Latar belakang Henny Santoso, sebelumnya merupakan bekerja sebagai Brand Manager yang memegang empat produk asal Amerika di sebuah perusahaan di Jakarta pada tahun 1992. Namun meski posisi yang ia miliki sudah gemilang dan go international dalam menangani produk, mengadakan seminar – seminar dan training, kesadarannya sebagai wanita sekaligus istri, kemudian memutuskan untuk ke Bali, membantu bisnis suami.
Diawali sebagai distributor makanan dan minuman, yang di-supply ke hotel, restoran, café dan supermarket. The Pantry kemudian bertransformasi dengan terus berupaya mengikuti permintaan customer dan memberikan pelayanan sebaik mungkin, dengan memenuhi keinginan mereka untuk menyediakan berbagai kebutuhan peralatan dapur.
Menjalin hubungan baik dengan customer, sudah menjadi prinsip Henny Santoso dalam menjalankan usahanya, terutama dalam penyediaan equipment merk tertentu, yang sebagian besar dipenuhi berdasarkan voting langsung dari customer. Namun tidak sedikit pula, ada customer yang keberatan kurang menyukai dengan merk yang dijumpai, Henny Santoso sebagai pemilik menghargai pendapat tersebut dan menghormati apabila customer-nya ada yang berpaling ke distributor lain. Hal ini ia lakukan, agar tetap menjaga kelanggengan antara usaha dan hubungan dengan customer. Bukti menghargai mencari nafkah di tanah Bali, pun Henny Santoso lakukan dengan mempekerjakan petani lokal, guna berpartisipasi menyambung hidup para petani yang lebih sejahtera.
The Pantry yang beralamat di Jalan Danau Tamblingan No.75 Sanur ini, memang tak sembarangan dalam memasok produk. Henny Santoso membentuk tim khusus yang telah dilakukan pelatihan terlebih dahulu hingga keluar negeri dan memperoleh sertifikat “Technical Partner Service”. Dengan ditetapkannya sistem ini, The Pantry pun hanya bersedia bekerjasama dengan brand-brand yang mampu memegang komitemnnya dalam memberikan service terbaik kepada customer.
Baca Juga : Tetap Menjaga Kualitas Sebagai Prioritas
Masih banyak mengira, The Pantry merupakan supermarket sekaligus restoran, Henny Santoso pun menekankan bahwa The Pantry juga berfungsi sebagai showroom dan teknik training center, agar produk berupa smart equipment yang ditawarkan, bisa benar-benar memberi solusi dalam kebutuhan rumah tangga mereka, agar terus ada keberlanjutan dalam pemakaian. Selain tim yang dikirim ke luar negeri, The Pantry juga mendatangkan trainer langsung dari luar negeri ke Bali, untuk mengadakan demo kitchen dari produk – produk yang ditawarkan, seperti daging dan wine. Bagi mereka yang tertarik, mereka bisa mengikuti pelatihan ini untuk di skala bisnis pribadi, maupun suatu perusahaan horeca.
Henny Santoso tak menampik produk – produk dengan harga tinggi diikuti kualitas terbaik pula. Namun ia tak merendahkan, produk dengan harga dibawahnya juga memiliki kualitasnya tersendiri. Dengan harga yang bervariasi ditawarkan tentu berdasarkan pertimbangan kualitas diatas segalanya, Henny Santoso dan para staff-nya berupaya sebijak mungkin dalam melayani para customer, terutama bagi mereka yang serius dengan mempersiapkan dana untuk berbisnis ice cream gelato, salah satunya.
Tuntunan Suara Hati Ayah yang Selalu Menyertai
Lahir di Cirebon, masa kecil Henny Santoso cenderung lebih suka bermain dengan anak laki – laki dengan penampilan tomboy-nya. Meski mungkin sekilas agak nakal, ayahnya yang hanya memiliki riwayat pendidikan hanya sampai di kelas III SD, tak lelah memberikan pendidikan kepada Henny Santoso, baik pada pendidikan formal, maupun didikan dalam keluarga yang bisa beliau wariskan kepadanya.
Sebelum Henny Santoso menginjakkan kakinya di Bali, ternyata sudah dimulai oleh ayahnya yang akrab ia panggil papi, yang cukup lama tinggal di Bali. Pengalaman beliau di pulau dewata pun sejalan dengan keyakinan akan adanya karmaphala, sebagai bagian dari ajaran agama Hindu Bali. Hal ini pun menjadi salah satu materi didikan yang diterima oleh Henny Santoso semasa kecil, untuk selalu berpikir sebelum berucap dan berbuat, agar tidak menimbulkan noda pada karma buruk, melainkan menghasilkan kebaikan, dari karma kebaikan. Bahkan hingga beliau sudah tidak mendampingi keluarga secara fisik, suara hati Henny Santoso selalu dituntun oleh beliau, dalam saat senang maupun susah.
Henny Santoso memilih untuk melanjutkan kuliah di BPLP Jurusan Perencana dan Pemasaran Pariwisata dan lulus pada tahun 1986. Ia kemudian bekerja di Dirjen Pariwisata, dan sempat ditawarkan bekerja sebagai dosen, namun ia menolak, karena usianya yang baru 21 tahun, belum siap mengajar untuk mereka yang usianya di atas 10 tahun dari usianya.

Baca Juga : Bangkit di Atas Keraguan Keluarga, Buktikan dengan Bisnis Endek Bali
Salah satu pihak di Dirjen Pariwisata kemudian menawarkan Henny Santoso untuk mengikuti les bahasa Inggris secara gratis di British Center. Merasa berhutang budi atas kemurahan hati yang ia dapatkan, ia kemudian memilih mengatur waktu dengan sebaik – baiknya, untuk mengurusi perpustakaan di tempat les yang ia jalani selama tiga tahun.
Berdamai dengan Keadaan dan Menjaga Keharmonisan
Kerjas keras sejak remaja yang dilakoni Henny Santoso pun terbukti dengan kesuksesan yang diraihnya dengan membuka perusahaan The Pantry. Ia pun berupaya tetap menjaga keharmonisan hidupnya secara spiritual sebagai wanita Hindu Bali, dengan melakukan pemujaan dan persembahyangan, sebagai puji syukur atas segala anugerah yang telah dilimpahkan hingga saat ini.
Begitu pula menyikapi kondisi pandemi saat ini, bagi Henny Santoso menjaga kesehatannya tak hanya secara fisik, yakni dengan berolahraga dan makan secara teratur, tapi juga secara spiritual dengan berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. Bahkan bila masyarakat berpikir lebih jernih dan mengambil sisi positifnya, masa ini bisa kita manfaatkan untuk evaluasi diri dan banyak merenungi segala perbuatan kita.
Jangan lupa juga untuk mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Karena diluaran sana banyak sekali yang tidak seberuntung kita, yang masih diberikan kesehatan, berkumpul bersama kelarga dan rezeki untuk makan sehari – hari. Tetaplah berpikir dan bersikap positif dengan melakukan amal-amal kebaikan, agar tetap memperlancar pintu rezeki kita.
2 thoughts on “Menjaga Kelanggengan Usaha dengan Mengedukasi Produk Smart Equipment dan Service Terbaik Kepada Customer”