UD. Bhuana Rahayu Bangunan Petik Hasil Maksimal dengan Bermodal  Kepercayaan dan Pengalaman

UD. Bhuana Rahayu Bangunan Petik Hasil Maksimal dengan Bermodal Kepercayaan dan Pengalaman

Kepercayaan adalah modal sosial yang didefinisikan sebagai praktik-praktik sosial dan merujuk pada konektivitas antar individu, jaringan sosial, norma-norma keberhubungan dan kesaling-percayaan yang terbangun antar individu, sehingga terjalin kerjasama yang saling menguntungkan, untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial juga dipahami sebagai pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki bersama oleh komunitas, serta pola hubungan yang memungkinkan sekelompok individu melakukan satu kegiatan yang produktif. Hal ini pula yang menjadi bagian dari usaha awal dari I Nengah Widana untuk memulai membangun sebuah usaha. Dengan bermodal kepercayaan dan pengalaman, kini usaha yang mentereng dikenal banyak pihak dengan nama UD. Bhuana Rahayu Bangunan masih eksis menjawab kebutuhan bahan bangunan masyarakat di wilayah Kabupaten Bangli.

Memulai suatu bisnis yang sukses akan menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk dilakukan. Namun, bila berhasil, hal ini bisa menjadi sesuatu yang dapat memberikan kepuasan tersendiri sebagai bagian dari pencapaian hidup. Tak ubahnya modal, niat dan usaha tentu harus jalan beriringan sebagai fondasi yang kuat. Memahami situasi itu, I Nengah Widana pun mesti mencari banyak cara untuk memulai bisnis. Tentunya, hampir semua orang pernah memiliki ide bisnis di masa tertentu dalam hidup. Dan memulai yang sebenarnya bisa menjadi suatu tantangan tersendiri. Dan pria yang akrab disapa Daplong ini perlahan mulai mengikuti beberapa prinsip pokok dalam berbisnis yang tentu akan memperbesar peluang untuk bisa meraih kesuksesan.

Daplong banyak menceritakan tentang perjalanan panjang dalam menata langkah menahkodai bisnisnya. Saat ditemui, Daplong mengaku bahwa usaha tersebut ia bangun dengan semangat yang besar. Meski bermodal Tabungan uang seadanya, ia sangat yakin dengan rencananya itu. Semuanya bermula dari pengalaman panjang saat Daplong mulai nekat untuk menghabiskan masa muda dengan bekerja. Pilihan hidup yang tentu sangat berbeda dengan kebanyakan anak muda di masa itu. “Saya putus SMA Tahun 2003 dan pergi merantau ke kota Bangli naik angkutan umum dan saya mendapat pekerjaan di salah satu konter HP. Saya bekerja disana selama 10 tahun. Saya jarang pulang ke kampung karena kendala transportasi, akhirnya setalah bekerja selama 5 tahun saya mampu kredit motor untuk bisa bolak balik ke kampung,” kenang Daplong.

Semangat untuk belajar mengenal hal yang baru, tidak berhenti sampai disitu. Mengelola keuangan dengan teratur dan hidup mandiri sudah mulai ia terapkan dalam kesehariannya. Dengan tekad yang bulat, ia memilih beradu nasib dengan ranah pekerjaan yang lain. Daplong pun diterima untuk bekerja di salah satu toko bangunan. Di tempat barunya itu, ia mulai belajar banyak hal. Kali ini ayah dua anak tersebut diam-diam bekerja sambil belajar tentang manajemen pengelolaan usaha toko bangunan. Mulai dari ragam kebutuhan pembeli hingga jenis-jenis barang yang mesti dijual. Menurut Daplong, proses belajarnya itu selama kurang lebih 2 tahun. “Jujur saja, berawal dari karyawan yang bekerja di toko bangunan ini, saya mendapatkan banyak pembelajaran baik tentang manajemen. Tidak hanya itu, support dari teman-teman pun sangat membantu selama proses belajar,” ungkap Daplong dengan sedikit tersenyum.

Baca Juga : “Perjalanan Gemilang LPD Desa Adat Peminge” Lahir Dari Kondisi Sulit Hingga Bisa Berkontribusi Kepada Krama dan Pembangunan Desa Adat

Di tengah perjalanannya sebagai anak muda yang sedang menata karir untuk mampu hidup mandiri dengan tingginya kebutuhan hidup, pria kelahiran Banjar Bungkuan, Bangli 6 Agustus 1987 itu menemukan tambatan hati. Perjumpaannya dengan sosok Ni Nyoman Putriasih, perempuan muda yang kini menjadi istri Daplong, kian melengkapi hidup tuk mengisi kekosongan hati. Hidup bersama dan memilih menikah di tahun 2013, Daplong mulai termotivasi untuk mencoba merancang sebuah konsep bisnis. Saling mendukung dan berdiskusi bersama, akhirnya membulatkan tekad mereka untuk Kembali ke kampung halaman dan mulai membuka usaha kecil-kecilan di tahun 2015. “Tahun 2015 saya pulang kampung, darisanalah saya belajar untuk membuka usaha kecil-kecilan bersama istri saya,” ujar Daplong. Ayah dua anak ini pun memulai usaha tidak jauh berbeda dengan kerja yang pernah ia jalani sebelumnya di toko bangunan.

Daplong meyakini, perekat sosial yang ia jalin sejauh ini terlahir dari interaksi sosial dan ikatan-ikatan emosional yang menyatukannya untuk mencapai tujuan bersama, yang kemudian menumbuhkan kepercayaan. Ia pun mengandalkan modal tersebut untuk memulai bisnis serta menerapkan kepatuhan pada norma-norma kerja profesional dan jejaring sosial lainnya yang mampu meningkatkan efisiensi kinerja. Baginya, hal itu merupakan elemen penting dari modal sosial yang ada dalam usahanya. Daplong akhirnya diberi kepercayaan sebagai supplier bahan bangunan yang ragam item-nya sesuai kebutuhan masyarakat sekitar. “Saya mulai meniti karir sebagai supplier dan tentu berkat support kawan-kawan yang pernah saya jumpai selama bekerja. Semua itu saya dapatkan bermodal kepercayaan, sehingga bisa berkembang sampai seperti ini,” ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, kehadiran usaha toko bangunan yang mereka namai UD. Bhuana Rahayu Bangunan, mulai di kenal banyak pihak. Daplong mengaku, bahwa ada banyak kendala saat memulai usaha ini. Akan tetapi, dengan upaya membangun kedekatan bersama relasi, semuanya mampu ditangani. Hingga sekarang Daplong bersama sang istri mengekspansi usahanya ke bidang fashion dengan membuka sebuah toko fashion yang diberi nama “Rahyudha Collection“. “Saya dipercaya untuk menjual barang tanpa dibayar di muka. Jika barang habis saya bayar. Begitu seterusnya dan terus berkembang. Untuk bisa dipercaya pun hanya satu kuncinya, yaitu jujur. Kejujuran adalah yang utama. Kalau punya uang, ya langsung dibayar. Tapi kalau belum ada, katakan untuk ditunda bayarannya,” jelas Daplong dengan sedikit tersenyum. Hingga kini, UD. Bhuana Rahayu Bangunan telah menyerap cukup banyak tenaga kerja. “Saya punya karyawan 9 orang, 7 orang di toko bangunan dan 2 orang untuk melayani di toko fashion. Ya, sedikit tidaknya dengan usaha ini saya bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain,” ujar Daplong.

Pencapaian hidup yang telah dirasakan Daplong tentu bukan lah sebuah sesuatu hal yang mudah. Ada banyak penempaan hidup yang akhirnya tanpa disadari membentuk karakter Daplong untuk bisa hidup mandiri. Salah satu penempaan hidup yang tak ia pungkiri adalah dari pola asuh serta didikan kedua orang tua semasa kecilnya. Daplong terlahir ditengah keluarga kurang mampu. Ia di besarkan oleh kedua orang tua yang menjalani pekerjaan sehari-hari sebagai petani. Situasi yang jauh berbeda dengan anak-anak seusianya. Di sela rutinitas sekolah, Daplong mesti ikut membantu pekerjaan orang tua. Tidak hanya di kebun, namun juga pekerjaan-pekerjaan di rumah. Sayangnya, Daplong tidak menamatkan pendidikan sekolah menengah atas karena terkendala biaya. Namun meski demikian, kondisi itu tidak mematahkan niat dan semangatnya untuk bekerja. Pelajaran penting yang selalu diingat oleh Daplong dari kedua orang tua, yaitu bersikap jujur dan selalu mengingatkannya untuk tidak melakukan hal yang buruk.

Baca Juga : Tekun Menjadi Modal Berharga Merubah Nasib Menjadi Lebih Baik dari Sosok Owner UD. Bumi Lestari

Pesan yang menurut Daplong selalu menjadi alarm semasa menjalankan setiap usaha dan kerja-kerjanya. Terlebih, pengalaman hidupnya yang begitu dekat dengan sosok Ibu. Dari beliau, aku Daplong, nilai hidup dari kesederhanaan menghantarkan banyak nilai hidup yang berarti. Sehingga tak heran apabila pelajaran hidup dari keluarga yang telah ia alami semasa hidup turut menjadi motivasi besar untuk terus bekerja dan berupaya hadir menjadi oase bagi banyak pihak. “Kalau ditanya, siapa yang memberikan semangat atau motivasi saya dalam hidup, tentu pertama adalah orang tua dan juga keluarga kecil saya, terutama istri. Bahkan saya dikaruniai dua anak, tentu hal itu suatu motivasi yang sangat besar. Support teman-teman, semangat dari keluarga dan doa orang tua tentu sangat luar biasa. Sehingga saya memiliki energi untuk terus bekerja. Dan akhirnya bahwa, proses tidak pernah mengkhianati hasil,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Daplong tidak menampik jika peran sang istri turut memberi dukungan yang luar biasa. Dengan dorongan dari orangtua dan keluarga, membuat Daplong merasa “jengah” yang selalu dianggap lemah oleh orang lain, dirinya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas diri untuk bisa menjaga apa yang telah ia bangun untuk keluarga tercinta. Daplong juga berharap dari sisi usaha yang ia geluti, selain bisa menjawab kebutuhan Masyarakat, bisnis UD. Bhuana Rahayu Bangunan dan Rahyuda Collection bisa memberi dampak baik kepada orang lain. Khususnya di bidang lapangan pekerjaan. “Pastinya Istri saya yang paling gigih untuk menemani. Ketika sudah punya anak apalagi, ia selalu mendorong semangat dan serius bekerja setiap harinya,” tutup Daplong.

Sementara itu, Ni Nyoman Putriasih yang juga sempat diwawancarai ini mengatakan bahwa bentuk perhatian serta dukungan ke suami tentu sudah menjadi sebuah keharusan. Sebab, selain turut merasakan jerih payah dan kerja keras dalam membangun bisnis dari nol, mereka mesti mampu menjadi “terang” dan bermanfaat bagi orang lain. “Intinya support ke suami dan tentunya do’a mesti dan harus dilakukan. Menciptakan suasana yang harmonis, memberi perhatian dan pengertiaan tentu cara paling sederhana untuk mendukung suami. Karena memang, sosok suami memang pekerja keras. Hampir setiap hari waktu dihabiskan untuk bekerja. Jadi, dorongan saya untuk selalu menemani dan mendukung kehidupan,” imbuh Ni Nyoman Putriasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *