dr. I Made Tomik Nurya Wardana, S.Ked – Ubud Royal Medical
Kue pembangunan pariwisata di Bali ternyata sangat berdampak pada setiap lini usaha. Tak hanya tumbuh menggerakan roda perekonomian masyarakat di bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) beserta karya ataupun kerajinan budaya lokal khas Bali, akan tetapi turut mempengaruhi perkembangan pelayanan kesehatan yang aktif, efektif dan berkualitas. Tentu tak bisa dipungkiri, fasilitas Kesehatan menjadi salah satu bidang sentral yang mampu menjamin keselamatan, kenyamanan serta kebutuhan siapa saja. Baik masyarakat umum maupun para pelancong yang tengah asyik berwisata di pulau Dewata. Dengan begitu, tempat untuk mendapat pelayanan kesehatan di harapkan terus bertumbuh di setiap daerah agar masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah.
Termasuk dengan hadirnya Klinik Ubud Royal Medical yang lepas berlayar di tengah – tengah geliat perkembangan pembangunan pariwisata di kawasan Ubud, Bali. Salah satu klinik kesehatan yang berlokasi di jalan Jl. Raya, Ubud, Gianyar ini di nahkodai oleh dr. I Made Tomik Nurya Wardana, salah satu putra daerah Bali yang kini tengah menata arah kesuksesan di usia muda lewat usahanya di bidang pelayanan kesehatan berupa klinik. Sadar akan pentingnya fasilitas dengan pelayanan efektif dan maksimal, dr. I Made Tomik Nurya Wardana pun turut melibatkan rekan seprofesinya untuk menjadi tim kerja profesional yang sesuai dengan kapasitasnya masing – masing. Bersama dr. I Kadek Septiawan, S. Ked, kedua alumnus Universitas Udayana Bali itu pun hadir dengan menerapkan sistem dan konsep kerja taraf internasional yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat mengakses dan menikmati pelayanan kesehatan terbaik serta merata.
Sejumlah tawaran pelayanan seperti ketika kondisi pasien tidak bisa untuk mengunjungi penyedia layanan kesehatan, klinik atau rumah sakit, pilihan terbaik adalah Doctor On Call/Home Visit. Tim dokter, perawat, dan paramedis dari klinilk Ubud Royal Medical siap memberi bantuan medis yang sederhana dan akurat tepat di homestay, villa, atau hotel di kawasan Ubud.
Selain itu ada pelayanan homecare services atau Layanan Perawatan Rumah yang menyediakan konsultasi medis lengkap, evaluasi, dan perawatan maksimal. Tidak hanya itu, ada juga Layanan Laboratorium untuk membantu dalam menegakkan diagnosis pasien, pelayanan vaksinasi, dan medical check up atau Pemeriksaan Medis bagi wisatawan yang datang dari berbagai macam negara dengan musim atau cuaca yang berbeda.
Pelayanan spesial seperti Patient Pick Up Services atau Layanan Penjemputan Pasien menjadi komitmen dari klinik Ubud Royal Medical selama menjalankan pengabdian demi kenyamanan maupun kemudahan akses mobilisasi pesien khusus di kawasan Ubud. Juga tidak ketinggalan, Konsultasi Dokter dengan berbicara menggunakan bahasa Inggris menjadi modal yang baik demi pelayanan yang komprehensif kepada setiap pasien. Tak sekedar slogan yang melekat pada motto pelayanan, “Most trusted healthty clinic and service leader in IV Solution”, nyatanya mampu membawa nama klinik Ubud Royal Medical menjadi salah satu tempat pelayanan kesehatan terlengkap, terpercaya serta berkualitas yang masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini.
Baca juga : Generasi Penerus Karya Seni Terapan Agar Lestari Hingga ke Pelosok Dunia
Saat ditemui di sela kesibukan, anak muda yang lebih akrab disapa Tomik ini banyak menceritakan perjalanannya, mulai dari cikal-bakal lahirnya klinik tersebut hingga beragam tempaan yang membentuk kepribadian Tomik seperti sekarang ini. Bisa menikmati hasil yang baik, bagi Tomik adalah hanya cukup dengan bermodal ketekunan dan kerja keras. Hal itu pun sudah terbentuk sejak Tomik menginjak usia belia.
Ia tidak memungkiri, jika didikan keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri dan tentu menjadi modal di masa akan datang. Pria kelahiran Gianyar, 5 Juni 1988 tersebut terlahir dalam lingkup keluarga yang betul-betul mengutamakan pendidikan sebagai fondasi dasar. Di dukung dengan basic profesi kedua orang tua, Made Nurata dan Ni Wayan Suardani, sebagai guru, karakter tomik tumbuh menjadi sosok yang sangat disiplin. Mulai dari mengatur waktu bermain, belajar, dan bekerja.
“Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Anak pertama dan adik bungsu saat ini sudah berprofesi sebagai perawat. Jadi memang kita betul-betul di didik dalam dunia disiplin pendidikan. Orang tua sebagai tenaga pendidik, otomatis kita pun di bentuk dalam pola didikan mereka yang sangat disiplin. Sehingga tempaan-tempaan itu yang membentuk kepribadian dan tanggung jawab kami terhadap peran dan tugas yang kami pilih,” ungkap Tomik dengan sedikit tersenyum.
Pria muda dan energik yang masih menikmati masa lajangnya itu menambahkan motivasi lain yang kian menguatkan semangatnya dalam bekerja. Hal tersebut tidak terlepas dari kedekatannya dengan sosok Ibu yang begitu tulus dan penuh kasih serta kesabaran untuk selalu mengingatkan. Baginya, sosok Ibu adalah pelengkap hidup yang tak ada tandingannya. Sebab ketika jatuh karena kerikil tajam dan curam paling dalam selama menjalani hidup, sosok Ibu selalu menjadi orang yang selalu siap menjadi sandaran dan tidak bosan untuk selalu memberi kekuatan.
“Secara personal, saya dekat dengan sosok ibu. Berkat bimbingan Beliau, syukurnya perjalanan karir saya selalu diberikan jalan. Hingga pernah merasakan masa sulit saat membangun usaha ini pertama kali, astungkara saya bisa melalui itu semua. Pastinya, saya meyakin ada campur tangan Tuhan lewat orang tua serta orang – orang baik yang mendukung saya. Sehingga setiap usaha, kerja keras dan berserah kepada Tuhan adalah kewajiban saya. Pelajaran itu yang yang selalu menjadi bekal dari sosok Ibu,” pungkasnya.
Usai mengenyam pendidikan S1 Dokter Umum di Universitas Udayana, tepatnya di tahun 2014 silam, Tomik pun harus mulai hidup mandiri. Saat itu, dirinya meyakinkan diri untuk merantau ke Denpasar dan bersyukur dirinya di terima untuk bekerja sesuai dengan bidang akademiknya. Tempaan baru yang Tomik rasakan selama bekerja di Mitra Usada Klinik, tempat layanan kesehatan yang banyak bergerak memberikan fasilitas penanganan bersama pihak hotel maupun akomodasi pariwisata yang ada di Denpasar. Selama 2 tahun, Tomik menjalankan pekerjaan dengan sungguh, sambil belajar tentang konsep dan sistem managemen usaha klinik tersebut. Dari sanalah ide Tomik untuk coba membuka usaha sendiri lewat klinik kesehatan di bidang pariwisata.
Mengingat kampung halamannya, di Gianyar, menjadi kawasan wisata dan sudah semakin berkembang dengan banyaknya pembangunan akomodasi demi memfasilitasi kunjungan wisatawan mancanegara, Tomik memilih resign dan kembali pulang. Tomik pun mendapat peluang yang baik. Sambil merancang rencana pembangunan klinik milik pribadinya itu, ia di terima untuk bekerja di Rumah Sakit Ganesha-Gianyar sejak tahun 2016. Tak hanya itu, penghasilan tambahan ia dapat dari keterlibatannya untuk mengabdi sekaligus bekerja sebagai dokter di BNN Kabupaten Gianyar. “Pertama kali pindah saya langsung bekerja di Rumah Sakit Ganesha sejak tahun 2016 sampai hari ini. Selain itu juga saya bekerja di klinik BNN Kab. Gianyar juga,” pungkas anak muda yang kini tinggal di Jalan Kuda, Gg Gunung Agung II, No. 3 tersebut.
Merasa cukup dengan modal yang sudah dimiliki, Tomik pun akhirnya mulai membuka Klinik Ubud Royal Medical di pertengahan tahun 2018. “Sejak 3 tahun lalu saya sudah bisa membuka klinik sendiri. Ya berbekal peran dokter pariwisata dulu dan kebetulan di kampung saya, Ubud adalah daerah wisata, kenapa tidak saya menjalankan pelayanan kesehatan disini. Dan astungkara, sekarang ini saya pun sudah menjalin mitra bersama beberapa hotel dan villa yang ada di Ubud,” aku Tomik. Meski menjalankan 3 pekerjaan sekaligus, Tomik tentu menaruh harapan besar dengan perjuangan usaha yang ia bangun sendiri. Terlebih di tengah situasi pandemi yang belum juga berkesudahan, Tomik masih menaruh harapan besar tentang target yang akan diwujudkannya.
“Tentu setiap usaha yang kita lakukan itu ada tujuan atau goal-nya sendiri. Kalau saya sendiri memang sejak dua tahun lalu ingin membuka Klinik ini selama 24 jam dan setelah itu bisa membuka klinik lagi di kawasan pariwisata yang ada di Bali. Tapi berhubung situasi pandemi saat ini, jadi semuanya harus di tunda dulu. Apalagi jujur saja ya, daerah wisata sangat berpengaruh dengan situasi pandemi ini. Tapi planning masih akan di jalankan nanti. Tentu butuh tim dan modal juga ya. Buat saya kerja tim atau melibatkan mitra dan kerabat dalam projek sebuah sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Selain bisa sama-sama bekerja, rasa memiliki dan tanggung jawab untuk mempertahankan usaha ini tentu pasti ada,” aku Tomik.
Dengan begitu, lanjutnya, upaya untuk bisa mengabdikan diri dengan peran, profesi, serta kapasitas yang di miliki ini, diharapkan bisa bermanfaat untuk banyak orang. Khususnya di penanganan pelayanan kesehatan masyarakat. Saat ditanya terkait semangat apa yang ingin di bagi kepada kaum milenial, apalagi banyak orang yang melihat pekerjaan dari kacamata kesuksesan saja tanpa harus melihat prosesnya, Tomik dengan tegas mengatakan agar usaha dan kerja keras harus menjadi modal utama. Tentu di dukung dengan niat dan doa yang besar, segala niat baik kita akan diberi jalan yang baik pula. “Yang pasti jangan pantang menyerah. Sebelum memulai, kita harus menetukan target atau goal kita. Belajar dari potensi diri sendiri lalu bekerjalah sesuai dengan passion kita,” tutupnya.