Ida Bagus Adnyana – Petenunan Putri Ayu
Meski seseorang tidak memiliki kuasa di suatu bidang, bukan berarti tidak mungkin akan meraih kesuksesan di bidang tersebut. Seperti kisah nyata perjalanan spiritual Ida Bagus Adnyana, yang memberikannya andil besar dalam perubahan jalan hidunya. Dari sebelumnya dikenal sebagai remaja yang pemalu dan polos, seiring bertambah usia, ia kian sukses merintis karya seni bernama “Petenunan Putri Ayu”. Bahkan ia mampu mengeluarkan inovasi-inovasi baru yang terbukti menarik perhatian hingga mancanegara, bahkan dilirik oleh brand bergengsi di dunia.
Tahun 1980 menjadi awal mula kisah orangtua Ida Bagus Adnyana terjun ke dunia usaha yakni di bidang penggilingan padi. Di sela-sela waktu panen, orangtuanya juga mencoba beternak ayam dan babi pada tahun 1986, namun usaha tak berjalan mulus, hanya mampu mempertahankannya selama lima tahun.
Ida Bagus Adnyana dilimpahkan oleh kedua orangtuanya untuk meneruskan usaha penggilingan padi. Meski diakui olehnya ia tidak memiliki bakat di bidang tersebut, hanya merasa memiliki tanggung jawab sajalah, ia akhirnya menerima permintaan orangtuanya. Seiring usaha dipegang kendalinya olehnya, ia tak mampu mempertahankan usaha, modal pun semakin menipis, terlebih pekerjanya mayoritas adalah orangtua, yang tak jarang diperdaya oleh orang lain. Belum lagi kondisi yang masih menunggak dari bank, yang mau tidak mau ia harus segera bangkit dengan usaha yang lebih fresh kedepannya.
Di atas tanah yang sebelumnya diisi dengan mesin – mesin penggilingan padi, Ida Bagus Adnyana menyulapnya dengan mendirikan usaha petenunan. Inspirasinya memang tidak jauh dari kota Gianyar sebagai daerah yang melahirkan orang – orang seni, dari karya seni patung, seni rupa, seni tari dan seni terapan yang menjadi pilihan Ida Bagus Adnyana, dengan mendirikan “Petenunan Putri Ayu” yang berlokasi di Jalan Lapangan Astina Jaya, Blahbatuh, Gianyar.
Baca Juga : Sukses Meneruskan Resep Ibu
Ide pembuatan kain tenun yang sudah banyak di Bali, membuat Ida Bagus Adnyana harus berinovasi dengan melakukan teknik air brush dan penggunaan warna alam (natural colour). Berkat kecintaannya dan panggilan hati dengan dunia seni, gaya ekstrem ini ternyata banyak mengundang decak kagum bagi pecinta kain tenun tak hanya di Indonesia, bahkan hingga brand terkenal “Christian Dior” mempercayakan penyediaan kain tenun dari Petenunan Putri Ayu, untuk rancangan busana musim semi dan musim panas 2021. Dengan kian dikenal hasil karyanya, tentu harus memegang profesionalisme dalam kerja, tantangan inilah yang harus siap dihadapi olehnya, dengan terus berinovasi dan berprestasi.
Pioneer Petenunan dengan Teknik Air Brush
Dahulu seni petenunan di kota Gianyar bisa memiliki ratusan tukang tenun, karena kekurangan tempat, pemilik akan meminta penenun mengerjakannya pekerjaan mereka di rumah. Bisa disaksikan usaha ini pun sangat sukses sebelum tahun 1990an. Namun meski demikian adanya, Petenunan Putri Ayu berani tampil beda memulai inovasi teknik air brush di tahun 1991.
Di awal perintisan Petenunan Putri Ayu, sempat ada yang heran dengan keputusannya beralih ke kain tenun, ia tak putus asa dengan komentar-komentar orang yang sempat membuatnya sedih. Ia dengan sigap tetap melancarkan niatnya dan mengawali usaha dengan perlengkapan empat alat tenun.
Seiring dengan perintisannya, ada wisatawan asing yang tertarik untuk menggunakan teknik brush tersebut di kain batik miliknya. Setelah memohon waktu selama satu minggu proses tersebut, dengan penerapan gambar sederhana dan warna, ternyata hasil akhirnya begitu disukai dan wisatawan tersebut mengungkapkan bahwa ia memang mencari sesuatu yang berbeda dari kain tenun biasanya.
Bahagia campur kaget, Ida Bagus Adnyana tak menyangka, ia yang masih baru di dunia menenun, langsung mendengar pujian dari hasil karya perdananya. Tentu saja mendapat respon tersebut, ia tambah bersemangat, karena bisa dikatakan dari inovasi yang ekstrem, telah mampu menciptakan karya seni di mata pecintanya.
Baca Juga : Saling Memberikan Dukungan dan Sukseskan Peternak Lokal
Di tahun – tahun tersebut, Ida Bagus Adnyana bisa dibilang sebagai pengamat dan pasarlah yang banyak mengincar hasil karyanya. Namun masa kini sudah berbeda, ia harus aktif unjuk gigi, namun tetap menyeleksi pasar yang sesuai dengan produknya. Upayanya ia lakukan dengan mengikuti pembinaan UKM, yang dipimpin oleh Bapak Wayan Rudeg saat itu. Dengan membawa contoh kain, permintaan pun disetujui dan semenjak itu ia aktif mengikuti pameran – pameran yang banyak mengundang tamu kehormatan, seperti Gubernur Bali.
Kelebihan daripada kain tenun yang dihasikan Petenunan Putri Ayu, dapat dilihat dari bahan baku dan benang yang digunakan. Faktor lainnya, penenun juga bisa lebih mengekspresikan kreatifitasnya melalui gambar – gambar sederhana, namun menghasilkan kualitas terbaik di kelasnya. Hal ini kemudian mempermudahkannya untuk mendapatkan pinjaman modal dari BUMN demi mengembangkan usaha lebih maju lagi.
Meski sudah memiliki fans fanatik tersendiri, Ida Bagus Adnyana tak ingin memasang target yang terlalu tinggi dalam memproduksi kain. Ia ingin para pekerjanya tetap diberi kelayakan waktu dalam bekerja dan hubungan dengan pemilik usaha lainnya tetap selaras dan seimbang. Karena bagaimana pun inspirasinya untuk membangun usaha ini, juga salah satunya terinspirasi dari masyarakat sekitar.
Sukses Setelah Perjalanan Spiritual
Sisi lain dari kesuksesan Petenunan Putri Ayu ini, adalah saat Ida Bagus Adnyana bertemu dengan sosok yang memiliki pemahaman dan pandangan soal kehidupan yang begitu mendalam. Lokasinya di Yogyakarta, tepatnya di Jembatan Gajah Wong, saat itu ia sengaja melintasi area tersebut untuk melanjutkan kuliah di INSTIPER (Institut Pertanian Stiper).
Anak keempat dari lima bersaudara ini yang sempat diragukan kemampuannya oleh kedua orangtua, karena kepribadiannya pendiam dan pemalu, memilih untuk melanjutkan ke jenjang sarjana, berbeda dengan pilihan kakak – kakaknya. Dukungan pun ia dapatkan untuk merantau dan tetap bersemangat belajar, untuk menemukan bakat yang ia miliki.
Baca Juga : Menjejal Kehidupan yang ‘Keras’ Hingga Sukses Berkat Kerja Keras
Kenangan tersebut melekatkan hati Ida Bagus Adnyana sebagai anak, ia ingin membuktikan nasehat orangtuanya, bahwa ia akan memiliki kesuksesan sesuai dengan minatnya di suatu bidang, dengan menekuni pendidikannya sebaik mungkin. Namun apa yang terjadi, justru ia dipertemukan dengan Bapak Nyoman, sosok yang telah membuka batinnya, bahwa ia adalah sosok yang berbeda dari orang kebanyakan. Diajaklah ia berbincang dan tanpa ragu ia mengungkapkan keluh kesahnya saat itu. Ia juga pernah bermimpi tentang sesuatu yang seolah memiliki makna mendalam di dalamnya, namun ia tak menemukan jawaban dari maksud mimpi tersebut.
Upaya Ida Bagus Adnyana untuk menemukan jawaban – jawaban dari setiap pertanyaannya membuahkan hasil. Pencerahan demi pencerahan ia dapatkan, bahkan ia sudah diramalkan akan sukses bekerja di bidang tekstil. Mendengar hal tersebut, ia sempat menyangkal, mana mungkin ia bergelut di bidang tersebut. Karena orangtua sudah menyiapkan usaha penggilingan beras yang akan dilimpahkan kepadanya. Benar saja, waktu yang akhirnya membuktikan perkataan Bapak Nyoman. Dan kini rasa sangat beruntung dan diberkati oleh Sang Maha Pencipta tak pernah henti ia panjatkan melalui ucapan terimakasih di dalam doanya. Tak sampai di sana, Petenunan Putri Ayu ia jadikan sebagai saksi bisu perjalanan spiritualnya, yang tak hanya melahirkan karya seni, tapi juga memperoleh kekuatan suci Tuhan yang berdaya tinggi atau diistilahkan dengan sebutan “Metaksu”.
What’s up to every one, because I am really
eager of reading this website’s post to be updated on a
regular basis. It includes nice data.