Mendorong dana sosial dan dana pembangunan desa melalui lembaga keuangan desa sangat penting dalam meningkatkan inklusi keuangan di pedesaan. Lembaga-lembaga ini memberikan masyarakat akses terhadap layanan keuangan seperti simpan pinjam, yang dapat membantu mereka meningkatkan status ekonomi mereka.
Lembaga Perkreditan Desa/LPD telah menjadi lembaga esensial dalam pertumbuhan ekonomi desa adat yang ada di Bali, masyarakat dapat meminjam uang dan menabung, yang dapat digunakan untuk mendukung pengembangan usahanya atau keperluan yang lain. Dengan menyediakan layanan keuangan kepada masyarakat pedesaan, LPD dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian perekonomian desa yang merupakan hal penting bagi pembangunan berkelanjutan.
Hal yang sama juga terus digalakkan oleh LPD Desa Adat Penyaringan yang eksistensinya telah melampaui 3 dekade, hadir melayani intermediasi keuangan krama desa. Lembaga ini pun menjadi bagian fundamental yang berpartisipasi dalam mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di wilayahnya.
Dengan mengedepankan semangat kerja sama dan saling mendukung, LPD Desa Adat Penyaringan dapat membantu membangun masyarakat yang lebih kuat dan tangguh. Etos kerja sama dan saling mendukung itu jugalah yang terus dipegang oleh sosok putra daerah bernama I Made Dwi Sukamayana, S.H dalam menahkodai laju pertumbuhan LPD ini. Telah terjun langsung dalam pengembangan lembaga ini sejak tahun 1996, maka kredibilitas dan integritasnya untuk membangun desa tercinta melalui LPD Desa Adat Penyaringan sudah tidak diragukan lagi.

Dukungan dan antusiasme masyarakat untuk tergabung mengembangkan lembaga ini pun kemudian menambah energi positif untuk menggeliatkan semangat ekonomi mandiri. Dengan kinerja dan sosialisasi yang masif dilakukan I Made Dwi Sukamayana, LPD Desa Adat Penyaringan pun kemudian terus tumbuh secara organik yang beriring dengan fitrahnya untuk mereduksi kesenjangangan sosial di desa agar tidak terjadi.
Dapat gemilang dan terus bergerak dinamis, LPD Desa Adat Penyaringan sejak awal berdiri tentu telah melewati berbagai batu terjal yang mendewasakan laju pertumbuhannya. Seingat I Made Dwi Sukamayana dahulu di masa awal berdiri yang menjadi kendala adalah sulitnya mencari orang-orang yang mau mengorganisir LPD ini, ditambah lagi adalah tantangan untuk membangun antusiasme masyarakat agar dapat terdorong menggerakkan lembaga keuangan berwatak sosial ini.
Tantangan demi tantangan pada akhirnya dapat terlewati seiring dengan beberapa pergantian pengelolanya yang mengerucut pada insan yang terbaik. Karena resiko saat membangun sebuah lembaga pastilah akan selalu ada, ibarat pribahasa “Semakin tinggi pohon, semakin lebat buahnya dan semakin kencang juga angin yang menerpanya” pepatah itu seperti kehidupan yang mungkin pernah semua orang rasakan, semakin kita tumbuh dewasa, maka semakin banyak pula pelajaran dan pengalaman yang kita dapat, begitupun juga dengan ujiannya.
Baca Juga : Lewat Tangan Kreatif Putu Mahendra Sukses Dorong Geliat Industri Pariwisata yang Bermanfaat Bagi Lingkungan
Dengan sosialisasi yang masif dan wujud kerja nyata dalam pemenuhan urgensi masyarakat desa. Maka kepercayaan masyarakat pun kemudian terbangun dengan rasa saling memiliki.
Bagi I Made Dwi Sukamayana dalam kehidupan yang terus bergerak dinamis, tentu nilai-nilai ekonomi menentukan kesejahteraan masyarakat sebagai standar penting agar memiliki sumber daya ekonomi yang efisien dalam memenuhi segala kebutuhannya.
Maka kebutuhan dan tujuan bersama itulah yang terus dikedepankan ‘LPD Desa Adat Penyaringan’ sehingga dapat kokoh mempertahankan eksistensinya selama lebih dari tiga dekade menjadi tonggak kekuatan ekonomi di wilayahnya dengan program-program yang mengena bagi masyarakat.
Hal tersebut tentu saja dijalankan selaras dengan tradisi budaya yang ada, sehingga nilai – nilai luhur yang menjadi pedoman dan juga sumber rujukan kehidupan tetap menjadi hal utama yang akan terus berdampingan dengan pertumbuhan ‘LPD Desa Adat Penyaringan’.
Banyak perkembangan dan kemajuan yang terjadi di era globalisasi teknologi saat ini, seiring dengan usaha-usaha mikro yang terus bermunculan. Hal ini juga tak lepas dari peran LPD dalam membangun kesejahteraan dan membuka aliran jaringan modal di suatu wilayah.
Dalam hal ini I Made Dwi Sukamayana terus memfokuskan laju ‘LPD Desa Adat Penyaringan’ untuk dapat menjadi lembaga penyokong pengembangan sumber daya di wilayahnya dan membuka kesempatan usaha yang produktif agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Tentu saja hal ini harus bersinergi dengan kepengurusan desa dinas, bendesa adat dan krama yang sangat esensial dalam mencakup aspirasi masyarakat. Sehingga dana-dana yang diguyurkan oleh LPD ini pada akhirnya akan mengena untuk kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Sosok I Made Dresta sebagai Kepala Desa/Perbekel Desa Penyaringan pun turut membantu mengorganisir dan mengawasi pengembangan lembaga keuangan desa ini. Karena demi mencapai tujuan pengembangan perekonomian yang kokoh, maka I Made Dresta meyakini bahwa sangat dibutuhkan sekali model pengawasan yang transparan dalam pengelolaan keuangan yang baik.
Model pengawasan ini tentunya melibatkan partisipasi dari pihak pengelola lembaga, serta partisipasi seluruh lapisan masyarakat dan perangkat pemerintahan desa.
Baca Juga : “SIAP MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB” Rumah Sakit Mata Bali Mandara Siap Memberikan Pelayanan Terbaik
Tak dipungkiri pada dasarnya lembaga keuangan seperti LPD adalah lembaga kemasyarakatan yang berasas sosial untuk maju bersama membangun kekuatan ekonomi yang kokoh dan mandiri, sampai pada tahap pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan, sehingga dapat terwujud tata kelola dan sistem lembaga keuangan yang baik.
Sebagai lembaga keuangan yang mempunyai landasan nilai-nilai sosial, ‘LPD Desa Adat Penyaringan’ tetap mengoptimalkan pelayanan bagi para anggota dan nasabah, walau di warsa terkakhir Indonesia diterpa isu pandemi yang mempengaruhi semua sektor perekonomian, termasuk di Bali yang mayoritas masyarakatnya menekuni pekerjaan di industri pertanian dan pariwisata.
Di masa-masa sulit itu lembaga ini pun terbukti tetap kokoh menjalankan fungsinya sebagai garda depan yang menstabilkan perekonomian wilayah. Dan yang terpenting adalah, ‘LPD Desa Adat Penyaringan’ sampai saat ini mampu mempertahankan likuiditas, sehingga laju pertumbuhan lembaga keuangan yang dijalankan tetap sehat.
Akhirnya pelayanan prima yang diharapkan pun hingga kini sesuai dengan ekspektasi dan program- program yang dihadirkan kepada masyarakat pun dapat mengena secara tepat, seiring kepercayaan masyarakat yang terus melesat sejalan dengan pertumbuhan ‘LPD Desa Adat Penyaringan’ yang terus bertumbuh.
Karenanya sebagai pimpinan I Made Dwi Sukamayana selalu memanjatkan doa dan bersyukur kepada Tuhan atas apa yang ia jalani dan ia dapati saat ini. Meskipun perjuangannya masih terus bergulir, baginya perjuangan sesungguhnya bukan terletak pada saat berjuang dan mendapatkan hasil yang gemilang, akan tetapi terletak pada saat ia dapat mempertahankan apa yang telah diraihnya untuk tetap dapat meneruskan legacy pada generasi berikutnya.
Dengan mendorong partisipasi dan kepemilikan masyarakat, ‘LPD Desa Adat Penyaringan’ pun dapat memberdayakan individu untuk perencanaan keuangan mereka dan menjadi peserta aktif dalam pembangunan ekonomi masyarakatnya.
Rasa solidaritas dan pemberdayaan komunitas inilah yang kemudian dapat meningkatkan kohesi sosial dan rasa bangga serta identitas yang lebih besar dalam komunitas di desanya.

Seiring berjalannya waktu, manuver dan program-program yang difokuskan untuk membangun desa dan kesejahteraan para anggota dapat dijalankan dan terwujud dengan baik. Tak ayal jika langkah kepemimpinan I Made Dwi Sukamayana dalam membangun dan menciptakan lingkungan kerja yang baik itu membuahkan hasil berupa apresiasi dan kepercayaan seluruh lapisan masyarakat.
LPD Desa Adat Penyaringan pun kini dapat terus bertumbuh menjadi ekosistem penggerak ekonomi di wilayah sekitarnya, sesuai dengan visi dan misi awal lembagai ini dibentuk.
Baca Juga : Entrepreneur Muda yang Berperan Mempromosikan Gaya Hidup Sehat Melalui Klinik “Fisioterapi Astina”
I Made Dwi Sukamayana meyakini bahwa lembaga ini akan tetap menjadi elemen fundamental terkait dengan fungsi lembaga keuangan ini sebagai bagian intermediasi keuangan bagi masyarakat. Karena itu LPD Desa Adat Penyaringan hingga saat ini berkomitmen untuk terus menyokong pembangunan kegiatan sosial,kultural dan spiritual masyarakat desa.
Dalam melaksanakan kinerjanya sebagai pemimpin, I Made Dwi Sukamayana meyakini bahwa pengabdiannya menjalankan LPD untuk desa merupakan suatu dharma yang dijalankannya dalam hidup bermasyarakat. Hal itu pada hakikatnya jika dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh maka akan menghasilkan karma yang baik, seperti menuai apa yang ditabur.
Ditanya kunci suksesnya dalam membangun sebuah lembaga keuangan berwatak sosial ini, I Made Dwi Sukamayana menyatakan bahwa hal fundamental adalah terletak pada memahami ritme kehidupan masyarakat, agar laju LPD ini dapat tumbuh beriring dengan pemenuhan infrastruktur di wilayahnya dengan wujud partisipasi nyata untuk menyokong aktivitas budaya dan spiritual masyarakat.
Semua itu dilakukan agar ‘LPD Desa Adat Penyaringan’ dapat benar-benar hadir, mengena dan dirasakan manfaatnya langsung bagi seluruh lapisan masyarakat. Karena pada dasarnya, sedari awal mengorganisir LPD ini niat I Made Dwi Sukamayana adalah untuk me-ngayah dan melaksanakan dharmanya untuk membangun desa tanah kelahiran tercinta.
Sukses dengan kinerja yang gemilang, perjalanan I Made Dwi Sukamayana tentu tidak lepas dari berbagai penempaan yang membentuk karakter dan integritasnya.
I Made Dwi Sukamayana merupakan putra daerah, ia lahir dan dibesarkan dari keluarga yang amat sederhana.Kedua orang tuanya berprofesi sebagai petani dan ayahanda telah meninggal lebih dahulu sejak ia masih duduk di bangku SMA.
Keadaaan ekonomi keluarganya yang cukup sulit pada saat itu menuntunnya untuk turut serta dalam pergulatan ekonomi keluarga. Sehingga sedari kecil sosok I Made Dwi Sukamayana telah terbiasa bekerja dan berjuang membantu pergulatan ekonomi keluarganya untuk mencukupi hajat hidup dan pendidikannya.
Rutinitas hariannya pun sangat lekat dengan aktivitas membantu ibunda di ladang. Seusai sekolah biasanya I Made Dwi Sukamayana harus berpacu waktu untuk langsung mengerjakan tanggung jawab melakukan aktivitas mengurus ladang dan hewan ternak.
Meski begitu, kedekatan emosional dengan kedua orangtuanya tetap dirasakan oleh I Made Dwi Sukamayana, ia merasa tidak kekurangan perhatian dan kasih sayang dari sosok orang tua tercinta.
Baginya kedua orang tuanya adalah suri tauladan yang mengajarkannya untuk tetap gigih berjuang dan memiliki tekad kuat untuk mengubah garis takdir keluarganya. Disadari atau tidak, nyatanya segala aktivitas dan keseharian masa kecil itulah yang membentuk sikap disiplin dirinya.

Figur orang tua merupakan garda depan yang mengarahkannya untuk terus bisa hidup mandiri dan bertanggung jawab dengan kewajiban. Buktinya sikap bertanggung jawab akan kewajiban itu masih terpatri hingga sekarang, saat ia menjalankan amanahnya sebagai pimpinan lembaga keuangan desa.
Baca Juga : Tekun Menjadi Modal Berharga Merubah Nasib Menjadi Lebih Baik dari Sosok Owner UD. Bumi Lestari
Sebuah darma dan dedikasi itu juga yang selalu menjadi pegangan dan prinsipnya dalam memimpin dan mengorganisir lembaga yang dijalankannya.
LPD Desa Adat Penyaringan pun ditangannya terus berinovasi dan mengevaluasi program-program pelayanan terbaru yang dapat memudahkan para krama desa untuk menaiktingkatkan usaha dan membantu mendongkrak sarana dan prasarana desa, sehingga dapat terus bergerak dinamis menghulu pada kesejahteraan bersama.
Menurut I Made Dwi Sukamayana, dengan memanfaatkan sumber daya lokal, ‘LPD Desa Adat Penyaringan’ tidak hanya menciptakan peluang ekonomi, tetapi juga mempromosikan keberlanjutan swasembada dalam masyarakat.
Karena itu, ‘LPD Desa Adat Penyaringan’ berjalan dengan keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka, sehingga laju LPD bisa menciptakan keadilan bagi setiap anggota, pengurus atau masyarakat umum.
Maka jika krama telah menjadi bagian dari anggota, itu berarti ia telah membantu berpartisipasi dalam pertumbuhan perekonomian dan infrastruktur desa tercinta. Hal itu juga berdampak pada himpunan kekuatan lembaga untuk terus menggalakkan dana urgensi bersama untuk masyarakat dan pembangunan desa.
Sehingga dengan karakter itu I Made Dwi Sukamayana yakin sikap swadaya masyarakat dapat terbentuk secara organik dan condong untuk maju bersama membangun setiap lini industri, pariwisata juga SDM yang ada. Alhasil desa Penyaringan diharapkan akan siap dan sigap dalam menyikapi arus globalisasi yang semakin deras. Langkah – langkah itu juga yang pada akhirnya dapat menumbuhkan ekonomi desa, sejalan dengan menggeliatnya usaha – usaha mikro yang berkekuatan menimbulkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.