Menjalani Hidup dan Sukses dengan Menjadi Versi Terbaik Kita

Menjalani Hidup dan Sukses dengan Menjadi Versi Terbaik Kita

Nengah Sukerta – TB. Artha Buana sari

Dari banyak menghabiskan waktu meracik bumbu di dapur, kemudian berkecimpung di usaha material bangunan. Baginya tak ada yang tak mungkin dilakukan, selagi memiliki keinginan kuat untuk bekerja dan belajar hal baru. Kesempatan emas untuk melirik pasar usaha lain, tak bisa dilewatkan begitu saja.

Basic Nengah Sukerta sebelumnya yang merupakan koki di restoran dan hotel, memang terbilang sudah cukup nyaman untuk dijadikan sebagai tulang punggung mata pencaharian. Namun nyatanya nasib memang tak bisa ditebak, ia harus menelan pil pahit, akibat peristiwa Bom Bali yang sempat mengejutkan pariwisata dunia.

Hotel dan restoran tempatnya bekerja yang sebagian besar tumbuh dari turis internasional, pun mendadak sepi. Ia harus segera mencari akal, agar dapat terus melanjutkan memenuhi kebutuhan keluarga. Satu-satunya jalan yang ia pikir saat itu tetap memasak, sesuai keahliannya, sama sekali tak berniat untuk memilih bidang lain.

Baca Juga : Taklukan Tantangan Hingga Kesuksesan Hadir di Depan Mata

Nengah Sukerta pun kembali dengan bekal ilmu yang sama, mempersiapkan, kebutuhan apa saja yang harus ia sediakan untuk membuka usaha. Namun belum sempat dibuka, tiba – tiba ia menemukan keraguan dalam hatinya, bila makanan yang dimasak tidak habis, bahan baku pun akan menjadi mubazir. Kembalilah ia harus berpikir, untuk mencari peluang di ranah yang berbeda.

Dalam kondisi masih berstatus sebagai karyawan, karena tidak mendapat izin untuk mundur, Nengah Sukerta berupaya mengembalikan semangatnya untuk membuka usaha. Sejalan dengan terus memikirkan jalan keluar atas terhimpit sulitnya kondisi ekonomi, akhirnya dengan berat hati, pemilik hotel mengabulkan permintaannya dan memperoleh pesangon atas loyalitasnya selama bekerja.

Dengan sejumlah uang yang dibayarkan kepadanya, Nengah Sukerta kemudian memanfaatkannya untuk modal usaha. Dukungan dari keluarga pun didapatkan, terutama dari kakak yang ia ajak berdiskusi untuk memutuskan usaha yang akan dirintis. Pria kelahiran Lombok ini, kemudian mengungkapkan keinginannya untuk membuka toko material, agar tidak rugi, sepenuhnya, seandaianya usaha tidak berjalan.

Di awal merintis, memang sempat mengalami kesulitan, ia sama sekali tidak berhasil menjual satu pun material bangunan, apalagi ia masih mengelola usaha seorang diri. Tahun kedua barulah mulai ada pergerakan orang – orang mendatangi tokonya, barulah ia mulai mempekerjakan satu orang karyawan, sebagai sopir.

“Keluarga adalah Semangat Saya Berwirausaha”
Harapan untuk mensejahterakan keluarga, adalah semangat yang ditanam Nengah Sukerta dalam usahanya hingga telah berjalan 10 tahun. Apalagi ia telah mengalami pengalaman hidup semasa kecil yang tidak mudah, yang terlahir dari orangtua sebagai petani sederhana dan harus ikut membantu bekerja di sawah, di sela – sela merajut pendidikan di sekolah.

Apapun pekerjaan di sawah, hampir semua bisa dilakukan oleh anak kedua dari empat bersaudara ini. Meski diakui ia tidak memiliki cita-cita secara detail karena khawatir membuat orangtuanya pusing, namun bukan berarti ia tak berpikir untuk memulai langkah berani keluar dari zona keprihatinan tersebut. Maka setelah lulus SMA, ia ‘lari’ ke Bali, untuk mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan.

Nengah Sukerta sempat bekerja di toko plastik yang berlokasi di Jalan Gajah Mada, dengan mengayuh sepeda, ia juga pernah bekerja di toko kain untuk kaos yang ditempatkan di bagian gudang. Hingga akhirnya berkecimpung dunia memasak dan bekerja di restoran dan hotel di daerah Sanur.

Baca Juga : Kepekaan Mendengar Panggilan Hati Dalam Gaya Ekstrem Berkarya Seni, Berinovasi dan Berprestasi

Sebelum berangkat bekerja, ia yang sudah berumah tangga saat itu juga terkadang ikut membantu istri berjualan canang di Pasar Kereneng sejak jam 5 pagi, atau jam 2 pagi saat hari raya. Kebiasaan Sang Istri tersebut pun berlanjut sampai saat ini dengan berjualan jajan dan kain songket, yang diakui olehnya, istrinya lebih gigih dibandingkan dengannya terutama dalam bekerja. Ia pun semakin mawas diri, sebagai kepala keluarga perantauan, harus termotivasi untuk menghidupi keluarga lebih layak lagi.

Kerja keras istri, disambut dengan tekad bulat Nengah Sukerta mendirikan toko material bangunan, TB. Artha Buana Sari yang berlokasi di Jalan Tukad Badung No.100XX, Renon, Denpasar Selatan. Toko ini pun seiring berjalannya waktu, mendapat perhatian masyarakat hingga memperoleh rating lima bintang, karena bukti pelayanan yang selalu memberikan yang terbaik. Di masa suksesnya ini, pun tak sedikit yang menanyakan kiat suksesnya dalam membangun usaha. Tak banyak kata – kata bijak yang terlontar dari mulutnya, ia hanya menceritakan kisah nyata hidupnya, yang ia harapkan mampu menginspirasi orang banyak.

Menjalani hidup sebaik mungkin, begitulah kesimpulan pengalaman hidup yang bisa ia sampaikan. Meski terkesan tidak berarti atau kurang menyentuh bagi orang-orang tertentu, namun itulah kenyataannya. Mungkin karena berangkat dari keluarga sederhana, ia tidak memiliki bekal didikan khusus dalam berwirausaha, hanya tak pernah lelah untuk menjadi versi terbaik dalam menjalani hidup saat susah bahkan senang. Karena saat kita memiliki segalanya, godaan – godaan untuk keluar dari norma – norma agama, pun semakin mengincar kita.

Sukses bukan berarti tak membutuhkan saran dan kritik dari orang lain, Nengah Sukerta pun sampai saat ini dengan bersikap terbuka, menerima apapun kebutuhan maupun keluhan yang terjadi di dalam usahanya. Tanpa adanya terus perbaikan diri, merasa diri sudah hebat, bisa menjadi bumerang yang berdampak buruk bagi diri kita dan usaha.
Kebanggaan pada diri sendiri sudah sampai pada posisi ini, memang tak bisa dipungkiri sudah dirasakan Nengah Sukerta. Dalam hal ini ia sangat bersyukur dan tak lupa selalu memanjatkan doa kepada Sang Pencipta, atas restu beliau dan para leluhur sampai saat ini. Tak pernah ada penyesalan dalam diri Nengah Sukerta, di setiap tantangan yang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ia tak mau semakin mempersulit dirinya dengan berulah negatif, justru menjadikan sebagai pengalaman hidup yang bisa ia jadikan pelajaran untuk menjadi sosok yang lebih baik dan sukses.

3 thoughts on “Menjalani Hidup dan Sukses dengan Menjadi Versi Terbaik Kita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *