Kendati Tanpa Bimbingan Orangtua Pencarian Kesuksesan Terbukti Berkat Awareness Dari Diri Sendiri

Kendati Tanpa Bimbingan Orangtua Pencarian Kesuksesan Terbukti Berkat Awareness Dari Diri Sendiri

Perjalanan Karir
Tanpa pendampingan dan bimbingan orangtua yang mengkhusus, demi bekalnya untuk menatap masa depan, Made Rai Bawa tumbuh dan berkembang atas kesadaran diri (self-awareness) terutama amunisi dalam kebutuhan sehari-hari yakni keuangan. Ayahnya sudah meninggal saat usianya empat tahun dan ibu yang sibuk bekerja, tak banyak berkontribusi dalam mengarahkannya untuk menjalani hidup seperti apa. Pria kelahiran Gianyar, 10 Januari 1965 ini pun ikut kakak-kakaknya untuk belajar memahat patung sejak kecil.

Patung – patung hasil karyanya kemudian dibawa ke Denpasar untuk dijual, karena pariwisata belum berkembang di Gianyar. Ia pun sekaligus mengambil kesempatan untuk bekerja sebagai kernet transportasi umum, hingga asisten rumah tangga dari pengusaha “Santrian Group”. Otomatis ia disediakan tempat tinggal yang lebih layak, dibandingkan dengan tempat ngekos sebelumnya. Dari pekerjaan tersebut, Made Rai Bawa mampu melanjutkan kuliahnya di Fakultas Hukum, Universitas Udayana.

Baca Juga : Passion di Bidang Seni Rupa, Melahirkan Karya Arsitektur yang Bernilai dan Bermanfaat Bagi Masyarakat Bali

Setelah lulus, Made Rai Bawa sebenarnya ingin kembali ke Puri Santrian, karena pekerjaan di sebagai Kepala Produksi CV. Kecak Garment yang datang dari Bapak Ambara sebagai sang pemilik, kurang ia jiwai. Bapak Dharma Wijaya, pengusaha di sektor pariwisata sekaligus rekan dari Bapak Ambara kemudian menawarkan ia agar mengubah haluan pekerjaannya dengan membuka usaha di bidang hospitality yaitu Villa JJ dan Spa Ubud dibawah naungan JJ Group Hospitality, disamping masih aktif sebagai Kepala Produksi di CV. Kecak Garment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *