Saat masih remaja, tepatnya di bangku SMA, perjalanan karir I Gusti Ngurah Made Putra Indrawan atau yang lebih akrab dipanggil Agung Indra Krishna Atau Turah Agung Indra seolah akan mengarah ke pariwisata karena menggeluti ilmu perhotelan yang dilanjutkan langsung bekerja di sebuah hotel karena keterbatasan ekonomi orangtua. Namun sebelum bekerja di hotel ia juga sempat bekerja serabutan, seperti kerja di wartel dengan gaji 125 ribu per bulan, sebagai buruh bangunan dan calo jual beli motor dan handphone. Dari keuntungan yang didapat sebagai calo handphone inilah yang meski memang tidak besar, namun beberapa kali sukses membantu menjualkan, memberikan hasil yang berkali – kali lipat kepadanya. Sejak saat itu ia mulai semakin tertarik untuk bergerak lebih gesit lagi dengan mengembangkan sebuah usaha iMax’Store.
Sebelum sampai pada tahap mendirikan usaha, dimentori Pakde Putra, pemilik usaha handphone tempatnya bekerja, ia menjadi semakin mahir memasarkan produk dengan posisinya sebagai marketing. Maka daripada itu, ia merasa sangat terbantu atas jasa Pakde Putra yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri, ilmu dan kesempatan untuk menambah pengalaman lebih dalam lagi, memberikannya kepercayaan diri untuk membangun finansialnya sendiri, melalui pendirian sebuah usaha.
iMax’Store yang berlokasi di Jl. Tukad Balian, Banjar Anyar, Kec. Kediri, Kabupaten Tabanan ini, bagi Turah Agung Indra tak hanya buah kesuksesan dari kerja kerasnya, tapi kolaborasi antara doa, relasi dan dukungan dari keluarga pastinya, ucap pria kelahiran Jero Beringkit Mengwi, 29 Desember 1983 ini. Tak hanya berhenti sampai disana, ia mengungkapkan motivasinya untuk mulai bekerja keras adalah datang dari orangtua khususnya ibu. Karakter beliau pun dikenal oleh lingkungan tempat tinggal merupakan sosok yang baik hati dan pandai dalam mendidik anak-anaknya, tak hanya melalui nasehat-nasehat, tapi juga perilaku nyata yang mereka tampilkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga : Mengenal Jati Diri Sebenarnya untuk Seimbangkan Hidup Secara Sekala Maupun Niskala
Selain sumber nafkah keluarga yang berasal dari ayah sebagai buruh, Sang Ibu yang berasal dari Jero Kauripan juga bekerja, dengan sebagai penjual kuir dan angsa di pasar beringkit, dimana Turah Agung Indra pun turut membantu. Menyaksikan secara langsung bagaimana ibunya bekerja, memotivasi dirinya sebagai sosok yang masih muda dan energik, untuk tak kalah bersemangat dalam bekerja. Maka setelah lulus SMA, ia lebih memilih langsung bekerja dan mencoba beberapa peluang yang dirasa mungkin ‘berjodoh’ dengannya.
Turah Agung Indra sempat mengutarakan keinginannya untuk bekerja di kapal pesiar dan polisi kepada orangtua, namun tidak mendapat izin, karena ia merupakan satu – satunya anak laki – laki dalam keluarga. Pasalnya pekerjaan tersebut pun rentan akan dipindahkan atau memang tidak berlokasi di Bali. Meski penolakan yang didapat, ia bukannya semakin kesal, justru semakin jengah. yakni mencoba berbisnis meski minim modal.
Saat ini bisnis yang digeluti Turah Agung Indra, ada iMax’Store, toko handphone beserta accesories-nya, terkadang ia juga masih sebagai calo jual beli kendaraan. Namun di saat ingin menseriusi jual beli tersebut, keberuntungan tak berpihak padanya, justru merugi. Akhirnya lebih memilih fokus pada bisnis seluler.
Sebelum mendirikan iMax’Store, terlebih dulu ada Agung Phone Shop yang didirikan oleh Turah Agung Indra dengan tampilan toko yang bisa dikatakan tidak seapik iMax’Store. Produk yang dijual pun mencakup seluruh merk handphone android dengan garansi resmi. Kemudian pada iMax’Store, dilihat dari namanya, tentunya menjual merk iPhone (Apple) dan dilengkapi dengan brand – brand yang men-support system produk asal Amerika tersebut.
Baca Juga : Menjadi Versi Terbaik Diri Sendiri, di Mana Pun Dalam Kondisi Apa Pun
Jatuh bangun sudah menjadi bagian dari perjalanan suatu bisnis, namun bagaimana bila hal tersebut menimpa pada tipe perfeksionis dan tertutup seperti Turah Agung Indra. Diungkapkan olehnya, ia sempat mengalami stress dan bingung dengan usahanya diambang penurunan drastis, menjadi pilihannya untuk mengeluarkan segala keluh kesahnya. Hanya kepada Ida Sang Hyang Whidi Wasa dan salah satu manisfestasiNYA, Dewi Laksmi dan Dewa Wisnu Narayana atau disebut juga Dewa Krishna, memohon tuntunan dan jalan keluar agar ia mampu secara perlahan mengobati kesusahan hatinya. Atas panggilan hati dan kesadaran diri sendiri, ia bersimpuh kehadapan beliau, memohon pencerahan atas kondisinya saat itu. Akhirnya turah Agung Indra Selalu bersyukur dan mencoba memperbaiki diri dengan berpuasa1 hari 1 malam tanpa makan dan minum di hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasiNYA.
Darisana kemudian Turah Agung Indra menjadi seorang full vegetarian dan astungkara berkat tekad dan ketulusannya, Turah Agung Indra mulai bangkit pelan – pelan. Terlepas dari wujud dan upaya yang ia lakukan, baginya yang terpenting adalah adanya landasan sebuah rasa dan keyakinan hati kepada Sang Pencipta yang akan memberikan pertolongan dan perubahan positif dalam hidupnya. Tanpa adanya keyakinan tersebut, segala kegiatan yang tertuju ke hadapan Sang Pencipta, akan terasa kurang bermakna. Jadi dimulailah untuk memperbaiki diri kita untuk menjadi sosok yang terus bertumbuh menjadi lebih baik untuk diri sendiri, keluarga, leluhur dan semesta. Jangan pernah mengabaikan rasa penuh syukur, karena hanya atas izin Beliau, kita masih diberi nafas untuk melakukan aktifitas dan segala rencana atas bimbinganNYA.
2 thoughts on “Berdoa dan Yakin Kepada Sang Pencipta, Akan Selalu Memberikan Jalan Cahaya”