Tulus Melayani Kebutuhan Dasar Masyarakat Akan Kesehatan

Tulus Melayani Kebutuhan Dasar Masyarakat Akan Kesehatan

Tak dipungkiri lagi, kehadiran apotek menjadi salah satu fasilitas yang sangat vital dalam upaya menjaga kualitas sumber daya manusia, khususnya terkait kesehatan. Apotek adalah institusi paling legal dan telah menjadi branch image bagi distribusi obat-obatan. Kebutuhan dasar ini selalu diprioritaskan oleh segenap masyarakat, terutama dalam kondisi kurang sehat. Karena itu, diharapkan pula fasilitas mendapatkan layanan kesehatan ini ada di setiap daerah agar masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah.

Salah satunya Apotek Dangin Farma yang hadir di tengah – tengah masyarakat Bali, yang beralamat di Jl. Bypass Ir. Soekarno, Banjar Anyar, Kediri, Kabupaten Tabanan kehadiran apotek Dangin Farma pun tidak sekedar menjadi sebuah tempat usaha di bidang farmasi atau obat-obatan kesehatan. Namun ada semangat serta niat baik yang hadir di balik sosok pendirinya. Fasilitas pelayanan kesehatan yang hingga saat ini masih beroperasi dan dikelola secara mandiri, menjadi bukti ketulusan hati yang berlandas pada prinsip cinta kasih . Ia adalah Dr. Gusti Ayu Asih Ratnadi, sosok perempuan hebat yang cukup lama telah mengabdikan masa hidupnya di bidang pelayanan kesehatan. Tak sekedar gelar, kedudukan ataupun jabatan, akan tetapi inisiatif tersebut bersumber dari lembaran catatan masa silam, didikan baik serta rekaman pengalaman selama menapaki perjalanan hidup yang kemudian diimplementasikan ke dalam wujud nyata.

Dari perempuan berusia 56 tahun ini, sebuah sikap profesionalisme begitu nampak dijunjung sebagai komitmen sekaligus kesungguhannya untuk memberikan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat akan kesehatan. “Sebenarnya mendirikan usaha ini (Apotek Dangin Farma, “red”) bagian dari niat saya sejak lama yang ingin membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Kalau ditanya keuntungannya memang ada, tapi secukupnya untuk kebutuhan operasional,” ungkap Dr. Gusti Ayu Asih Ratnadi saat ditemui di sela waktu senggang rutinitasnya, beberapa waktu lalu. Ibu dua anak ini pun tidak ragu untuk memuluskan niat baik dan mendapat dukungan besar dari keluarga. Terlebih khusus sang suami, Dr. I Gusti Ngurah Wira Putra, yang juga konsen menjalankan profesi sebagai seorang dokter.

Baca Juga : Berusaha, Berdoa, dan Bersyukur; Tiga Pengalaman Made Noliati Membangun Toko “UD. Putri Jaya“

Berkat keseriusan serta kesungguhan yang besar, Ratnadi, begitu ia akrab disapa, mampu membangun apotek yang berkualitas, baik dari segi pelayanan hingga kelengkapan fasilitas yang memadai. Tidak ketinggalan, Apotek Dangin Farma memiliki sejumlah tenaga kerja dengan sumber daya manusia yang sangat profesional.

“Selain pelayan kesehatan, melalui usaha ini juga saya bisa memperkerjakan banyak orang yang tentu sesuai kapasitasnya. Kami memiliki lima tenaga profesional yang ikut membantu. Ada perawat dan juga yang basic sebagai apoteker. Kemudian yang ikut membantu di tempat praktek suami juga ada beberapa orang. Meski kecil, paling penting bisa hadir memberi manfaat untuk orang lain. Apalagi selama di buka apotek ini ada banyak masyarakat, Terkhusus untuk pasien anak – anak yang datang berobat dan kami harus bisa menangani secara profesional,” jelas Ratnadi.

Keberadaan Apotek Dangin Farma yang semakin hari kian eksis dengan pelayanan yang maksimal selama beberapa tahun belakangan ini tentu tidak terlepas dari banyak tempaan dan pelajaran berharga dari dinamika yang terjadi sejak menapaki dasar anak tangga menuju sebuah kesuksesan. Karakter serta pendirian yang kuat yang tumbuh dalam jiwa Ratnadi yang tak bisa ia pungkiri bersumber dari lingkungan keluarga.

Baginya, keluarga memiliki peran yang sangat vital untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Seorang anak yang lahir dari keluarga yang berkualitas sangat besar kemungkinannya menjadi manusia yang berkualitas juga. Menjadi cikal bakal sumber daya manusia yang berdaya saing. Dan Ratnadi mejadi salah satu anak yang sangat beruntung, terlahir di tengah keluarga yang memiliki pandangan akan pentingnya pembentukan karakter. Yang memiliki nilai-nilai luhur, memiliki rasa cinta kasih, mengutamakan agama dan moral. Itulah yang ideal disebut sebagai keluarga berkualitas.

“Apa yang terjadi saat ini, pembetukan diri dan karakter merupakan tempaan pola asuh keluarga,” aku Ratnadi. Ia mengaku terlahir di tengah keluarga yang harmonis dan sangat berkecukupan. Anak ke empat dari delapan bersaudara, dari pasangan suami – istri, Drs. I Gusti Komang Warsa dan Ibu Luh Asianti tersebut turut merasakan cinta kasih dan perhatian yang tulus. Perempuan kelahiran Surabaya, 7 Agustus 1965 ini pun hidup dengan pola didikan yang baik. Tidak sekadar bisa menikmati hasil dari prestasi dan upaya dari sosok kedua orang tua yang mapan secara ekonomi, namun semangat serta dedikasi dari sosok Ayah dan Ibu bisa menjadi cerminan baik untuk dijadikan modal kuat demi meraih sebuah kesuksesan.

Ratnadi yang dibesarkan di kota Surabaya ini sangat merasakan kerja keras kedua orang tuanya untuk menafkahi keluarga lewat profesi yang dilakoni oleh kedua orang tua. Ayahnya yang dulu dipercaya oleh masyarakat untuk menjabat sebagai salah satu anggota dewan pusat dari partai besar di Indonesia periode 1972 – 1977 dan Ibu yang totalitas bekerja sebagai tenaga pendidik, kian membentuk karakter serta pola pikirnya. Ikut mengemban tugas sebagai pelayan masyarakat dan turut terlibat mendidik demi mencerdaskan anak bangsa, merupakan tugas yang sampai saat ini masih mereka geluti. Bahkan sosok Ayah Ratnadi kini tengah bertugas menjadi sebagai tenaga pendidik yaitu dosen di Universitas Airlangga – Surabaya. Kecintaan akan profesi serta ketulusan akan menjalankan tugas itulah yang menguatkan Ratnadi.

Baca Juga : Membangun dan Membina Hubungan Kemanusiaan dalam Karya di Dunia Kesehatan dan Pendidikan

Baik saat menjalankan peran sebagai seorang mahasiswi Fakultas kedokteran di Universitas Udayana dan mampu menyelesaikan pendidikan terakhir spesialis di tahun 2000 silam hingga saat-saat menjalankan tugas sebagai dokter yang sempat di tempatkan di beberapa wilayah atau daerah terpencil di Indonesia. “Jujur saja, menjadi dokter adalah keinginan saya dari kecil. Sejak kecil pula, saya sudah didorong oleh Ayah untuk bisa menjadi dokter. Mungkin itu karena melihat prestasi saya juga, sehingga cita – cita saya sejak kecil terus di dukung oleh Ayah dan Ibu saya,” ungkapnya dengan sedikit tersenyum haru.

Sosok Ayah baginya sangatlah spesial. Ratnadi tidak mengelak jika peran beliau sangat mempengaruhi hingga membentuk jiwa dan karakternya yang berani serta disiplin. Tidak hanya itu, dalam ranah pekerjaan, Beliau pula menjadi panutan. Serius dan fokus pada setiap pekerjaan merupakan tanggung jawab yang mesti dilakukan.

“Jujur, saya paling dekat dengan sosok Ayah. Itu sudah sejak saya kecil dan beliau menjadi panutan saya. Beliau sebagai sosok pemimpin sekaligus penyayang kepada keluarga dan yang menjadi kenangan dan membekas dalam ingatan adalah kedisiplinan. Saya mengingat nasehatnya, hidup itu jangan macam-macam. Dalam artian, setiap usaha itu harus dikerjakan dengan fokus dan serius. Saya mengingat nasehat orang tua bahwa warisan dan rejeki itu bersumber dari lengan kita sendiri,” kenang Ratnadi.

Apa yang kini dirasakan Ratnadi diakuinya berkat tempaan di tengah lingkungan keluarga. Kegigihan serta dedikasi yang tinggi pada setiap apa yang dilakukan merupakan dukungan besar kedua orang tua. Sebagai modal diri, beragam hal baik yang diberikan itulah yang turut diterapkan oleh Ratnadi dan suami selama membangun rumah tangga, usaha dan terlebih khusus mendidik anak-anaknya.

“Saya tidak memungkiri bahwa semangat serta karakter yang ada pada saya bersumber dari orang tua. Sehingga, pola asuh yang diajarkan dulu kami terapkan kepada anak-anak kami, sehingga saat ini mereka pun mampu dan ingin hidup mandiri serta tidak bergantung pada orang tua. Mereka berani keluar dari zona nyaman mereka. Dari didikan orang tua juga, saya merasa bahwa saya ingin menjadi contoh kepada anak-anak saya. Bahwa yang sebenarnya harus mereka ketahui, hidup adalah berproses dan perjuangan. Jadi memang hidup itu adalah perjuangan. Tidak ada yang instan,” tutupnya.

4 thoughts on “Tulus Melayani Kebutuhan Dasar Masyarakat Akan Kesehatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *