Pepatah bijak berkata adakalanya kita sesekali perlu menjalani kehidupan seperti air. Artinya segala tantangan, rintangan, ataupun hambatan tak membuat semangat kita menurun mencapai tujuan yang diimpikan. Bagi sebagaian orang, prinsip tersebut seperti berpasrah diri akan takdir Tuhan sehingga prinsip tersebut tak akan cocok bagi orang yang ambisius. Padahal, prinsip menjalani hidup seperti air yang mengalir mencerminkan banyak rintangan yang menahan alirannnya, meskipun begitu ia akan terus mencari jalan keluar, sekecil apapun peluangnya.
Mungkin pepatah bijak inilah yang sangat cocok untuk menganalogikan kehidupan yang dijalankan seorang pengusaha material asal Bali bernama I Made Purna Atmaja. Siapa yang menyangka kesuksesan yang diraihnya saat ini berangkat dari berbagai benturan dan terpaan cobaan hidup yang perlahan membentuk pribadi dan mentalnya sebagai pengusaha yang dapat terus bergerak dinamis mengimbangi laju industri pembangunan yang semakin hari semakin menggeliat, terlebih Bali juga merupakan surga pariwisata Indonesia, di mana sektor industri pembangunan merupakan industri nomor satu yang menjadi tonggak perekonomian daerah.
Baca Juga : Hadapi Tantangan Jenjang Berkarir Hingga Sukses Menduduki Kursi Direktur Utama
Lewat tangan dingin I Made Purna Atmaja, sebuah bisnis material bernama ‘UD .Icon’ dapat menjadi perusahaan supplier material berskala nasional yang terus menggurita dan meraksasa, juga menjadi bagian yang substansial bagi industri konstruksi yang ada di Bali. Kesuksesannya tersebut berhasil menjadikannya di jajaran entrepreneur industri konstruksi yang bergengsi dan mempunyai kredibilitas tinggi.
Namun sebagai seorang insan yang tumbuh dan dibesarkan dari keluarga yang jauh dari kata mewah, maka perjalanan kehidupan I Made Purna Atmaja pun bukan seperti kisah pangeran di negeri dongeng yang selalu bernasib baik.
Kondisi ekonomi keluarga yang memburuk, membuat orang tuanya harus membuat keputusan besar untuk bertaruh hidup di tanah rantau pulau Papua. Lantaran di Bali tidak mendapatkan nasib yang begitu baik untuk mengelola sebuah lahan untuk bertani. Maka di usianya yang masih sangat belia, berumur 1 tahun I Made Purna Atmaja pun sudah bertransmigrasi dibawa kedua orangtuanya untuk memutar roda nasib di tanah Papua.
Alhasil, ia pun menjadi seorang anak yang tumbuh dengan berbagai aktivitas bertani dan beternak. Untuk terus dapat bersekolah I Made Purna Atmaja harus ikut serta membantu orang tuanya dalam menggerakan roda perekonomian keluarga. Ia pun rela bekerja apapun untuk memenuhi hajat hidup keluarganya, mulai dari menjadi tenaga serabutan kasar, hingga menjadi pembantu rumah tangga saat ia masih duduk dibangku sekolah.
Meskipun harus menjalani kehidupan yang begitu keras dan susah, namun tiak pernah terbesit pun di benaknya untuk menyerah menjalani kehidupan dan menyalahkan nasib yang ada. Baginya hanya dapat untuk hidup dari hari ke hari, dan dapat membantu orang tuanya saja merupakan sebuah karunia Tuhan yang harus ia syukuri.
Sosok ibu yang merupakan suri tauladan dan penasihat yang baik dan ayahnya yang selalu mengajarkan kemandirian dan kegigihan, menjadi kombinasi yang kompleks dalam membentuk kepribadiannya untuk berdikari. Alhasil, setelah menamatkan SMA I Made Purna Atmaja pun memutuskan untuk kembali kekampung halaman untuk berburu pekerjaan, agar dapat mengubah garis takdir keluarganya.
Pada tahun 2000, I Made Purna Atmaja pun kembali ke Bali, setelah 18 tahun hidup dan tinggal di Papua. Dengan hanya bermodal ijazah SMA, ia pun tidak bisa memilah – milah pekerjaan, lantaran persaingan akademis dan kesempatan yang ketat.
Sadar akan hal itu, I Made Purna Atmaja pun tak segan melakoni pekerjaan apapun di awal perjalanan karirnya. Sebagai orang yang memiliki jiwa sosialisasi tinggi, ia pun jadikan kemampuan bersosialisasinya itu untuk mendapatkan banyak relasi dari berbagai pekerjaan yang ia lakoni, Mulai dari menjadi karwayan swasta harian, hingga membantu teman – temannya membangun bisnis kerajinan tangan. Sikapnya yang mau belajar dan tidak pernah perhitungan dalam membantu orang lain inilah yang kenyataannya menjadi bagian dari titik balik hidupnya, dan akhirnya membuka jaringan pertemanan dan kolega yang luas tanpa pandang bulu dan status sosial.
Seperti sebuah karma, jika kita menuai sesuatu yang baik, maka hasil yang kita peroleh pun akan baik, begitupun sebaliknya jika menuai dan berlaku buruk, hasil yang diperoleh pun akan sama buruknya. I Made Purna Atmaja pun meyakini adanya unsur sebab akibat dalam menjalani kehidupannya.
Dari sana, mulailah ia mempelajari seluk beluk berbisnis dari teman-teman dan lingkungannya, baginya jangan malu untuk belajar. Ada sederet kunci yang memang harus seorang pengusaha lakukan demi mendapatkan kesuksesan di masa depan, salah satunya dengan belajar dari lingkaran sosial terdekat. Tapi rasa malu jika terlihat orang lain gagal bisa jadi akan membunuh kesuksesan seseorang di masa depan. Rasa malu untuk belajar inilah yang di tepis I Made Purna Atmaja untuk terus mengasah kemampuannya.
Baca Juga : Meregenerasi Kepemimpinan LPD Kwanji Maju dan Berkembang Dengan Teknologi
Alhasil pada tahun 2013, I Made Purna Atmaja dipertemukan dengan seorang kolega yang memberinya kesempatan untuk membangun sebuah bisnis material. Dan lagi-lagi terbukti bahwa lingkaran sosial dan jejaring pertemananlah yang terus memberikannya peluang untuk membuka pintu kesuksesan. Dengan dibantu seorang temannya, akhirnya I Made Purna Atmaja mulai merintis usaha material bangunan yang berfokus pada bisnis pemasok pasir miliknya sendiri bernama ‘UD. Icon’ dengan modal seadanya.
Sebagai napas pertumbuhan pariwisata di Indonesia, pembangunan di pulau Bali sangatlah pesat. Tidak hanya sarana umum dan perkantoran, pembangunan perumahan juga gencar dilakukan oleh para developer dan investor perumahan, apalagi di tahun 2000an. Menggeliatnya pembangunan yang pada akhirnya membuka peluang bagi I Made Purna Atamaja untuk mendapatkan prospek pasar yang ideal dan terus berdatangan . Tanpa ia sadari usahanya pun semakin terlihat memiliki progress dan bergerak dinamis dari waktu ke waktu.
Hidup merupakan sebuah misteri yang tidak dapat kita duga-duga akan seperti apa dan bagaimana akhirnya. Banyak hal yang kita inginkan dalam kehidupan ini, banyak pula harapan yang kita inginkan menjadi mungkin dan yang kita inginkan segera terjadi. Pada dasarnya hidup adalah sebuah rahasia, begitu pula dengan doa. Maka sebagai seorang insan I Made Purna Atamaja meyakini bahwa lika-liku perjalanannya dalam meraih kesuksesan tak lepas dari campur tangan Tuhan yang melapangkan setapak demi setapak jalan yang dilewatinya.
Dari perjalanan I Made Purna Atmaja dalam meniti karirnya, doa menjadi bukti pengakuan atas kelemahan manusia dan kebesaran Tuhan, meskipun kekuatan doa sangat luar biasa, namun tidak semua masalah selesai hanya dengan berdoa. Semua itu akan berjalan seiring jika dileburkan dengan semangat perjuangan dan kegigihan untuk mengubah garis takdir, demi orang orang yang kita kasihi. Karena seperti menuai apa yang ditabur, baginya karma yang baik akan berbalik lebih baik kepada yang menjalankannya.
Ditanya tentang kunci suksesnya dalam mengembangkan suatu usaha. I Made Purna Atmaja mengatakan bahwa ‘Komitmen, mutu, pelayanan dan optimisme’ merupakan kunci dari kesuksesan bisnisnya.
$300-$500 Daily With Crypto – https://bit.ly/37Py4LO
$300-$500 Daily With Crypto – https://bit.ly/37Py4LO