Selebriti sekaligus pengusaha asal Amerika Seikat, Oprah Winfrey, pernah mengatakan, “Bersyukurlah untuk apapun yang telah anda miliki, maka anda akan memiliki lebih dari apa yang anda miliki saat ini. Jika anda berkonsentrasi pada apa yang tidak dapat anda miliki, maka anda tidak akan pernah merasa cukup”. Sebuah kutipan baik yang layak disematkan kepada I Komang Janaariawan, seorang pengusaha muda yang selalu mengamini setiap hasil dan pencapaian dalam mengembangkan bisnis dengan selalu mengucapkan rasa syukur. Lahir dan besar di sebuah wilayah kabupaten yang tidak memiliki wilayah laut yaitu Kabupaten Bangli ini, ia dengan mantab meniti kesuksesan yang setidaknya bisa menginspirasi banyak orang.
Setiap orang memiliki hak yang sama untuk meraih sukses. Siapapun dan apapun profesi serta latar belakangnya, tidak ada yang bisa menghalangi kesuksesan menghampiri kita. Namun tanpa disadari terkadang justru, diri sendiri yang menciptakan penghalang untuk sukses. Kita masih merasa takut. Enggan bermimpi, takut gagal, takut terjatuh dan ketakutan lainnya yang akhirnya membelenggu mimpi-mimpi tersebut dalam angan belaka. Sukses bukan sesuatu yang datang dengan tiba-tiba, sukses memerlukan sebuah proses perjalanan yang bisa ditempuh dengan berbagai jalan. Ada banyak cara yang bisa kita tempuh untuk meraih sukses, salah satu langkah awal dalam menentukan perjalanan sukses adalah sebuah keberanian bermimpi.

Banyak pribadi sukses di dunia ini yang berhasil mencapai impian mereka, tidak sedikit dari mereka yang sebenarnya berasal dari orang-orang biasa yang akhirnya berhasil menjadi orang-orang luar biasa. Berani bermimpi adalah salah satu kunci yang mereka miliki sehingga mampu mengalahkan segala ketakutan dan berbagai rintangan yang mereka hadapi. Termasuk I Komang Janaariawan, yang sejak kecil ternyata telah menabur mimpi besar untuk kehidupan dan masa depan. Tak disangka, kini ia berhasil dari hasil ragam usaha. Diantaranya, dengan mendirikan CV. Karya Anugrah Grosir dan juga mengelola Toko Bangunan Karya Anugrah. Terbaru, pria yang kerap tampil santai ini tengah belajar sekaligus mengembangkan bisnis ternak babi di tempat tinggalnya.
Baca Juga : Jejak Kesuksesan Perempuan Bali Mandiri, Transformasikan Warung Sederhana Menjadi Restoran Bertaraf Dunia
Meski terlahir dari lingkup keluarga berlatar belakang sebagai petani, pria yang lebih akrab dan dikenal dengan nama Komang Jana ini tidak mengurungkan niatnya. Malahan, kondisi tersebut menjadi motivasinya untuk berjuang dan bekerja keras. “Orang tua petani yang punya sedikit lahan, setelah ayah dan ibu dulu menikah, akhirnya Ayah mendapat pinjaman lahan sawah dari Kakek seluas 1 hektar. Dan saya bersama dua saudara saya, besar dalam lingkup itu. Tetapi jujur, sejak kecil saya memiliki mimpi. Dan mimpi itu membendam di dalam ingatan saya,” aku Komang Jana saat ditemui. Pola asuh serta didikan tersebut akhirnya membentuk karakter serta kepribadian Komang Jana yang mandiri serta pekerja keras.

Mengecap pendidikan pun sempat dirasakan oleh putra dari pasangan suami – istri, Nyoman Dadi dan Nengah Polos, di fakultas Sastra Ingris. Namun, jalan tersebut tidak berpihak padanya. Sebab, di waktu yang bersamaan, ia mesti bekerja di sebuah perusahaan serta mengambil peluang sebagai seorang tour guide. Mengais rejeki dengan merambah pekerjaan dari peluang – peluang yang ada pun turut dilakoni oleh Komang Jana . Memanfaatkan waktu luang, ia pun membangun relasi kerjasama dengan sejumlah pihak untuk saling menguntungkan. “Jujur saja, penempaan awal hingga ketertarikan saya dalam dunia usaha ini sejak duduk di bangku SMA. Di awal saya mengikuti program multi level dan saya banyak mendapatkan pelajaran, inspirasi serta motivasi baik sebagai modal dalam berkarya,” tuturnya.
Ia pun tidak menampik bahwa ada banyak hal yang menyulitkannya, tetapi semakin hari proses yang ia nikmati itu tidak menghianati hasil. “Tentunya sangat sulit. Ada banyak tantangan dan lika-likunya. Tapi, kembali pada motivasi awalnya pada mimpi besar, ya tentu kita harus bermimpi. Berani bermimpi setinggi-tingginya dan hal itu pula yang memotivasi saya. Ternyata alam bawah sadar itu akhirnya mengalir sedemikian rupa, lalu kemudian berproses. Tetapi jangan lupa bahwa saat berproses itulah alam yang menentukan. Apakah kita siap dengan segala resikonya? Seharusnya ya, karena kita mesti menerima apa pun bentuknya dengan cara bersyukur,” jelasnya bersemangat.

Baca Juga : “SIAP MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB” Rumah Sakit Mata Bali Mandara Siap Memberikan Pelayanan Terbaik
Bagi saya, lanjut Komang Jana , setiap jalan usaha yang kita pilih itu berhadapan dengan dua kemungkinan. Yaitu untung dan rugi. Tentu ketika kita berani menggeluti sebuah usaha, kita jangan fokus pada hasil tapi menikmati prosesnya. “Pernah saat situasi covid kemarin, saya coba mengambil bisnis usaha ternak ayam, tapi gulung tikar. Namun semangat saya tidak berhenti. Kemudian saya membuka usaha bakery. Sempat berjalan tapi akhirnya tidak berkembang. Sehingga pada akhirnya baru saya paham, bahwa kita mesti fokus dan tekun pada apa yang bisa kita lakukan dan Itu kunci bagi saya,” jelasnya dengan sedikit tertawa. Usaha dan upaya pun terus ia lakukan dan akhirnya mampu mengambil peluang untuk membangun usaha secara mandiri. Tiada hasil yang mengkhianati setiap usaha yang mungkin juga bisa menggambarkan proses perjalanannya. Tidak tanggung-tanggung, secara perlahan ia pun mampu mengembangkan tiga tempat usaha hingga saat ini.
Meski dengan beragam jenis usaha, suami dari Nyoman Pasniati ini ternyata memiliki jurus ampuh untuk terus bersinergi menggerakan roda ekonomi. Yaitu bagaimana kejelian mengamati peluang dari kendala atau persoalan yang dihadapi. “Dalam menjalankan usaha ini, yang selalu saya lihat terlebih dahulu adalah tentang soalnya. Dalam artian, mencari problem atau letak kesulitan sebelum membangun usaha, lalu mencarikan alternatif dan solusi. Kalau sudah tahu, yang gampang pasti akan berjalan dan Astungkara sampai sekarang masih bertahan sesuai dengan harapan,” tuturnya. Pria kelahiran Bangli, 11 Januari 1986 itu mengaku kepribadian yang membentuk ketekunan itu berkat motivasi kedua orang tua. Ia benar-benar menaruh harapan, mengadu rejeki pada setiap bayang-bayang usaha hasil didikan kedua orang tua.

“Yang memberikan semangat adalah orang tua. Meskipun sebagai petani, tetapi mereka bisa memberikan keyakinan kepada saya. Mereka selalu mengingatkan kepada saya bahwa ada Sang Kuasa yang masih melihat setiap karya-karya kita. Dengan cara berdoa, memohon dan ketika membukakan pintu kita mesti lakukan lebih giat lagi. Dan hal ini yang terus saya lakukan sampai sekarang,” jelas Komang Jana. Penempaan, memori serta pengalaman akhirnya berhasil merasuk mindset serta nalar berpikir. Tidak ketinggalan, penempaan kedua orang tua sangat berpengaruh pada motivasi hidupnya. Karena masa-masa sulit turut menjadi bagian dari ujian perjalanannya. Bagi Ayah dua anak ini, keberhasilan yang bisa ia kecap dan rasakan saat ini tentu tidak terlepas dari sentuhan Tuhan dan pengalaman iman akhirnya menguatkan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluar dan bahkan mukhjizat itu nyata.
Baca Juga : Entrepreneur Muda yang Berperan Mempromosikan Gaya Hidup Sehat Melalui Klinik “Fisioterapi Astina”
“Sampai jadi seperti ini memang tidak pernah terpikirkan. Tentu tanpa dukungan doa orang tua dan berserah diri pada Tuhan belum tentu saya bisa merasakan kehidupan yang sekarang. Dulu saya punya pengalaman tentang situasi keluarga yang terasa sangat berat. Saat kelas 4 SD, Ayah sudah mulai sering sakit dan lumpuh. Kondisi itu kami saksikan hingga saya duduk di bangku SMA. Saat itu, kami bekerja betul-betul untuk bertahan hidup saja. Tidak banyak hal yang bisa kami lakukan. Tapi syukur nya Ayah bisa pulih dan bisa jalan kembali. Melewati semua itu tentu ada mukjizat Tuhan dan saya meyakini bahwa setiap perjalanan saya ini ada campur tangan Tuhan,” tegas Komang Jana.

Sementara itu, ketika menanyakan tentang harapan, pria yang hanya menamatkan pendidikan akhir di tingkat SMA ini menuturkan sebuah kesuksesan hanya bisa diraih apabila tekun menjalankannya, sambil menikmati proses yang terjadi. Seperti apa bentuk dinamikanya, mesti dengan lapang dan berani menghadapinya. Sebab, menjalani usaha mesti memiliki mental sekuat baja. “Yang pasti, harapan saya kepada anak – anak muda yang sedang membangun usahanya, mesti tetap berani, fokus dan selalu menjaga komitmen. Dan khusus untuk keluarga dan anak-anak saya, harapannya adalah agar mereka tetap memiliki prinsip. Kedua, bisa berguna, kalau bisa berguna bagi bangsa dan banyak orang. Dan terakhir yang paling penting, mesti selalu bangga pada kehidupan, pada setiap pencapaian serta kuat dalam setiap kondisi,” tutup Komang Jana.