Banyaknya masyarakat di daerah pedesaan yang tidak memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal, sehingga mereka tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan dasar seperti rekening tabungan, pinjaman dan asuransi.
Lembaga keuangan desa dapat membantu menjembatani kesenjangan ini dengan menyediakan layanan keuangan yang mudah diakses dan terjangkau yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di pedesaan. Dengan meningkatkan akses terhadap layanan keuangan formal, lembaga keuangan desa dapat berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan dan kapasitas perekonomian, mendorong pertumbuhan sektor usaha dan mendorong pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
Lembaga Perkreditan Desa/LPD yang ada di Bali dianggap sangat fundamental dalam menopang dan menumbuhkembangkan perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Lembaga keuangan dengan asas kegotong-royongan ini telah terbukti mengambil perannya dalam membantu pemerintah menyiasati pemerataan ekonomi demi terciptanya kesejahteraan bersama.
Hal itu juga yang menjadi landasan sosok putra daerah bernama I Wayan Daken dalam mengorganisir lembaga keuangan desa yaitu LPD Desa Adat Baluk. Diawali dengan niat bersama masyarakat di wilayahnya untuk membangun kesejahteraan ekonomi, maka LPD Desa Adat Baluk pun kemudian diwujudkan sebagai garda depan yang menggeliatkan intermdiasi keuangan masyarakat desa adat dengan asas kebersamaan.
Secara historis LPD Desa Adat Baluk telah berdiri sejak tahun 1990, pergantian demi pergantian kepengurusan juga menjadi proses pendewasaan laju lembaga ini, hingga pada tahun 2009 sosok I Wayan Daken kemudian diamanahakan krama untuk menahkodai laju lembaga keuangan ini yang diharapkan akan membawa semangat dan energi baru.
I Wayan Daken sendiri memang telah lama berkecimpung mengabdikan diri di dunia perbankan, ia merupakan pensiunan salah satu bank milik BUMN. Dengan niat me-ngayah untuk desa tercinta, I Wayan Daken kemudian memanfaatkan masa pensiunnya itu untuk menjalankan amanah masyarakat untuk membangun desa tercinta dengan sumber daya yang ia miliki.
Karena pada dasarnya LPD Desa Adat Baluk terbentuk dari gagasan bersama masyarakat yang mempunyai semangat untuk menggiring persatuan demi menunjang kegiatan-kegiatan desa dan juga untuk dapat menaik-tingkatkan basis ekonomi mandiri dan sumber daya yang ada.
Baca Juga : Entrepreneur Muda yang Berperan Mempromosikan Gaya Hidup Sehat Melalui Klinik “Fisioterapi Astina”
Kebutuhan dan tujuan bersama itulah yang kemudian memperkuat I Wayan Daken untuk turut terjun mengorganisir LPD Desa Adat Baluk. Baginya menjalankan LPD ini merupakan teritori sosialnya dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
Lewat tangan dingin I Wayan Daken, pembenahan demi pembenahan dari sistem pelayanan hingga program-program yang mengena bagi masyarakat diwujudkan dengan dinamis. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, ditambah dengan pelayanan yang baik dan regulatif, menjadikan animo masyarakat untuk turut serta tergabung dalam LPD Desa Adat Baluk kini semakin tinggi, seiring dengan pertumbuhan aset yang kian positif.
Terhitung telah 15 tahun I Wayan Daken memimpin laju pertumbuhan LPD Desa Adat Baluk. Berbicara tentang kunci suksesnya dalam membangun lembaga yang sehat, I Wayan Daken meyakini bahwa sikap komitmen dalam bekerja dan mau terus belajar adalah faktor utama dan modal penting dalam menjalankan kewajibannya, selain komunikasi dan sosialisasi yang baik. Sehingga dengan prinsip itu lembaga ini dapat menghadirkan program-program yang relevan dari waktu ke waktu.
Sinergi dan komunikasi antara pengurus, staff, krama bendesa adat selaku ketua badan pengawas internal dan para prajuru desa adat pun ia jalankan dengan transparan. Karena hal yang paling fundamental dalam menjalankan lembaga keuangan masyarakat adalah menyangkut komunikasi dan transparansi.
Tentu saja tantangan yang I Wayan Daken hadapi tidaklah mudah, namun dengan langkah unifikasi dan pendekatan komunikasi secara langsung akhirnya membuahkah kedekatan emosional yang memuncakkan kembali animo masyarakat.
Strategi ini juga digencarkan dengan sosialisasi tentang fungsi dan program-program LPD Desa Adat Baluk secara masif. Alhasil, lewat langkah itu lembaga ini dapat terus bergerak dinamis dengan proses yang organik.
I Wayan Daken meyakini bahwa hal tersebut dapat terjadi karena dalam setiap prosesnya lembaga ini harus terus beradaptasi mengimbangi isu-isu nasional dan perubahan prilaku masyarakat dari waktu ke waktu.
Sehingga dengan adaptasi juga lembaga keuangan desa ini dapat memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap segala perubahan yang terjadi, baik ditingkat domestik maupun nasional.
Tidak seperti lembaga keuangan lain, bagi I Wayan Daken LPD Desa Adat Baluk sebagai lembaga ekonomi sekaligus lembaga sosial dapat tumbuh berkembang dari potensi para masyarakat dan para anggota untuk turut menabung dan membangun sebuah ekosistem yang saling menguatkan, bersinergi memenuhi kesejahteraan dan kebutuhan bersama, murni dari desa untuk desa.
Sinergitas itulah yang terus digalakkan dengan optimal dalam pengelolaan LPD Desa Adat Baluk sehingga manajemen internal dapat tumbuh sehat dan efektif untuk meningkatkan kualitas kinerjanya.
Maka tak ayal langkah-langkah dan program yang dijalankan I Wayan Daken dalam membangun dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat itu membuahkan hasil berupa apresiasi dan kepercayaan seluruh lapisan masyarakat.
Alhasil lebih dari 3 dekade berjalan, LPD Desa Adat Baluk dapat terus eksis dan bertumbuh signifikan menjadi ekosistem pergerakan ekonomi di wilayah sekitarnya, sesuai dengan visi dan misi awal lembaga LPD ini dibentuk.
Dalam hal ini, prinsip yang diterapkan oleh I Wayan Daken adalah membangun pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pengembangan kapasitas yang mencakup kelembagaan, pendanaan dan juga pelayanan. Di samping itu adalah hal internal yang menyangkut efisiensi dan keterbukaan.
Baca Juga : “SIAP MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB” Rumah Sakit Mata Bali Mandara Siap Memberikan Pelayanan Terbaik
Transisi sistem konvensional menuju sistem yang telah terkomputerisasi pun menjadi manuver fundamental dalam menjalankan kinerja dan pengarsipan data, agar semuanya dapat tercatat sehingga transparansi pun akhirnya terwujud.
Semua kekuatan LPD Desa Adat Baluk sebagai lembaga intermediasi keuangan pada akhirnya menghulu pada perjuangan bersama untuk mencapai kesejahteraan dan kemajuan desa tercinta.
LPD Desa Adat Baluk yang sangat lekat dengan nilai-nilai sosial tentulah dalam perkembangannya harus beriringan dengan kehidupan sosial masyarakatnya.
I Wayan Daken terus mendorong LPD Desa Adat Baluk menggalakkan dana-dana sosial bagi anggota dan masyarakat banjar, terlebih untuk dana pembangunan infrastruktur, dana kedukaan dan dana untuk mengakomodasi kegiatan keagamaan dan kebudayaan, sehingga memang pertumbuhan lembaga ini tidak luput dari tujuan pendiriannya dan harapannya memang semua programnya akan selalu beriringan dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Hingga kini dalam menjalankan kinerja yang diamanahkan kepadanya, I Wayan Daken pun terus menstimulus gerakan ekonomi mandiri masyarakat desa, agar kreativitas akan maju beriring dengan peningkatan sarana, prasarana dan kemakmuran masyarakatnya.
Sehingga dengan karakter itu, sikap swadaya masyarakat dapat terbentuk secara organik dan condong untuk maju bersama membangun setiap lini industri dan sumber daya desa yang dimiliki.
Penguatan ekonomi dan pembangunan infrastruktur pedesaan tidaklah lepas dari peran serta lembaga keuangan desa yang turut serta berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan aktivitas ekonomi masyarakatnya.
I Wayan Daken meyakini lembaga seperti LPD Desa Adat Baluk menjadi lembaga keuangan paling esensial yang dapat menghasilkan aspek tujuan bersama dalam pengembangannya. Dalam proses pertumbuhannya tentu pengaturan dari segi internal turut menunjang skala pekerjaan agar semua perencanaan, target – target yang diinginkan dapat diwujudkan, serta juga dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan resiko agar dapat dilalui dengan baik.
Berbicara dinamisnya pertumbuhan LPD Desa Adat Baluk, maka tidaklah lepas dari penempaan hidup sosok I Wayan Daken yang turut membentuk karakter kepemimpinannya.
I Wayan Daken merupakan putra daerah tanah kelahiran Desa Adat Baluk, ia lahir di tengah keluarga yang amat sederhana. Ayahanda dan ibunda tercinta berprofesi sebagai petani dan pedagang yang harus mencukupi hajat hidup dan pendidikan kesembilan anak-anaknya.
Meski hidup serba pas-pasan, namun suri tauladan orang tuanya selalu gigih memperjuangkan kebutuhan pendidikannya, karenanya ia pun tumbuh dengan nilai-nilai kedisiplinan dan kegigihan.
Keadaan ekonomi keluarga yang tidak begitu baik tak membuatnya patah arang dan menjadi penghalang baginya untuk mempunyai landasan tekad yang kuat agar dapat mengubah garis takdir hidupnya dan keluarga.
Baca Juga : Lewat Tangan Kreatif Putu Mahendra Sukses Dorong Geliat Industri Pariwisata yang Bermanfaat Bagi Lingkungan
Sedari kecil memang I Wayan Daken telah bercita-cita untuk dapat bekerja di dunia perbankan. Maka untuk mencapai impiannya itu, I Wayan Daken melaksanakan dharmanya sebagai anak tertua untuk membantu memutar roda perekonomian keluarga agar dapat terus bersekolah.
Biasanya sebelum bersekolah I Wayan Daken dibekali setumpuk serabut kelapa untuk ia pikul dan dijual, dari hasil penjualan itulah ia dapat mencukupi hajat hidup dan pendidikannya. Kepanasan dan kehujuanan sudah menjadi hal biasa yang mewarnai hari-harinya. Bahkan seingatnya ada suatu masa ketika ia harus menukar serabut kelapa itu dengan sepotong roti untuk cukup mengisi perutnya.
Namun bagi I Wayan Daken lembar kehidupan masa kecil itu pula lah yang membentuknya menjadi seorang yang memiliki dorongan untuk memperoleh suatu tujuan. Memberikan nilai tambah baginya untuk terus memanfaatkan upaya, waktu dan kecakapan yang dimiliki untuk membuka satu demi satu pintu kesempatan yang diberikan Sang Maha Kuasa kepadanya.
Terbukti semangat dan kebulatan tekad yang dimiliki I Wayan Daken pada akhirnya dapat menghantarkannya menggapai apa yang ia impikan. Setelah menamatkan pendidikan formalnya, ia pun berkesempatan untuk bekerja mengabdikan diri di bank pemerintah yang menjadi titik balik hidupnya.
Alhasil nilai-nilai kegigihan dari perjalanan kehidupannya itulah yang kemudian mematangkan sikap positif dalam menjalankan kinerja yang diamanahkan kepadanya.
Dapat terus bermanfaat bagi lingkungkan sosialnya meski di masa pensiun, menjadi wujud dari rasa syukur I Wayan Daken sebagai upaya untuk terus menjalankan hidup sebaik-baiknya. Harapannya apa yang ia kerjakan saat ini akan dapat menjadi legacy bagi generasi penerusnya.
Lebih jauh LPD Desa Adat Baluk ditangannya terus berupaya mengurai kesenjangan dengan memberikan pinjaman terjangkau dan layanan keuangan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha mikro di pedesaan.
Hal ini pada akhirnya akan dapat membantu mendukung pertumbuhan dan pengembangan bisnis lokal, yang mengarah pada peningkatan peluang ekonomi dan peningkatan penghidupan masyarakat di desanya.
Peran lembaga LPD Desa Adat Baluk dalam pemberdayaan ekonomi telah terdokumentasi dengan baik, akses terhadap kredit dan layanan keuangan telah dirasakan manfaatnya bagi masyarakat desa adat untuk mencapai kemandirian ekonomi yang lebih besar.