“MARTABAT DAN KESEJAHTERAAN” Sinergi Pembangunan Desa Megati

“MARTABAT DAN KESEJAHTERAAN” Sinergi Pembangunan Desa Megati

Kini, perjalanan barunya telah dimulai. Dewa Nyoman Sukerta bukan lagi hanya seorang awak kapal yang mengikuti arah angin di lautan luas, melainkan seorang nahkoda yang bertanggung jawab atas arah yang ditempuh oleh desanya. Lautan yang dulu ditempuhnya luas dan penuh tantangan, tetapi kini ia menghadapi gelombang yang berbeda, gelombang harapan, tantangan dan dinamika masyarakat yang beragam. Setiap langkahnya membawa harapan bagi Desa Megati. Ia ingin melihat desa ini berkembang, infrastrukturnya lebih kuat, pertaniannya lebih maju, budayanya semakin hidup dan masyarakatnya semakin sejahtera.

Lingkungan kerja maupun keluarga Dewa Nyoman Sukerta jauh dari hiruk-pikuk birokrasi dan dunia politik. Ia lebih banyak menyaksikan bagaimana bekerja keras menjadi nilai utama dalam keluarga dan komunitas sekitar. Nilai-nilai tersebut ia wujudkan dalam perjalanan hidupnya, dimulai dengan tamat kuliah bekerja sebagai sopir taksi, kemudian pindah bekerja di restoran dan hotel. Melangkah ke tahun 1999, ia memilih menjadi awak kapal pesiar selama 20 tahun. Bertahan dalam pekerjaan ini bukanlah hal yang mudah, mengingat kerasnya tantangan serta dinamika yang terus berubah, ibarat ‘ombang-ambing’ ombak di lautan luas. Namun, pengalaman tersebut juga membawa banyak manfaat, serta profesionalisme yang tinggi, nilai-nilai yang kemudian menjadi fondasi dalam setiap langkah yang ia ambil di masa depan.

Sepulang dari kapal pesiar, Dewa Nyoman Sukerta kembali ke kampung halamannya di Jelijih, Desa Megati, Kabupaten Tabanan. Namun, kepulangannya kali ini bertepatan dengan awal pandemi, yang menyebabkan banyak sektor, termasuk industri pariwisata dan pelayaran, mengalami keterpurukan. Alih-alih berdiam diri, ia memilih untuk kembali ke akar leluhurnya sebagai petani. Pria kelahiran 2 Maret 1975 ini, kemudian memanfaatkan lahan yang dimilikinya, yang di alih fungsikan untuk budidaya alpukat. Ia melihat potensi besar dalam komoditas ini, terutama karena alpukat semakin diminati baik di pasar lokal maupun ekspor. Proses bertani memberinya pengalaman baru yang berbeda jauh dari kehidupannya di kapal pesiar. Ia merasakan ketenangan dalam bekerja di atas tanah, menyaksikan tanaman bertumbuh, dan menikmati ritme kehidupan yang lebih selaras dengan alam.

Di sela-sela kegiatan bertaninya, Dewa Nyoman Sukerta tidak melupakan latar belakangnya di dunia pariwisata. Ia bergerak untuk membagikan ilmu dan pengalaman yang telah ia peroleh selama bertahun-tahun di kapal pesiar. Ia pun mulai mengajar di beberapa Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Tabanan, memberikan wawasan bagi generasi muda yang bercita-cita berkarir di industri perhotelan dan pelayaran. Menurutnya, membimbing anak-anak muda adalah sekaligus bentuk pengabdian kepada daerah asalnya. Dewa Nyoman Sukerta juga sempat terjun kembali di pariwisata dengan bekerja sebagai manajer di Umadhatu Resot di Megati. Hingga di akhir tahun 2020, ia mulai terjun dalam struktur adat dengan menjabat sebagai Petajuh atau Wakil Bendesa Adat di Desa Adat Jelijih, Megati, Tabanan. Peran ini semakin memperluas wawasannya tentang tata kelola desa, nilai-nilai adat, serta berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat.

Baca Juga : Dari “SABUN MANDI” Menuju Mimpi Besar di Dunia Pendidikan

Keaktifannya dalam berbagai kegiatan sosial juga semakin terlihat melalui keterlibatannya di Yayasan Dharma Baruna, yang berfokus pada kegiatan kemanusiaan seperti bedah rumah, pembagian sembako, serta program orang tua asuh bagi anak-anak yang membutuhkan. Pada tahun 2023, ketika pemilihan Perbekel Desa Megati akan dilaksanakan, masyarakat mengusulkan namanya sebagai calon pemimpin desa. Meskipun tidak memiliki pengalaman di bidang politik dan birokrasi, ia tidak ragu untuk maju. Berbekal pengalaman kepemimpinan di berbagai komunitas serta kepeduliannya terhadap kesejahteraan masyarakat, ia melihat ini sebagai kesempatan untuk membawa perubahan positif bagi Desa Megati. Juli 2023 menjadi titik penting dalam hidupnya. Dengan tekad bulat dan dukungan dari masyarakat, ia mantap maju dalam pemilihan Perbekel, dengan visi untuk membangun desa Megati yang sejahtera dan bermartabat.

Program Pembangunan Desa
Sejak menjabat sebagai Perbekel Desa Megati, Dewa Nyoman Sukerta telah menjalankan berbagai program strategis yang berfokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, kesehatan, serta pelestarian budaya. Di bidang infrastruktur, salah satu pencapaiannya adalah pembukaan Jalan Nusa Tani sepanjang 1,6 km, yang memberikan akses lebih baik bagi masyarakat desa, khususnya para petani dalam mendistribusikan hasil panennya. Selain itu, ia juga berupaya memperbaiki jalan di Desa Sesandan, yang selama empat tahun mengalami kerusakan parah. Melalui komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah kabupaten, jalan tersebut kini telah rampung dan mulus pada tahun 2025.

Di sektor kesehatan, Dewa Nyoman Sukerta memastikan bahwa informasi tentang layanan kesehatan di fasilitas setempat mudah diakses oleh masyarakat. Salah satu fokusnya adalah pemutakhiran kepesertaan BPJS, terutama keluarga miskin yang asuransinya tidak aktif, agar mereka tetap mendapatkan perlindungan kesehatan yang layak. Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas SDM, ia menggandeng karang taruna dalam berbagai kegiatan positif, seperti turnamen voli, yang tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga mempererat persaudaraan dan solidaritas antar pemuda.

Dalam upaya memperkuat persatuan masyarakat sekaligus melestarikan budaya, ia menggagas lomba ogoh-ogoh tingkat kabupaten, di mana Desa Megati mewakili Kecamatan Selemadeg Timur. Selain itu, sejak tahun 2024, ia juga telah menyelenggarakan Festival Budaya Megati, yang menampilkan berbagai kesenian tradisional dan menjadi ajang promosi kearifan lokal. Sebagai bentuk pengembangan wawasan dan motivasi masyarakat, Dewa Nyoman Sukerta juga menginisiasi seminar inspiratif yang menghadirkan pembicara-pembicara berpengalaman untuk memberikan motivasi dalam bidang ekonomi, wirausaha dan pengembangan diri.

Baca Juga : Kesuksesan Pengusaha Lokal dan Kelestarian Pariwisata Bali Lewat Budaya Ramah Tamah

Kedepan, Dewa Nyoman Sukerta telah menyiapkan langkah strategis dalam mengelola pembangunan Desa Megati secara berkelanjutan. Salah satu pencapaian penting adalah diterbitkannya Peraturan Desa (Perdes) tentang Tata Ruang pada Januari 2025. Dengan adanya perdes ini, layout desa akan lebih tertata dan memiliki arah pembangunan yang jelas, sehingga dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap gempuran investasi besar-besaran, yang dikhawatirkan dapat memicu alih fungsi lahan secara massif, sebagaimana yang telah terjadi di kawasan Badung dan terus meluas ke wilayah barat Bali. Untuk mengantisipasi hal tersebut. Desa Megati diproteksi dengan pendekatan kolaboratif, di mana pemerintah desa duduk bersama para tokoh masyarakat, pemangku adat, serta pihak terkait guna merumuskan kebijakan yang dapat menjaga identitas dan keberlanjutan desa.

Dalam agenda kerja selanjutnya, Dewa Nyoman Sukerta berfokus pada penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi desa. Ia telah mengalokasikan penyertaan dana BUMDes) untuk membangun pola bisnis yang berkelanjutan, dengan ketahanan pangan sebagai prioritas utama. Hal ini sejalan dengan potensi besar Desa Megati di sektor pertanian, yang diharapkan dapat menjadi sumber daya utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal SDM, Dewa Nyoman Sukerta juga menambahkan akan memfasilitasi para generasi muda yang ingin merantau bekerja di luar negeri dengan menjalin kerja sama bersama beberapa agensi tenaga kerja resmi. Bagi mereka, yang tidak memungkinkan jauh dari keluarga, ia juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dengan membuka bursa kerja yang menghubungkan warga desa dengan peluang pekerjaan di berbagai sektor.

Setiap perubahan selalu mengundang pro dan kontra. Tak semua orang bisa langsung menerima arah baru, dan tak semua keputusan akan menyenangkan semua pihak. Namun, ia percaya bahwa kepemimpinan bukanlah tentang mencari popularitas atau sekedar memenuhi ekspetasi segelintir orang. Kepemimpinan adalah tentang keberanian mengambil keputusan, meski berat, selama itu membawa manfaat bagi lebih banyak orang.

Dewa Nyoman Sukerta paham bahwa perjalannya tidak akan selalu mulus, bahwa akan ada badai yang menghadang. Namun, sebagaimana ia telah mengarungi samudera selama dua dekade, ia tahu satu hal :

“Seorang nahkoda yang baik tidak akan membiarkan kapalnya hanyut, melainkan akan berjuang untuk membawa seluruh awaknya menuju tujuan dengan selamat”

Ia ingin membawa Megati sebagai tanah yang harus dijaga, rumah yang harus diperjuangkan dan dengan segala pengalaman, dedikasi, serta keyakinannya, ia siap melangkah. Bukan lagi seorang pelaut, tetapi sebagai pemimpin yang membawa Desa Megati menuju masa depan yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *