Tetap Menjaga Kualitas Sebagai Prioritas

Tetap Menjaga Kualitas Sebagai Prioritas

dr. Meike Magnasofa – Direktur BIMC Hospital

Bekerja dengan menggunakan hati mampu menjadi penggalan kalimat yang bisa disematkan kepada kinerja kerja yang diterapkan oleh dr. Meike Magnasofa selama menjalankan tugas. Baginya, peran fungsional serta kepercayaan yang diberikan kepadanya merupakan sebuah bidang pekerjaan yang wajib ditekuni. Dalam artian, setiap tugas yang diemban diperlukan kerja keras dan ketekunan yang presisten agar bisa bertahan sekaligus menjaga dan mampu berinovasi dengan menyumbangkan ide – ide konstruktif demi memajukan visi misi sebuah institusi ataupun perusahaan tempat ia bekerja.

Adalah dr. Meike Magnasofa yang kini dipercaya melanjutkan tongkat estafet sebagai direktur utama di BIMC Hospital Nusa Dua, Bali. Posisi yang tentu didamba-dambakan oleh banyak praktisi kesehatan untuk bisa mencapai sebuah puncak karir dan pengabdian. Terlebih lagi ketika bisa menata karir dengan mendapat kedudukan penting di salah satu manajemen penyedia pelayanan kesehatan bertaraf internasional seperti BIMC Hospital ini. Untuk diketahui, BIMC Hospitas Nusa Dua sendiri menjadi bagian dari Siloam Hospitals Group sebagai jaringan rumah sakit Swasta yang terdepan di Indonesia dan telah menjadi benchmark (nilai standar) pada pelayanan kesehatan berkualitas di Indonesia. BIMC Hospital yang berlokasi di Kawasan ITDC Blok D, Nusa Dua ini sudah berdiri sejak 5 Mei 2012 dan telah terakreditasi oleh Australian Council on Healthcare Standard Internasional (ACHSI).

Yang membanggakan lagi, selain menjabat sebagai direktur, sosok perempuan yang lebih akrab disapa Meike ini dipercayakan manajemen sebagai head operational di tiga Rumah Sakit milik Siloam Hospitals Group yang ada di Bali, diantaranya Siloam Sunset Road, BIMC Hospital Kuta dan BIMC Hospital Nusa Dua. Meski demikian, di balik pencapaian serta prestasi karir yang telah diraihnya, terdapat beragam lembaran cerita, jejak pengalaman, beragam tempaan serta tantangan yang tentu tidak mudah untuk di jalani. Terlebih ketika Meike menjabat sebagai direktur bertepatan dengan situasi pandemi yang melanda dunia saat ini. “Sejak bulan Mei saya sudah menjabat direktur disini. Jadi memang tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi pandemi ini memukul sangat hebat perekonomian kita. Apalagi sebelumnya kita betul-betul mengandalkan sektor pariwisata. Kebetulan, rumah sakit kami ini memang awalnya lebih banyak melayani pasien mancanegara. Tetapi begitu pandemi, dampaknya sangat terasa,” jelasnya.

Baca Juga : Jeli Melihat Peluang dari Hobi dan Profesi

Sehingga cara yang mesti ia lakukan adalah bagaimana agar bisa menerapkan inovasi – inovasi baru sehingga kehadiran rumah sakit ini bisa dirasakan oleh semua pihak untuk mengatasi masalah kesehatan. Hal ini serupa dengan visi dari pihak BIMC Hospital Nusa Dua Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan medis berkelas dunia bagi semua kalangan masyarakat. Strategi bisnis pun berdasarkan pada economies of scale (prinsip skala ekonomis) agar memungkinkan untuk beroperasi dengan biaya yang lebih rendah. Sehingga visi perusahaan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan berkualitas internasional yang dilandasi dengan ketulusan pelayanan dapat meresponi transformasi sosial yang dinamis di pulau Bali. “Jadi memang ada strategi yang berubah. Positifnya dari situasi ini juga adalah bagaimana kita bisa menjaring membuka kerja sama dengan berbagai macam pihak untuk sama-sama bangkit dan bekerja dengan sinergisitas yang kuat. Tentu dengan harapannya kita tetap memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. Jadi memang kalau saya secara pribadi menganggap bahwa setiap pekerjaan itu adalah ibadah. Dalam artian, memberikan kebaikan yang tidak hanya meraih finansial akan tetapi bagaimana ketulusan pelayanan dan kerja kita untuk mencapai kebaikan,” aku perempuan asal Bandung ini.

Tantangan lain yang juga tengah dihadapi adalah bagaimana caranya agar bisa meyakinkan kepada setiap tenaga kesehatan yang bekerja bersamanya dan juga sejumlah pasien untuk tetap merasa nyaman dengan situasi pandemi yang semakin banyak menelan korban jiwa. “Sebagai leader tentu kita di uji dan memang kita mesti berbesar hati. Yang pasti kita harus bisa membawa rumah sakit ini tetap berjalan dan bertanggung jawab dengan banyak tenaga kesehatan agar mereka tetap nyaman bekerja. Tapi memang yang dibutuhkan saat ini adalah semangat positif kita harus lebih kuat. Jadi kita harus lebih kuat lagi. Baik dari segi fisik maupun mental. Sehingga slogan kita happy life style tidak sekedar slogan, tetapi bisa diwujudnyatakan. Dan jujur saja, momen ini mungkin pengalaman yang tidak bisa saya lupakan, karena di beragam tantangan ini, saya mesti bisa tetap menjaga kualitas pelayanan yang mesti menjadi prioritas. Saya sangat yakin, bahwa bisnis akan tetap mengikuti kalau kita menjalankan niat baik untuk melayani pasien dengan sungguh-sungguh,” imbuh Meike.

Karakter hebat yang dimiliki oleh perempuan kelahiran 4 Mei 1972 itu tentu tidak terbentuk begitu saja. Sebagai seorang perempuan, Meike tergolong figur cerdas dan memiliki rentetan pengalaman panjang selama meniti karir dalam membentuk kualitas diri sebagai seorang dokter. Tak terlepas dari itu, pengaruh serta tempaan didikan orang tua dan lingkungan keluarga pun turut menjadi faktor penentu dan cerminannya saat ini. Meike menceritakan bahwa dirinya termasuk salah satu anak yang beruntung bisa tinggal dalam lingkup keluarga yang harmonis dan berkecukupan. Karakternya yang kuat kian mengalir mendarah daging dari peran kedua orang tua, Alm Ayah Alman Natalgawa dan Ibu Din Adimas Natalgawa. Ayahnya yang berprofesi sebagai dokter sekaligus dosen dan Ibu yang sampai saat ini masih bisa menemani Meike ini begitu fokus mendidiknya. Terlebih terkait di dunia pendidikan.

Baca Juga : Tulus Melayani Kebutuhan Dasar Masyarakat Akan Kesehatan

Hingga akhirnya, Meike pun memilih untuk kuliah S1 di Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran dan mampu menyelesaikan S2 di Melbourne Univerity, Australia di tahun 2007. Tak hanya itu, Ibu 3 anak dari pasangannya Yudha Saputra tersebut bisa menyelesaikan sekolah doctor (S3) di Universitas Indonesia. Berkat keseriusan itu pula, Meike mendapat beragam jalan, peluang dan kesempatan kerja. “Dulu setelah menikah saya bertugas sebagai dokter PTT di Garut, Jawa Barat dan dari situ sudah mulai belajar tentang manajemen. Cukup lama bekerja disana, saya mendapat kesempatan untuk sekolah lagi di Australia dan lulus di tahun 2007. Hingga sampai bertugas di Bali, karena saya berpikir untuk bisa menerapkan ilmu yang saya dapatkan di Australia, sehingga pilihan yang tepat ya di Bali. Dan diterima di BIMC Kuta tahun 2008. Saat di Kuta, saya mendapat aposisi oleh Siloam Group. Setelah itu saya pindah di siloam Bali Sunset Road selama 6 tahun. Posisi saya terakhir itu sebagai general manager dan baru mendapat jabatan sebagai direktur saat pindah ke BIMC Hospital Nusa Dua,” terang Meike.

Perempuan hebat yang kini menginjak usia 49 tahun ini pun tidak menampik jika dirinya dibentuk dari beragam pengalaman panjang. Terkait segala kemampuan atau potensi dan kemampuan selama menjalani tugas serta kewajiban. Di sisi lain, Meike tidak menampik jika segala pencapaian itu turut campur tangan Tuhan. “Dalam keadaan apapun saya selalu mengandalkan doa. Memang itu menjadi jalan yang tepat bagi saya. Buktinya kita tetap menjadi kuat. Dalam artian, apa yang saya capai hingga saat ini adalah berkat campur tangan Tuhan. kemudian, jangan sekali – kali meremehkan pengalaman. Karena memang itu yang saya rasakan saat ini. Memang waktu di awal saat masuk dalam manajemen, lebih banyak learning by doing. Sehingga apa yang saya lakukan sebelumnya dan saat setelah menyelesaikan pendidikan itu sudah saya pahami. Jadi pengalaman menjadi guru paling berharga buat saya. Sehingga Motivasi yang mungkin bisa saya bagikan adalah bagaimana kita bisa mempelajari banyak hal dari setiap orang. Kemudian berbuat sebaik mungkin dan berguna untuk orang lain,” tutup Meike dengan sedikit tersenyum.

4 thoughts on “Tetap Menjaga Kualitas Sebagai Prioritas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *