Bermula dari I Kadek Semardana bekerja di perusahaan konsultan, namun pembayaran gaji yang seharusnya diterima tidak menentu, bisa mengalami keterlambatan hingga enam bulan. Dari kondisi tersebut, pria kelahiran Klungkung 22 Agustus 1985 ini, bersama 25 rekannya di konsultan memiliki ide merintis sebuah koperasi pada tahun 2011 dengan modal Rp. 5 juta/orang hingga terkumpulkan modal sebanyak Rp. 125 juta. Upaya ini pun disambut hangat dengan syarat jumlah peminjaman minimal Rp. 3 juta. Seiring berjalannya waktu, masyarakat di luar perusahaan pun mulai mempercayai koperasi yang bernama “Koperasi Simpan Pinjam Sunari Jaya” sampai kini di usia 11 tahun.
Kondisi secara fisik, dulunya KSP Sunari Jaya belum memiliki bangunan seperti sekarang ini. Awalnya masih menyewa tempat, dengan luas yang hanya 3×4 m di Desa Kamasan. Desa tersebut terpilih pun karena sudah cukup dikenal oleh masyarakat, sehingga mudah menginformasikan lokasinya.
Baca Juga : Terus Bergerak Masif Membentuk Lingkungan Masyarakat yang Produktif
Sebagai mantan karyawan konsultan, bisa dikatakan dalam hal komunikasi, pria asli desa Gelgel ini, cukup expert dalam skill tersebut, relasi yang dimiliki pun hampir ada di seluruh kabupaten di Bali. Ia pun mulai memasarkan salah satu produk dari koperasi yakni deposito kepada para relasinya tersebut. Tak hanya relasi kerja, keluarga, circle pertemanan juga tak luput dari target pengoptimalan, demi mengembangkan Koperasi Sunari Jaya. Dari upaya tersebut, koperasi pun kian dikenal dan menarik perhatian masyarakat. Perekrutan dua orang karyawan pun mulai dilakukan, yang bertugas di lapangan dan operasional kantor.
Berjalan tiga tahun, KSP Sunari Jaya yang terdiri atas berbagai latar belakang profesi, seperti di bidang perbankan, dosen dan guru ini, mulai memperlihatkan keseriusannya dalam melayani anggota koperasi dengan menjalankan operasional secara profesional. I Kadek Semardana sebagai pendiri pun pada tahun 2015, melepaskan posisinya di perusahaan dan totalitas menggarap KSP Sunari Jaya.
Melihat tak sedikit kondisi koperasi simpan pinjam yang banyak tumbang di masa pandemi, KSP Sunari Jaya pun sempat prihatin dan dibuat kalang kabut. Namun berkat dukungan dan bimbingan dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Klungkung, terkait dengan dana – dana likuiditas yang sangat diperhatikan, yang salah satu fungsinya sebagai antisipator dana apabila ada kebutuhan yang mendadak dari anggota koperasi. Astungkara, sampai saat ini dengan ketersediaan dana tersebut, pada tahun 2021 KSP Sunari Jaya, tergolong dalam kategori penilaian badan pegelolaan keuangan yang sehat.
Baca Juga : Mencapai Asa Dengan Sikap Antusias dan Pola Pikir Terbuka
Selain inovasi produk yang ditawarkan meliputi, produk Sitampi (Simpanan Tabungan Impian), Sitaharu (Simpanan Hari Tua), Sitasurya (Simpanan Anggota Sunari Jaya), Sitapel (Simpanan Tabungan Pelajar), Pinjaman Perisai, dan Tabungan Perisai. Dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, KSP Sunari Jaya memperoleh subsidi program aplikasi mobile selama satu tahun, sekaligus sebagai koperasi pertama di Klungkung yang menerima dana tersebut, di tahun 2020. Atas kombinasi pelayanan manual dan digitalisasi ini, diharapkan semakin menambah kepercayaan para anggota KSP Sunari Jaya, seiring kemudahan anggota dalam mengakses informasi saldo, pembayaran, maupun pembelian secara digital. Kedepannya semoga pencapaian ini bisa dipertahankan dan lebih bisa berkembang, terutama dalam memberikan benefit dari KSP Sunari Jaya kepada para anggota.