Sempat Terpuruk, Kini Dibuktikan dengan Komitmen Bangkitkan KSU Asta Sari Sedana

Sempat Terpuruk, Kini Dibuktikan dengan Komitmen Bangkitkan KSU Asta Sari Sedana

Tantangan menjalankan usaha koperasi, realitasnya lebih kompleks dibandingkan jenis usaha lainnya, baik hadapi tantangan secara internal maupun eksternal. Dalam menghadapi keduanya, I Wayan Wijaya, selaku Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Asta Sari Sedana, membutuhkan persistensi berlandaskan kesadaran sebagai pelayan masyarakat yang amanah dan terpercaya, untuk terus bangkit dan memperjuangkan kesejahteraan khususnya seluruh anggota.

Pada Mei 2010, menjadi penanda sekaligus memproklamirkan I Wayan Wijaya sebagai Ketua dari KSU Asta Sari Sedana. Masuk ke fase selanjutnya, dalam waktu singkat koperasi yang berlokasi di Tegallalang, Gianyar ini, resmi berbadan hukum pada 28 Juli 2010. Namun, perjalanan koperasi tak selalu berjalan mulus, ironisnya pada tahun 2014 mengalami kolaps, karena salah menafsirkan salah satu pihak yang awalnya mengamalkan ide dan ilmu koperasi di masyarakat, tak seirama dalam prakteknya. KSU Asta Sari Sedana yang mempercayai dana likuiditas kepada pihak tersebut, pun nyatanya gagal mengembalikan dana dan koperasi terkena imbasnya.

Mengembalikan situasi koperasi kembali pulih, butuh waktu dan proses yang tidak sebentar. Dalam hal ini, Wijaya dan tim KSU Asta Sari Sedana seolah ‘lahir kembali’ dari nol. Mulai dari mengumpulkan dana koperasi, yang artinya mengembalikan kepercayaan anggota atau masyarakat untuk bergabung dengan koperasi, melalui daya sosialisasi yang terus dilakukan. Berangsur-angsur kegiatan tersebut dijalankan, imbang dengan kebijakan koperasi kepada anggota yang masih bisa mengajukan pinjaman maksimal Rp. 1 juta, kini koperasi kian bertumbuh dengan kepemilikan aset Rp 2,3 miliar.

Baca Juga : Kesungguhan Hati di Setiap Amanat, Cerminan Kesederhanaan dan Rendah Hati Sang Pemimpin Sejati

Selain Sisa Hasil Usaha (SHU) yang tiap tahun dibagikan, KSU Arta Sari Sedana juga mengucurkan dana sosial diantaranya dalam kegiatan keagamaan, donasi untuk anggota atau keluarga anggota yang sakit dan program tirta yatra. Komitmen dalam kontribusi ini, diharapkan bisa terus terealisasi sebagai bentuk terima kasih atas kepercayaan dan dukungan anggota maupun masyarakat, karena koperasi mampu eksis hingga sampai pada masa penghujung pandemi ini.

Semoga dengan sekian tantangan yang telah dilalui, menjadikan bahan evaluasi untuk mampu membawa koperasi berevolusi semakin progresif dan memperkuat komitmen melayani masyarakat. Karena kalau bukan dari badan keuangan koperasi yang paling strategis memahami lingkungan sosial masyarakatnya, siapa lagi.

Sudah sepatutnya “Koperasi” terus dioptimalkan keberadaannya dan masyarakat sebaiknya memberikan kesempatan dan apresiasi atas upaya salah satu masyarakat mereka telah bekerja keras membagi waktu dan perannya demi keberlangsungan koperasi. Ini bukanlah hal yang mudah, bahkan besar kemungkinan akan menemui tantangan-tantangan selanjutnya, yang tak lagi berskala nasional, tapi sudah mencakup global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *