duka bahwa ibunda tercinta telah meninggal dunia. Kehilangan sosok orang tua tercinta menjadi momen paling berat baginya, untuk bisa melalui hari – hari tanpa ada lagi ibunda terkasih bukanlah perkara mudah. Ada kesedihan dan rasa putus asa yang mendalam di masa-masa itu. Kendati demikian, ia sadar bahwa sebagai anak laki – laki generasi penerus keluarganya ia tak boleh terlalu larut dalam kesedihan dan harus bisa kembali melanjutkan hidupnya. Akhirnya ia pun dapat menyelesaikan perguruan tingginya sebagai sarjana teknik sipil, walau berat ketika harus merasakan momen wisuda tanpa kehadiran ibunda tercinta disisinya. Namun doa untuk ibunda selalu tersemat sebagai pengingat akan kasih sayang dan suri tauladan yang telah di anugerahkan kepadanya.
Kita boleh berencana, tapi Tuhan adalah penentunya. Untuk mendapatkan kebahagian yang sempurna, setiap insan pasti punya rencana hidup masing masing. Meski ia sangat menikmati meniti bisnis miliknya sendiri, namun ia selalu merasa seperti ada magnet yang kuat dan tanggung jawab besar untuk ia emban sepeninggalan ibunya. Ia merasa terpanggil untuk pulang dan menggantikan pekerjaan ibunya membantu ayahanda untuk mengembangkan bisnis keluarganya.
Nyatanya rencana Tuhan selalu lebih indah, sebagai pemutar tongkat estafet bisnis keluarganya, I Made Adi Sugiarta dapat membuktikan bahwa kerja keras dan restu dari orang tuanya telah membuahkan hasil dan menjadi kunci kesuksesannya dalam menjalankan bisnis penjualan material bangunan ini. Satu hal paling esensial yang dapat kita petik dalam perjalanan hidup I Made Adi Sugiarta adalah bahwa kualitas pembelajaran seseorang akan menjadi pembeda utama antara diri kita dan orang lain. Oleh karena itu, sebagai seorang insan kita harus dapat memanfaatkan waktu dengan hal – hal yang produktif dan menikmati segala kesempatan yang ada. Karena kita tidak bisa mengganti waktu yang hilang, maka kita pun harus melakukan hal yang terbaik untuk masa depan.