Sebagai Pebisnis Lokal, Mari Saling Meringankan Beban di Tengah Krisis Pandemi

Sebagai Pebisnis Lokal, Mari Saling Meringankan Beban di Tengah Krisis Pandemi

UD. Dewi Agung diawali pada tahun 1984 oleh orangtua yang saat itu baru berumah tangga. Sebelumnya mereka masing-masing masih meburuh, ibu sebagai pengantar beras ke rumah-rumah dan toko menggunakan sepeda onthel, sedangkan ayah bekerja dengan bosnya yang merupakan keturunan Tionghoa. Membayangkan saja bagaimana perjuangan orangtua, terutama ibu yang setiap harinya membawa dua karung beras dengan jarak tempuh yang tidak dekat, ditambah medan jalanan yang tidak semulus saat ini, membuat Anak Agung Putu Sudirka Yoga Semadi sebagai putra begitu menghormati kedua otangtuanya. Sudah tidak perlu diragukan lagi, kerja keras yang mereka lakukan, akhirnya berbuah manis dengan sukses membangun usaha sendiri “UD. Dewi Agung”.

Dari sekian pilihan bidang pekerjaan yang tersedia, orangtua Agung Putu Sudirka, akhirnya merasa cocok dan fokus pada usaha penjualan beras. Setelah sebelumnya sempat mencoba meburuh sembari berjualan rujak dan tipat cantok, namun tak menemukan rezeki yang dirasakan secara nyata. Akhirnya dari rutinitas meburuh inilah yang menjadi titik cerah untuk mereka, bahwa tak hanya cukup ditekuni sebagai buruh, tapi juga diseriusi sebagai sebuah peluang usaha yang sekaligus bisa diteruskan oleh anak – anak mereka kelak.

Kini ikrar untuk menurunkan usaha ke generasi selanjutnya, diteruskan oleh Agung Putu Sudirka setelah menamatkan kuliah. Alumni dari Jurusan Ekonomi Manajemen, Universitas Warmadewa ini pun tak hanya sukses menyelesaikan di kampus tersebut saja, ia juga menyanggupi keinginan ayahnya yang memiliki passion di dunia spiritual, yang kemudian ia lanjutkan kuliah di IHD (Institut Hindu Dharma).

Baca Juga : Mempertahankan Kejujuran dan Membuat Mimpi Menjadi Kenyataan

Lahir pada 9 Januari 1986, sebagai bungsu dari empat bersaudara ini, mengaku ia bisa dikatakan anak yang manja saat masih remaja. Di saat kakak – kakaknya sudah berkeluarga, barulah pola pikirnya berubah, bahwa ia tak bisa bergantung terus secara finansial. Apalagi semua saudaranya sudah memiliki kesibukan masing-masing yang tak jauh dari sebagai pedagang. Setelah tamat kuliah, ia pun memilih melanjutkan usaha orangtua, bahkan ia memberanikan diri berinvestasi dengan harga tinggi ke properti berupa villa. Diakui olehnya di usia yang masih di bawah 30 tahun hanya memikirkan senang-senangnya saja, ia tak berpikir akan menelan resiko apa kedepannya. Jadilah karena tidak memiliki pengalaman yang matang, terlebih adanya peristiwa Bom Bali, Agung Putu Sudirka harus meminjam uang di bank dalam jumlah yang besar, dengan bunga bank perbulannya 150 juta. Berserah dan berdoa, hanya itu yang bisa dilakukannya sebagai manusia yang tak memiliki kuasa apa yang akan terjadi selanjutnya, setelah perudingan bersama orangtua, hak kepemilikan villa kemudian dilepas dan fokus pada usaha keluarga.

Penyesuaian demi penyesuaian harus dihadapi Agung Putu Sudirka berkolaborasi bersama dengan istri, tak lepas dari bimbingan orangtua. Sebagai penyedia kebutuhan pokok, UD. Dewi Agung berupaya memberikan pelayanan yang cepat kepada customer. Penawaran menarik lainnya, customer yang membeli kebutuhan dalam jumlah banyak, dapat membayarnya secara bertahap, salah satu customer loyal yang telah menikmati kemudahan tersebut ialah kuliner “Bali Guling Candra” yang berlokasi di Jalan Teuku Umar. “Terpenting dalam menjalin kerjasama bisnis ini, agar dapat terus berkelanjutan adalah saling memegang kepercayaan masing-masing dan mempertahankan kualitas komunikasi. Terlebih di tengah – tengah kondisi pandemi ini, tidak sedikit yang tengah kesulitan, sebagai sama – sama orang Bali khususnya, sebaik-baiknya manusia, lebih baik lagi bila kita dapat saling meringankan dan memberikan manfaat bagi banyak orang” ucap Agung Putu Sudirka.

Baca Juga : Temukan Pencerahan Dengan Pola Pikir Seimbang di Masa Pandemi

Lika – liku perjalanan usaha dalam meneruskan UD. Dewi Agung, memang tidak mudah. Banyak pelajaran yang mematangkan pengalaman dan pola pikirnya untuk menjadi wirausaha yang lebih baik kedepannya. Seiring dengan perbaikan dari diri sendiri, ia pun berharap usaha ini akan lebih maju, di mana diakui olehnya sampai saat ini, UD. Dewi Agung masih melayani customer secara manual. Kedepannya diharapkan UD. Dewi Agung akan bekerja lebih efisien dengan memanfaatkan media komputerisasi dalam merekam setiap transaksi dan tak ketinggalan, akan segera mendaftarkan usaha pada jasa pengiriman online, agar mempermudah pelanggannya. Terakhir ia menambahkan, bersyukur sekali di masa pemerintahan saat ini, kemudahan dan kecepatan pengiriman beras melalui infrastruktur jalan tol dari Jawa Tengah, menuju Jawa Timur dan Bali, dapat menunjang usahanya, karena ia mendapatkan produk beras yang memang benar-benar berkualitas. Diikuti beras – beras yang didatangkan dari Sumbawa, Lombok dan Banyuwangi dengan harga yang siap bersaing.

2 thoughts on “Sebagai Pebisnis Lokal, Mari Saling Meringankan Beban di Tengah Krisis Pandemi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *