Membangun sebuah usaha atau berwirausaha tentu bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat merasakan hasil yang gemilang dari usaha yang dimiliki tentu harus melalui proses yang panjang. Leburan emosional yang membuat kelelahan fisik dan mental, serta terkurasnya finansial yang tak jarang membuat para pengusaha yang baru merintis usahanya kewalahan dan tak sedikit pula yang lantas menyerah dan berputus asa. Krikil tajam dan jalan berliku pun mengiringi peluh dalam menempuh setapak demi setapak tangga kesuksesan.
Namun menyerah bukanlah pilihan bagi sosok pengusaha bernama I Nyoman Murjana, meski berkali – kali diterjang kerasnya hidup dan kegagalan dalam proses menggeluti usahanya, berkali – kali juga I Nyoman Murjana bangkit menepis keterpurukan dengan selalu belajar hal baru dan terus tajam memantau kesempatan.
Memang kerja keras dan kegigihan tak pernah menghianati hasil. Kini lewat tangan dinginnya I Nyoman Murjana dapat sukses menjalan usaha lintas sektor, dari bisnis industri makanan hingga bisnis di sektor pariwisata yang menjadi pusat rekreasi masyarakat Bali bernama ‘Gumuh Sari Rekreasi’ yang hingga kini terus bergerak dinamis seiring dengan meningkatnya animo masyarakat untuk menikmati liburan yang asri dan nyaman untuk semua umur.
Tahun 1992 setelah menamatkan SMA I Nyoman Murjana tidaklah langsung berwirausaha, baginya hal yang utama yang harus terlebih dahulu ia kembangkan adalah menempa sebuah pengalaman dan jejaring pertemanan yang luas, karenanya setelah menamatkan SMA ia pun segera bekerja mengawali karirnya sebagai buruh harian lepas di perusahaan telekomunikasi.
Baca Juga : Semakin Terdepan Hadapi Berbagai Medan Tantangan
Terjun dan bekerja langsung di lapangan membuat I Nyoman Murjana semakin mendapatkan banyak lingkaran relasi, bertahun – tahun bekerja di perusahaan tersebut juga membuatnya semakin paham seluk beluk pekerjaan dan sistem yang dijalankan. Hal itulah yang menjadi bekal utama I Nyoman Murjana untuk memulai bisnisnya sendiri.
Sehingga pada tahun 1994 sembari masih bekerja ia pun mencoba peruntungan dengan memulai membuka sebuah CV yang dahulu mengerjakan proyek – proyek kecil pemasangan instalasi rumahan. Perlahan tapi pasti kredibilitas dan pengalamannya selama bekerja pun membuat para konsumennya menaruh kepercayaan kepadanya, sehingga usahanya pun berkembang pesat dan tumbuh secara organik dari mulut ke mulut.
Barulah saja hendak merasakan kehidupan dan basic finansial yang stabil dari hasil jerih payah dalam menjalankan bisnis dan pekerjaannya. Tanpa diduga pada tahun 1997 krisis moneter melanda seluruh negara asia, ekonomi dunia pun porak poranda, tak terkecuali Indonesia, alhasil dengan kejadian itu I Nyoman Murjana pun harus menelan pil pahit dan berlapang dada karena usahanya mengalami kepailitan dan kehilangan pekerjaan yang selama ini membesarkannya.
Masa lalu biarlah berlalu, Penyesalan hanya memperlambat perjalanan masa depan. Begitulah pemikiran Nyoman untuk terus postif menjalani hidupnya. Ia malah merasa bersyukur karena sudah melalui masa – masa kelam untuk memperkaya pengalaman hidupnya. Hingga kegagalan itu tidak membuatnya patah arang, itu semua ia anggap sebagai pelajaran atau bekal masa depan yang berharga untuk membentuk mentalnya dan lebih jeli lagi melihat peluang yang ada. Dengan bekal modal yang masih tersisa, I Nyoman Murjana pun akhirnya kembali berbisnis dengan membuka usaha skala rumahan yang memproduksi makanan kemasan berupa kerupuk babi.
Meski hanya industri rumahan, namun I Nyoman Murjana sebagai pengusaha tahu betul akan pentingnya mutu dan kualitas produknya. Sehingga dengan produk berkualitas dan relasi yang kuat usahanya pun dapat perlahan berkembang, seiring dengan jumlah pesanan yang semakin meroket.
Sukses dengan bisnis makanan kemasan, tak membuat I Nyoman Murjana lantas tumpul mengasah ide dan mencari peluang yang lain. Berkaca dari pengalaman saat krisis melanda, ia pun menjadi semakin paham bahwa berbisnis tidaklah bisa berjalan hanya dengan satu kaki, karena dalam dunia bisnis ada istilah product life cycle. Yang berarti setiap usaha mempunyai masa puncak dan masa tenggelam. Oleh karena itu, inovasi menjadi kunci utama I Nyoman Murjana dalam menciptakan ide – ide baru yang dinamis pada pasarnya, sehingga ketika arus persaingan bisnis semakin deras, ia tetap bisa bersaing di pasarnya dari waktu ke waktu.
Sebuah usaha yang potensial adalah yang memiliki nilai jual, bukan sekedar ambisi atau “keren – kerenan”. Banyak pengusaha yang terjebak dengan bisnis musiman, sehingga tidak bertahan lama dan tidak berkelanjutan. Tidak mau kegagalan terulang maka kali ini Nyoman pelan-pelan mengobservasi usaha apa yang berkembang dan memiliki nilai jual masa panjang yang terus menerus dibutuhkan masyarakat.
Saat itu ia melihat pembangunan gedung dan rumah baru terus berlangsung. Di samping itu renovasi gedung lama juga tak pernah berhenti. Keadaan seperti ini sejalan dengan menggeliatnya industri pariwisata yang ada di Bali. Maka peluang itu pun tidak disia – siakan Nyoman. Mulailah ia mempelajari seluk beluk bisnis pengkaplingan tanah dari teman-temannya, baginya jangan malu untuk belajar. Ada sederet kunci yang memang harus seorang pengusaha lakukan demi mendapatkan kesuksesan di masa depan, salah satunya dengan belajar dari lingkaran sosial terdekat. Tapi rasa malu jika terlihat orang lain gagal bisa jadi akan membunuh kesuksesan seseorang di masa depan. Rasa malu untuk belajar inilah yang di tepis Nyoman untuk mengasah kemampuannya di bidang lain.
Maka setelah observasi panjang tentang sederet langkah dan kunci kesuksesan teman – teman yang menjadi mentornya dalam bidang usaha pengkaplingan tanah, Nyoman pun memantapkan langkahnya untuk mulai menggeluti bisnis ini yang perlahan – lahan membawanya kepada hasil dari proses dan usahanya menuju ke sebuah drama baru kehidupan yang penuh keajaiban. Usahanya pun mulai memiliki progress dan bergerak dinamis dari waktu ke waktu. Hingga kini dapat meraksasa dan menggurita dengan bisnis-bisnisnya yang baru.
Baca Juga : Berwirausaha Sembari Menyelaraskan Diri Dengan Semesta Melalui “Ngayah”
Namun siapa sangka di balik kesuksesan dan kehidupan nyaman yang dimilikinya sekarang, ada lembar peliknya kehidupan masa kecil yang menempa perjalanannya. I Nyoman Murjana lahir ditengah keluarga yang jauh dari kata mewah. Ayahnya adalah seorang petani dan ibunya adalah pedagang. Alhasil untuk membantu mencukupi hajat hidup keluarganya, I Nyoman Murjana pun harus ikut serta dalam pergulatan roda ekonomi keluarga dengan membantu ibunya berdagang di pasar. Dari perjalanan inilah bisa jadi sikap gigih dan jiwa berdikari Nyoman terbentuk hingga menjadi suri tauladan yang selalu ia pegang hingga saat ini.
Memang, ketika sebuah usaha melebur dengan kegigihan maka lambat laun akan membuahkan hasil yang maksimal. Meski kini semua usaha yang dirintisnya telah sukses dan memperlihatkan hasil yang dinamis, Nyoman tak lantas berhenti belajar tentang bisnis – bisnis baru untuk ia kembangkan, terlebih di era digital dimana informasi dapat akses dengan cepat hanya dalam genggaman.
Jika diingat lagi masa – masa gagalnya dalam membangun sebuah bisnis. Ia merasa apa yang dicapainya saat ini adalah berkat doa dan harapan yang menjadi kekuatannya untuk terus bertahan dan berjuang, ia yakin akan dahsyatnya kekuatan sebuah doa. Banyak kesusahan diangkat, penyakit disembuhkan, kesuksesan diraih, dan berbagai prahara kehidupan dapat diselesaikan dengan doa dan pertolongan Tuhan. Andai saja dulu I Nyoman Murjana berpangku tangan atau menyerah meratapi kegagalannya, mungkin hal – hal baik dan pencapaiannya saat ini juga tidak akan terjadi.
Dari lika – liku perjalanan I Nyoman Murjana dalam mewujudkan mimpinya ini, kita belajar bahwa sesuatu yang sepertinya mustahil terjadi bisa menjadi kenyataan indah karena doa, kegigihan dan langkah pantang menyerah. Jatuh bangun dalam karir atau pun bisnis adalah hal yang biasa. Setiap orang akan merasakan sejuta rasa manis ketika sukses bisa diraih dan sebaliknya, sejuta kepahitan akan terasa tatkala kegagalan menghampiri. Memang, hidup itu seperti sebuah ban sepeda, yang terkadang bisa berada di bawah, terkadang berada di atas. Namun, hidup itu ibarat naik sepeda, dimana untuk menjaga keseimbangan, kita harus terus bergerak.
5 thoughts on “Terus Berinovasi dan Tajam Menangkap Peluang”