Memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat sudah dilakoni Dr. I Ketut Gede Arta, A.P., S.H., M.Si sejak tahun 1998. Penerapannya sudah hampir di semua kecamatan di Badung, termasuk terpilih sebagai lurah sebanyak empat kali di empat kecamatan yang berbeda. Salah satunya lurah di Benoa, Nusa Dua pada 20 tahun yang lalu. Kini Ketut Gede Arta kembali diberi kewenangan dan tanggung jawab, sebagai camat dari Kuta Selatan untuk memberikan perubahan meliputi manajemen, tata kelola, tata wacana, pengawasan dan pelayanan publik.
Masa kecil Ketut Gede Arta merupakan anak petani yang dididik penuh penghayatan norma – norma agama. Sebut saja saat ia melapor kepada orangtua untuk melanjutkan pendidikan program doktor, ia mendapat nasehat, agar setinggi-tinggi ilmu yang ia dapat, hendaknya mampu memberikan manfaat bagi banyak orang ucap Sang Ayah. Sedangkan Ibu, seolah melanjutkan nasehat ayahnya, bahwa tak ada yang bisa menolong diri kita, selain amal baik perbuatan kita. Kata – kata tersebut menjadi amanah yang ia jalankan, terlebih masih dipercaya untuk terjun dalam melayani masyarakat. Dalam tugas ini, ia tidak muluk – muluk, hanya berupaya dapat mempersembahkan inovasi-inovasi terbaik untuk masyarakat ujar pria kelahiran Pengerangoan, 26 Desember 1975 tersebut.
Baca Juga : Terus Berinovasi dan Tajam Menangkap Peluang
Pembenahan – pembenahan Ketut Gede Arta pun sudah dilakukan di banyak hal, tak terkecuali di masa pandemi ini, tantangan Kuta Selatan sangat terasa dalam mengambil langkah pengendalian Covid-19, baik itu berkaitan dengan pelaku perjalanan dan mutasi penduduk. Demi semakin optimal dalam pencegahan dan mengantisipasi kerumunan masyarakat terutama dalam pelayanan di kantor kecamatan, Kuta Selatan menyediakan aplikasi berbasis digital, yang menyediakan mulai dari Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten), Layanan Perizinan Online (Laperon), Aplikasi Dua Mata yang berfungsi meneriman pengaduan dan pelayanan masyarakat, yang juga dilengkapi dengan berbagai fitur diantaranya adalah informasi sekolah, kantor polisi, PKK, desa, puskesmas, rumah sakit dan terdapat fitur yang memungkinkan masyarakat untuk membuat bisnis/jualan dalam aplikasi ini dan terakhir, Online Single Submission (OSS) pada Gerai Pelayanan Publik (GPP) yang ada di kantor kecamatan.
Kecamatan Kuta Selatan adalah daerah luas kedua setelah kecamatan Petang, dengan penampakan permukaan tanah yang kering, gersang dan berkapur. Dalam mengantisipasi kondisi ini, kegiatan “Urban Farming” yakni konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan, dimana perbedaannya ada pada pelaku dan media tanamnya. Pertanian konvensional lebih berorientasi pada hasil produksi, sedangkan urban farming lebih pada karakter pelakunya yakni masyarakat urban. Nantinya hasil dari pertanian masyarakat, akan diharapkan mewujudkan program “One Village One Product”. Dalam menghijaukan Kuta Selatan, harus dilakukan pendekatan sosial dengan masyarakat, bahkan menanamkan mindset tersebut. Agar Urban Farming tak hanya menjadi trend, tapi sebuah awal gaya hidup sehat, seiring dengan semakin tinggi kesadaran masyarakat urban.
Baca Juga : Dari Tak Memiliki Naluri Berwirausaha, Justru Mewujudkan Rezeki yang Tak Terduga
Dalam bidang pariwisata, Ketut Gede Arta tengah kembangkan berbasis website “Kuta Selatan Digital Tourism Center”. Salah satu program yang yang berjalan “Work From Bali”, kegiatan ini menjadi bentuk adaptasi dan pergeseran dari skema bekerja konvensional ke digital nomad yang merujuk pada istilah di mana seseorang bekerja lepas di lokasi yang berbeda dari perusahaan tempatnya bekerja. Bali, khususnya dalam hal ini Kuta Selatan, diproyeksikan menjadi lokasi yang ideal dalam program tersebut. Didukung dengan fasilitas jaringan telekomunikasi tentunya, akan memberikan kenyaman bekerja maupun sembari refreshing. Soal keuntungan tentu didapatkan bagi para ASN melalui produk oleh – oleh UMKM masyarakat Kuta Selatan, yang dipasarkan di halaman website, diharapkan produktivitas ini akan semakin meningkat seiring dengan kenyamanan yang ditawarkan oleh Bali dan menjadi satu kesatuan ikatan, untuk mewujudkan syarat berwisata 2022 yang sehat, berwisata maksimal, biaya terangkau dan UMKM bertumbuh.