Tanpa perlu ditutupi – tutupi dan berbicara apa adanya, I Nyoman Aryantha mengungkapkan ia lahir di tengah keluarga petani dengan kepemilikan lahan yang sukses, hingga memiliki tiga tempat tinggal yang berbeda. Karakter kerja keras orangtua tersebut pun menurun kepadanya, tersorot dari pengalaman yang tak terlupakan saat usianya masih belia ialah senantiasa ikut pergi membantu mereka di sawah. Yang dilakoni tanpa mengenal gengsi, terlebih menginjak usia remaja yakni sampai tamat SMA.
Pria asal Banjar Bayad, Kabupaten Gianyar ini, kemudian melanjutkan kuliah keguruan di Malang, setelah tamat ia kemudian diterima sebagai guru di SMP Negeri 2 Tegallalang. Di samping jadi guru, Aryantha mulai tertarik mencoba sebuah skill yang rata-rata ditekuni bukan orang lokal. Ia terinspirasi oleh mereka yang bekerja keras, meski di atas lahan usaha dengan luas yang seadanya. Wiraswasta yang dilirik Aryantha saat itu ialah sablon baju dan pembuatan plat kendaraan. Apa yang ia lakukan pun tak serta merta untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan ingin meningkatkan skill anak muda di komunitasnya.
Baca Juga : “Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia” Belajar Dari Sebuah Seni Untuk Menjalani Hidup Multidisiplin
Aryantha pun membeli perlengkapan dan bahan untuk mengimplementasikan usahanya tahun 1979 dan mempekerjakan beberapa anak muda. Seiring usia yang bertambah, usaha itu kini digarap oleh anak-anaknya, sedangkan dirinya tak lantas berdiam diri begitu saja. Karena sudah terbiasa aktif bekerja sejak remaja, ia terpanggil bersama rekan-rekannya untuk merintis badan usaha koperasi.
Berkat ada di lingkungan yang positif dan terarah menata masa depan, Aryantha bersama rekan-rekannya, salah satunya sang Manajer, I Nyoman Sukamba pun mewujudkan koperasi berplang nama “Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kerta Bhakti Asih pada tahun 2001. Diungkapkan oleh Sukamba, bahwa diantara mereka tak memiliki basic dalam disiplin ilmu ekonomi, hanya pengalaman bisnis yang membuat mereka cukup percaya diri untuk merintis lembaga ekonomi satu ini.