Menjabat sebagai Ketua sekaligus Manajer di Koperasi Konsumen Cempaka Mas Sejahtera, realitasnya I Wayan Rekanada tak ada basic di bidang koperasi maupun perbankan. Ia menyebutkan, ia merupakan seorang juru masak, sebelum akhirnya mengenal bidang ini sejak tahun 1992, dengan posisi perdananya sebagai kolektor.
Seiring proses waktu, istilah-istilah koperasi yang masih awalnya masih awam, ternyata tak menjadikan tembok penghalang baginya untuk mulai merintis koperasi secara independen. Pertama di tahun 2005 bernama “Koperasi Lumbung Padi Bali” dan kedua pada tahun 2015 “Koperasi Konsumen Cempaka Mas Sejahtera”. Terlepas sukses menghadirkan wujud fisik kedua lembaga keuangan tersebut, yang terkrusial ialah keduanya mampu berfungsional nyata yakni mengedepankan kesejahteraan segenap anggota, oleh tim pengawas dan pengurus yang kompeten dan terintegrasi.
Baca Juga : “Sebuah Dedikasi Untuk Desa Bongan” Maju Beriring Dengan Nilai-Nilai Luhur, Tradisi dan Budaya
17 tahun memposisikan diri sebagai Collector (1992-2009), Rekanada banyak bercengkrama dengan rekan-rekan sejawat untuk memancing pemahamannya tentang koperasi. Tak disangka, berkah memperoleh ilmu dan pengalaman baru, semakin memotivasi dirinya untuk menyelami lebih dalam sub – sub penunjang koperasi lainnya. Dalam instrumen tersebut, cita-citanya pun terpanggil untuk membantu masyarakat lebih luas dalam konteks memanajemen keuangan.
Rekanada mengklaim dua koperasi yang dirintis adalah mutlak bermodalkan kepercayaan. Setelah ia melepaskan dan mempercayakan Koperasi Lumbung Padi Bali, kepada manajemen terkait pada tahun 2017, ia kembali memulai dari nol untuk merumuskan koperasi selanjutnya, yakni Koperasi Konsumen Cempaka Mas Sejahtera. Koperasi yang berlokasi di Tabanan ini pun masih murni mengandalkan kepercayaan anggota, yang bersedia membayar Simpanan Pokok sebesar Rp. 100 ribu dan Simpanan Wajib Rp. 50 ribu perbulannya.
