Hidup adalah pilihan, termasuk dalam bersikap. Jika kita mau memiliki, memelihara dan membangun sikap dan antusiasme yang tinggi, maka bagaimanapun keadaan, keterpurukan, penderitaan atau beratnya beban hidup dalam menjalankan lembar demi lembar perjalanan hidup akan bisa dilalui dengan tarian sukacita yang menjadikan setiap momen itu sebuah pelajaran berharga sebagai bekal untuk dapat menjalankan hari esok yang lebih baik lagi.
Hal itulah yang menjadi pijakan dan landasan hidup sosok bersahaja pimpinan LPD Desa Adat Komala bernama I Ketut Mangku, S.Pd. Sikap itu juga yang terus ia pegang dalam mengemban amanah sebagai pimpinan suatu lembaga kemasyarakatan yang ia jalankan. Alhasil dengan semangat kegigihan yang melebur dengan doa, lewat tangan dinginnya kini LPD Desa Ada Komala dapat menjalankan perannya secara penuh sebagai bahan bakar melesatnya kemajuan infrastruktur dan perekonomian desa, sesuai dengan tujuan awal LPD Desa Adat Komala dibentuk.
Baca Juga : Terus Bergerak Masif Membentuk Lingkungan Masyarakat yang Produktif
Lembaga Perkreditan Desa / LPD Desa Adat Komala berdiri pada tahun 1991, kala itu memang lembaga ini bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi pedesaan, agar dapat menciptakan kesempatan yang setara bagi kegiatan usaha masyarakat tingkat desa.
Untuk meningkatkan tingat kemandirian desa secara otonom, maka LPD Desa Adat Komala pun menjadi suatu lembaga yang hadir di tengah masyarakat dengan niat dan semangat untuk menggeliatkan perekonomian desa dengan asas kebersamaan. I Ketut Mangku adalah angkatan pertama yang mengelola lembaga baru yang hadir di tengah masyarakat ini.
Untuk menjalankan tanggung jawab itu, ia pun kemudian mendapat berbagai program penyuluhan dan penataran yang menjadi bekal penting untuk mengelola lembaga ini. Di awal memimpin, hal yang menjadi kendala tentunya terletak pada sosialisasi kepada masyarkat yang masih sangat awam dengan keberadaan LPD.
Akan tetapi I Ketut Mangku meyakini dengan kerjasama yang kuat antara lembaga, krama dan juga jajaran pemerintah desa, maka lambat laun sinergitas yang dimiliki itu menjadikan LPD Desa Adat Komala semakin kokoh dan dapat melalui fase kritis itu. Memang program sosialisasi terkesan sangat mudah dan enteng, namun jika tidak dijalankan dengan strategi yang jitu, maka banyak dari lembaga baru yang hadir ditengah masyarakat tidak mendapat respon yang positif, alhasil hal itu menjadi faktor krusial, yang juga menjadi faktor penentu lembaga kemasyarakatan ini dapat berjalan.
Resiko saat membangun sebuah lembaga pastilah akan selalu ada, ibarat pribahasa “Semakin tinggi pohon, semakin lebat buahnya dan semakin kencang juga angin yang menerpanya” pepatah itu seperti kehidupan yang mungkin pernah semua orang rasakan, semakin kita tumbuh dewasa, maka semakin banyak pula pelajaran dan pengalaman yang kita dapat, begitupun juga dengan ujiannya.
Tapi kita akan selalu berada di posisi yang stagnan apabila selalu menghindari resiko yang ada, lebih jauh sebagai seorang pemimpin, I Ketut Mangku harus bisa mengambil sikap untuk bergerak dinamis dengan menghubungkan keadaan sekitar dan apa yang dibutuhkan. Setelahnya ia bermanuver, menata sistem kerja dan program untuk meningkatkan kualitas dan fungsi agar layanannya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Ditanya kunci sukses dalam menjalankan programnya, I Ketut Mangku megatakan bahwa ia terus mengikuti perkembangan yang ada, dengan itu kebutuhan para nasabah pun akan terpenuhi. Terlebih di era digitalisasi yang semakin cepat sekarang ini, LPD Desa Adat Komala pun terus bergerak progresif mengimbangi sistem informasi yang semakin cepat dengan mewujudkan sistem digitalisasi yang terpadu, agar dapat memberikan kemudahan bagi pelayanan, juga membantu kinerja dan pendokumentasian agar lebih taktis.
Baca Juga : Berbelanja Atau Menyewa Kebutuhan Kebaya dan Aksesorisnya Cukup di Satu Tempat
Hingga sekarang, dengan sistem yang telah terdigitalisasi manajemen dapat lebih terbantu dalam hal pengorganisiran dan krama pun dapat memantau setiap informasi di dalam genggaman. Layanan yang bermutu pun terus ditingkatkan, sehingga seiring berjalannnya waktu, perlahan tapi pasti LPD Desa Adat Komala mendapatkan apresiasi tinggi secara organik dari masyarakat.
Alhasil sejalan dengan kemajuan yang signifikan dari tahun ke tahun, kini LPD Desa Adat Komala dapat beroperasi dengan gedung milik sendiri.
Berbicara tentang menggeliatnya pertumbuhan LPD Desa Adat Komala, tak lengkap rasanya jika tidak membahas penempaan karakter sosok I Ketut Mangku.
I Ketut Mangku, S.Pd merupakan putra daerah yang terlahir dari keluarga petani sederhana. Dengan keadaan ekonomi yang serba pas-pasan, maka sedari kecil ia telah ditatar untuk mempunyai sikap kemandirian dan disiplin dari orang tua tercinta.
Sedari kecil memang I Ketut Mangku terkesan sebagai sosok anak yang aktif dan imajinatif. Meskipun nilai akademisnya tidak terlalu bagus, namun ia mempunyai pikiran yang lebih luas dibanding anak – anak seusianya. Betapa tidak, saat masih duduk di sekolah dasar, banyak anak-anak ketika ditanya soal cita-cita pasti pada umumnya akan menyebut ingin menjadi seorang polisi, atau mungkin seorang dokter.
Namun I Ketut Mangku punya pernyataan dan jawaban sendiri, ketika ditanya prihal cita – cita, ia ingin sekali merasakan menjadi tukang patri atau tukang servis perabotan rumah tangga, atau ia ingin menjadi sosok tukang sol sepatu. Hal ini mungkin terkesan lucu dan aneh bagi sebagian orang, tapi jika ditelaah lebih jauh, I Ketut Mangku punya alasan tersendiri kenapa memilih cita-cita tersebut.
Alasanya karena ia melihat sendiri jika orang – orang kelas bawah yang menjalankan profesi seperti itu, di matanya terkesan orang yang sangat menikmati hidup dengan semua kesederhanaan yang ada, mereka adalah orang – orang sangat berbahagia, kaya akan kebahagiaan. Dan bukankah setiap insan di dunia ini bahkan orang paling kaya sekalipun memiliki tujuan untuk menjadi bahagia, analogi itulah yang kemudian menjadi bentuk atau sikap cara pandang I Ketut Mangku yang membuatnya sangat berbeda dengan anak – anak lain seusianya.
Baca Juga : Pertahankan BPR Parasari yang Sehat Secara Finansial, Struktural dan Fungsional
Sosok kedua orang tua tercinta baginya adalah sosok yang sangat pekerja keras, baginya apapun yang dikerjakan orang tuanya dahulu hanyalah untuk dapat mencukupi hajat hidup dan pendidikan anak-anaknya saja.
Maka untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan lain yang lebih dari itu, anak – anaknya pun diajarkan untuk dapat hidup mandiri sejak dini agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Mungkin hal itu juga yang menjadi suri tauladan I Ketut Mangku hingga sekarang tak pernah mengeluh dengan lika – liku dan naik turun perjalanan hidup yang dijalankannya, karena baginya bekerja keras adalah hal yang telah biasa dilaluinya sejak kecil, telah menjadi prinsip dasar hidupnya untuk tidak bergantung kepada orang lain dan percaya akan kemampuan diri sendiri untuk dapat mengubah garis takdir hidup dirinya dan keluarganya.
Rencana Tuhan memang kadang tak terduga. Manusia hanya dapat melihat dan merasakan yang mungkin tampak menyedihkan saat ini. Namun dengan kehendak Tuhan, mungkin hal ini hanya merupakan permulaan dari suka cita yang tak pernah terbayangkan untuk setiap insan yang selalu berteman dengan kegigihan.
Siapa yang menyangka keterlibatannya dalam membangun sebuah Lembaga Perkreditan Desa / LPD yang dahulu masih dipandang sebelah mata, kini dapat mebuahkan hasil yang maksimal. Sehingga memang dedikasi, antusias dan semangat merupakan nilai penting yang harus ditanamkan dalam diri setiap orang, agar semua yang dikerjakan dapat menjadi semakin bermanfaat.
Dari perjalanan I Ketut Mangku menjalani hidup dan menghidupi geliat pertumbuhan desa tercinta. Kita belajar bahwa hidup bukanlah sekedar hidup, namun juga harus menaruh keprihatinan yang mendalam terhadap kehidupan bermasyarakat. Karena tak dipungkiri, saat ini banyak insan yang melupakan atau bahkan tidak mengetahui hakekat hidupnya untuk apa dan hendak kemana. Namun bagi I Ketut Mangku hidup adalah prihal bagaimana sikap kita mengenali diri kita sendiri untuk menjadi orang yang kaya akan pengalaman, karena kaya dari segi materialistis juga tidak akan membuat hidup abadi.
One thought on “Mencapai Asa Dengan Sikap Antusias dan Pola Pikir Terbuka”