Lahir di kawasan seni, tepatnya di Desa Petulu, Kabupaten Gianyar, I Made Teja pun pada awalnya bekerja sebagai seniman lukis. Ia mempelajarinya secara otodidak yakni lukisan tradisional / klasik Bali, tanpa sekolah khusus seni sekalipun. Ketekunan dan kedisplinannya dalam menghasilkan karya kian bertumbuh, sehingga profesi tersebut cukup menopang perekonomiannya, terutama pendidikan yang tak lagi sepenuhnya membebani orangtua, hingga di bangku SMA.
Tahun 2003, Made Teja yang sudah memasuki kehidupan rumah tangga, pun otomatis mulai terlibat dengan organisasi desa. Kepercayaan yang jatuh padanya ialah menjadi bagian dari program Dinas Koperasi Kabupaten Gianyar untuk membangkitkan ekonomi masyarakat desa melalui kelembagaan koperasi, di masing-masing banjar. Dengan modal awal Rp 10 juta yang dikucurkan dari pemerintah, Made Teja bersama dua orang rekannya, kemudian mengalokasikan dana untuk pembangunan internal koperasi yang dalam hal ini butuh dedikasi Made Teja dan kawan-kawannya untuk bekerja secara sukarela atau upah yang belum sebanding dengan kerja keras mereka.
Tak mengenal waktu dan jarak, Made Teja mencurahkan hati dan profesionalismenya dalam membentuk dua unit usaha koperasi terdiri atas Simpan Pinjam dan Warung Serba Ada (Waserda). Untuk Waserda, koperasi awalnya hanya menyediakan pakan ternak dengan moda Rp. 2 juta, sisa modal Rp 8 juta diarahkan ke Simpan Pinjam dengan tawaran bunga rendah. 1,5 tahun berjalan mengelola dua unit tersebut, tanda – tanda ketertarikan masyarakat mulai terlihat. Ditambah dengan pendekatan sosial yang dilakukan secara intens, mereka mulai bergabung menjadi anggota dengan memilih produk tabungan.