Begitulah kehidupan, harus ada proses pematangan diri untuk mencapai posisi kesuksesan. Namun, kenyataan menurut orang bijak, kesuksesan bukanlah saat kita berada di posisi paling atas. Tapi bagaimana kita mampu mempelajari tahap demi tahap tantangan di setiap proses, membuka hati akan pelajaran hidup yang diterima, hingga menjadi sosok yang bijak. Bijak dalam memimpin diri sendiri terlebih dahulu, barulah meluas ke lingkungan keluarga dan karir.
Berkecimpung di dunia perbankan, Drs. I Made Kerta bukanlah ‘anak kemarin sore’ yang beruntung memperoleh posisi di bisnis perbankan ternama. Ia harus melalui proses pengembangan ilmu dan pengalaman, menjalani tahun demi tahun. Dimulai berkarir di perbankan sejak Agustus 1990, bukan di Bali, melainkan di Surabaya, tepatnya di PT. BPR Sinardana Buana yang merupakan anak perusahaan Bank Sinar, selama tiga tahun. Karena kemudian memutuskan menikah, ia pindah dinas tempat kelahiran, diterima di Bank Sinar Harapan Bali dalam waktu yang tak main – main, sepanjang 10 tahun.
Resign dari Bank Sinar, April 2003, barulah I Made Kerta bekerja melangkahkan kakinya di PT. BPR Artha Bali Jaya dan betah sampai saat ini. Seperti karyawan lainnya, pria kelahiran 31 Desember 1965 ini, harus kembali memulai posisinya dari bawah, meski telah memiliki pengalaman sebelumnya. Setahun sebagai account officer, kemudian memegang kepala kredit. Tahun 2007, dipercaya menjadi bagian jajaran direksi sebagai direktur dan sampai pada akhirnya tahun 2012, tahun keemasan bagi I Made Kerta, duduk di kursi direktur utama PT. BPR Artha Bali Jaya.
Baca Juga : Menjadi Kuat Karena Ujian dan Perjalanan Kehidupan
Dalam mengemban tugasnya, I Made Kerta mengungkapkan cukup sederhana, memberikan motivasi agar semangat dalam bekerja dan cintai pekerjaan tersebut sesuai dengan porsi pada posisi masing-masing. Seperti pekerjaan di ranah perbankan ini, akan dipenuhi dengan rutinitas yang hampir sama setiap harinya, jadi dibutuhkan energi yang segar setiap harinya dan memang passion di dunia tersebut. Juga tak lupa seimbangkan diri dengan tetap menjaga pola makan, istirahat, agar tetap diberikan kesehatan dan doa, menjauhkan kita dari sifat tinggi hati.
Lahir di sebuah Desa Pakraman Manuaba, Tegallalang yang masih terpencil saat itu, yang jarang orangtua yang bekerja sebagai petani, mementingkan bidang pendidikan. Kondisi tersebut tak berlaku bagi orangtua I Made Kerta, setelah ia menamatkan pendidikan SD pada tahun 1977, ia ingin melanjutkan ke tingkat SMP. Alasannya mengapa ia sangat ingin bersekolah, karena ia ingat petuah pamannya, bahwa ilmu adalah bekal yang bersifat kekal, yang akan mempengaruhi masa depannya nanti. Orangtua pun mendukung keinginan putranya tersebut, sehingga ia bisa menyelesaikan pendidikan hingga bangku kuliah.
Dari segi karakter, sesuai kondisi lingkungan keluarga I Made Kerta, sudah dipastikan diajarkan hidup sederhana. Selain itu ia juga memiliki tanggung jawab pekerjaan, misalnya bekerja di sawah, bahkan kelas 2 SMP ia sudah bisa menyetir mobil. Kebiasaannya sudah mengenal banyak pekerjaan sejak kecil, pun memberikan manfaat seiring bertambahnya usia, tanpa melalaikan kewajibannya sebagai pelajar.
Setelah tamat kuliah, sebagai anak laki – laki tertua, ia harus segera memperoleh pekerjaan. Sebelum terjun di perbankan, ia sempat bekerja sebagai kuli bangunan, karena lamaran pekerjaannya belum kunjung diterima, akhirnya sampai pada tawaran dari Bank Sinar Harapan Bali untuk dikirim bekerja di Surabaya pada PT. BPR Sinardana Buana, pada posisi marketing. Mau tidak mau, pikiran I Made Kerta saat itu, harus memberanikan diri, karena kondisi kesulitan mendapatkan pekerjaan diantara para pesaing lainnya. Ia kemudian mengikuti proses testing tanpa sepengetahuan orangtua dan dinyatakan lulus.
Baca Juga : Hadapi Tantangan Jenjang Berkarir Hingga Sukses Menduduki Kursi Direktur Utama
Di era 1990an itu masih jarang yang bekerja, harus pergi hingga merantau, sudah pasti bila orangtuanya mengetahui apa rencananya, ia akan mendapat pelarangan. Setelah dicoba diberi pengertian, I Made Kerta pun direstui sehingga ia bisa bekerja dengan lebih ringan, tanpa ada rasa yang membebani. Di Surabaya dari posisi marketing, ia kemudian menempati posisi account officer. Pencapaian tersebut iraih dalam kurun waktu tiga tahun. Ia kemudian pulang ke Bali, tanpa embel – embel surat lamaran lagi, ia langsung bekerja di Bank Sinar Harapan Bali.
Pencapaian I Made Kerta saat ini, tak pernah ia sangka – sangka akan memegang posisi yang diimpikan banyak orang. Sejak awal meniti karir, ia hanya fokus dengan pengembangan dirinya dan berupaya memberikan yang terbaik kepada perusahaan, di mana pun ia bekerja. Kini di tangannya, PT. BPR Artha Bali Jaya yang telah memiliki aset 160 miliar, tak lepas dari kepercayaan masyarakat dan ada andil tangan Tuhan yang memberikan jalan. Ia berharap hal positif yang telah dicapai PT. BPR Artha Bali Jaya dapat terus dipelihara dan dijaga kebersamaannya oleh seluruh karyawan dan stake holder yang telah berpartisipasi sampai saat ini.
One thought on “Butuh Sebuah Proses Dalam Perjalanan Kesuksesan yang Panjang dan Tidak Mudah”