Ichwan Rahardja pertama kali membuka dealer motor dengan brand Yamaha, di daerah Batubulan, Kabupaten Gianyar dengan kondisi tempat yang masih mengontrak pada tahun 2001. Dari pencapaian selama tujuh tahun, atas gelutnya ia berwirausaha, tanpa basa basi ia memberanikan untuk langsung membeli lokasi saja yang beralamat di Jalan Gunung Sanghyang, Kerobokan Kaja, Kuta Utara pada tahun 2008, sampai sekarang.
Basic Ichwan Rahardja memang sudah menyukai dunia otomotif sejak muda, ia gemar mengkreasikan mesin, kemudian menciptakan motor balap. Pria asal Surabaya ini, pun sadar diri tak mungkin terus menerus hanya memikirkan kesenangannya, tanpa adanya tujuan yang jelas ke mana arah karirnya. Tak jauh dari otomotif, ia pun mulai mengambil peluang berkarir di bidang dealer dari berbagai brand motor secara random ia coba. Salah satunya motor asal Cina yang sedang populer di tahun 2000, namun karena merasa kurang cocok dan berhasil di tangannya. Datanglah penawaran dari brand Yamaha untuk bergabung dengan membuka dealer resmi dengan nama Yamaha Gunung Sanghyang Motor, peluang itu pun diambilnya, mengingat jangkauan para pelanggan setia Yamaha dari berbagai daerah pelosok di Bali sangatlah tinggi.
Baca Juga : Dari Tidak Memiliki Basic hingga Hadapi Tantangan Sebagai Pemucuk LPD
Meski pasar kendaraan motor dua sangat laku di Bali, bukan berarti perjalanan usaha Ichwan Rahardja, baik – baik saja. Tepatnya pasca peristiwa Bom Bali II, dealer-nya hanya mampu menjual empat buah motor/bulan. Kondisi tersebut, tak membuatnya mudah berpaling hati dari brand satu ini, atau bahkan menutup usahanya. Ia meyakini, tantangan ini hanya bersifat sementara, agar memberikan dirinya pengalaman yang semakin matang dalam berwirausaha. Hingga sekitar tahun 2004/2005, Ichwan Rahardja perlahan mampu bangkit dari keterpurukan, saat launching Yamaha Mio dan langsung booming di masyarakat.
Selepas Bom Bali, Ichwan Rahardja harus menghadapi kenyataan tak terduga, dengan adanya pandemi Covid-19, yang menyebabkan krisis ekonomi, apalagi mayoritas masyarakat Bali berangkat dari pekerja pariwisata, jadi dibandingkan dengan kota lain di Indonesia yang memiliki industri di bidang lain, bisa dikatakan paling lambat pulihnya. Semoga saja setelah melalui jatuh bangun menghadapi berbagai tantangan, ia sebagai pengusaha di Bali maupun masyarakatnya dapat terus bangkit kembali dan semakin banyak belajar dari pengalaman, untuk menjadi sosok sukses yang tetap rendah hati dan semakin terdepan.
3 thoughts on “Semakin Terdepan Hadapi Berbagai Medan Tantangan”