Koperasi merupakan sebuah lembaga yang sangat vital dalam menaiktingkatkan perekonomian desa dan wilayah. Jalannya koperasi juga berlandaskan dengan asas kekeluargaan yang memfokuskan gerakan dan programnya untuk kesejahteraan bersama, bisa dibilang dari anggota untuk anggota. Sehingga dengan terciptanya fasilitas intermediasi ekonomi, maka manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Koperasi Unit Desa memang dibentuk sebagai tonggak yang mendorong laju pengembangan usaha masyarakat dan industri yang berjalan dengan sumber daya yang ada, salah satunya Koperasi Unit Desa Denbantas.
Hal itu juga mendasari sebuah lembaga koperasi desa bernama KUD Denbantas yang hadir di tengah masyarakat dengan lebih dari 2700 anggota aktif, maka perannya dalam mendongkrak perekonomian juga industri mikro yang bertumbuhan di desa pun menjadi bukti substansial yang menjadikan kredibilitas KUD Denbantas sudah tidak diragukan lagi.
Dapat terus bertumbuh dengan hasil yang optimal juga seiring dengan SDM dan kinerja tim yang kuat dalam pengorganisirannya. Dalam hal ini maka sosok manajer koperasi bernama I Made Caturyasa lah sebagai garda depan yang menahkodai dinamisnya laju kinerja KUD Denbantas, sehingga dapat terus mampu mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga pemacu gerakan ekonomi masyarakat.
Menurut I Made Caturyasa, hadirnya KUD Denbantas ditengah masyarakat sejak tahun 1974, pada dasarnya merupakan langkah masyarakat desa untuk dapat mandiri dengan kearifan lokal dan sumber daya yang ada, sehingga tumbuhnya KUD Denbantas juga sudah pasti sejalan dengan bergejolaknya perkonomian dan berkembangnya usaha masyarakat wilayahnya.
Baca Juga : Kembali Dari Nol, Demi Mencapai Satu Visi Misi Mensejahterakan Ekonomi Krama Desa Adat Timbrah
Sejalan dengan tujuan dan niat KUD Denbantas untuk turut memajukan desa, menuntun sosok I Made Caturyasa akhirnya turut masuk berperan mengembangkan lembaga ini yang dimulainya pada awal tahun 1980an sebagai staf akuntansi di koperasi ini. Sejak awal, I Made Caturyasa melaksanakan kinerja dan amanah yang dipercayakan kepadanya dengan niat untuk membantu dan mengabdikan diri kepada desa.
Hingga saat ini pun ketika ia melaksanakan darmanya sebagai sosok yang memimpin jalannya lembaga keuangan masyarakat ini, I Made Caturyasa selalu berpegang teguh kepada kebijakan dan pengaturan yang berfokus menghadirkan program yang condong untuk mendukung dan menyokong masyarakat desa untuk dapat memiliki motor penggerak ekonominya secara mandiri.
Dalam menjalakan programnya I Made Caturyasa meyakini bahwa sosialisasi dan interaksi langsung dengan masyarakat merupakan hal yang sangat fundamental. Dalam hal ini I Made Caturyasa mengatakan bahwa silahturahmi dan pendekatan emosional yang dilakukan secara berkelanjutan menjadi tahap awal penting pengenalan fungsi lembaga kemasyarakatan ini.
Terbukti lewat tangan dinginnya, manuver dan skema yang dijalankan Koperasi Unit Desa Denbantas berhasil mendapatkan kepercayaan dan dukungan penuh dari masyarakat. Sehingga dengan integritas itu KUD Denbantas dapat terus meraksasa dan terus bergerak dengan pelayanan optimal.
Resiko saat membangun sebuah lembaga pastilah akan selalu ada, ibarat pribahasa “Semakin tinggi pohon, semakin lebat buahnya dan semakin kencang juga angin yang menerpanya”, pepatah itu seperti kehidupan yang mungkin pernah semua orang rasakan, semakin kita tumbuh dewasa, maka semakin banyak pula pelajaran dan pengalaman yang kita dapat, begitupun juga dengan ujiannya.
Berbicara tentang kunci suksesnya dalam menjalakan suatu lembaga, I Made Caturyasa meyakini bahwa sikap komitmen dan konsisten terhadap pekerjaan adalah faktor utama yang menjadi modal penting dalam menjalankan kewajibannya, sehingga dapat terus tangguh, walau diterpa naik turun dan jatuh bangun di dalam prosesnya.
Selain itu, I Made Caturyasa sangat meyakini bahwa semua program lembaga ini dapat diwujudkan dan berjalan dengan adanya rasa saling meyakini dan memiliki, serta kerjasama yang kuat antara lembaga, masyarakat dan juga perangkat pemerintahan desa.
Pada kenyataannya menjalankan amanah memang tidak semudah apa yang dibayangkan, ada banyak pengorbanan yang harus dilakukan. Mulai dari pengorbanan waktu, hingga pikiran yang dituntut harus selalu fokus. Karena itulah, setiap pemimpin memerlukan landasan sikap konsistensi dan kejujuran dalam mengembangkan suatu lembaga yang dipegangnnya.
Membicarakan menggeliatnya pertumbuhan KUD Denbantas, tak lengkap rasanya jika tidak membahas penempaan karakter sosok di balik KUD Denbantas ini. I Made Caturyasa merupakan putra daerah Desa Wanasari, Tabanan. Ia tumbuh dan dibesarkan oleh sosok single fighter ibunda yang telah ditinggalkan almarhum ayahanda tercinta saat ia masih belia. Profesi ibunya adalah petani penggarap ladang yang harus mencukupi hajat hidup kelima anaknya.
Baca Juga : Mengasah Ilmu Komunikasi Dengan Bertemu Banyak Orang dari Berbagai Latar Belakang
Dengan keadaaan ekonomi yang serba pas – pasan, maka sedari kecil I Made Caturyasa telah ditatar untuk mempunyai sikap kemandirian dan disiplin dari suri tauladan ibunda tercinta. Hari – harinya pun hanya dipenuhi seputar aktivitas untuk membantu ibunya memutar roda perekonomian keluarga dengan turut serta membantu ibunya bekerja di ladang.
Sosok ibunda tercinta baginya adalah sosok ‘Real hero in the real life’ yang sangat pekerja keras. Baginya apapun yang dikerjakan ibundanya dahulu hanyalah untuk dapat memenuhi hajat hidup dan pendidikan anak-anaknya saja.
Maka untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan lain yang lebih dari itu, anak – anaknya pun diajarkan untuk dapat hidup mandiri sejak dini agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Mungkin hal itu juga yang menjadi suri tauladan I Made Caturyasa hingga sekarang tak pernah mengeluh dengan lika – liku dan naik turun perjalanan hidup yang dijalankannya.
Karena baginya bekerja keras adalah hal yang telah biasa dilaluinya sejak kecil dan telah menjadi prinsip dasar hidupnya untuk tidak bergantung kepada orang lain dan percaya akan kemampuan diri sendiri untuk dapat mengubah garis takdir hidup dirinya dan keluarganya.
Siapa yang menyangka keterlibatannya dalam membangun sebuah Lembaga Koperasi Unit Desa yang dahulu masih dipandang sebelah mata, kini dapat membuahkan hasil yang maksimal. Sehingga memang dedikasi, antusias dan semangat merupakan nilai penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap orang, agar semua yang dikerjakan dapat menjadi semakin bermanfaat.
Hidup merupakan pilihan dalam bersikap. Jika kita mau memiliki, memelihara dan membangun sikap dan antusiasme yang tinggi, maka bagaimanapun keadaan, keterpurukan, penderitaan atau beratnya beban hidup dalam menjalankan lembar demi lembar perjalanan hidup akan bisa dilalui dengan sukacita yang menjadikan setiap momen itu sebuah pelajaran berharga sebagai bekal untuk dapat menjalankan hari esok yang lebih baik lagi.
2 thoughts on “Kredibilitas Seorang Anak Sawah Dalam Melaksanakan Darmanya Untuk Kemajuan Koperasi Unit Desa Denbantas Tercinta”