Salah satu cara signifikan untuk berkontribusi terhadap pengembangan lembaga keuangan desa adalah dengan turut berinvestasi pada lembaga tersebut. Lembaga keuangan desa, seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD), berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pendanaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan, khususnya di Bali.
Dengan berinvestasi pada lembaga-lembaga ini, individu dan organisasi dapat membantu menyediakan modal yang diperlukan untuk operasi dan ekspansi mereka. Investasi ini juga dapat membantu menghasilkan pendapatan dan mendorong perkembangan masyarakat lokal.
Dengan mendukung pertumbuhan LPD, maka setiap krama dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan perekonomian pedesaan.
Sama halnya dengan yang dilakukan LPD Desa Adat Akah yang berkeinginan kuat untuk memperkuat ekonomi pedesaan dan mendorong kesejahteraan masyarakat dengan sumber daya yang dimiliki. LPD Desa Adat Akah yang dahulu sempat meredup, kini kembali bertrasnformasi dengan generasi penerus yang memiliki energi dan semangat untuk maju bersama.
Dalam menjalankan kinerjanya sebagai lembaga intermediasi keuangan yang hadir di tengah masyarakat, LPD Desa Adat Akah pun terus fokus mengurgensikan dan memfasilitasi kebutuhan pinjaman kepada masyarakat dalam membangun dan menaik-tingkatkan usahanya.
Maka lambat laun peranan lembaga ini pun memang terbukti sebagai gerakan paling esensial dalam menggeliatkan perekonomian dan produktivitas desa.
Di pimpin oleh sosok putri daerah bernama Dewa Ayu Agustina Delling, S.E, yang terpilih secara seleksi menahkodai laju kinerja lembaga ini. Lewat tangan dinginnya, LPD Desa Adat Akah terus mengalami percepatan transformasi ke arah yang lebih baik dan signifikan dengan mensinergikan programnya dari berbagai aspek, sumber daya, produktivitas usaha, hingga prasarana ekonomi untuk membangun prasarana di wilayahnya.
Tetap kokoh dan sampai pada titik gemilang saat ini, tentu saja berbagai kendala dan hambatan telah menjadi bagian dalam jatuh bangun perjalanan lembaga keuangan yang berwatak sosial ini.
Menurut Dewa Ayu di masa awal mempimpin LPD ini persoalan utama yang harus dihadapi adalah menggalang jaringan kerjasama dengan masyarakat desa melalui sosialisasi yang berkelanjutan, dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengubah seluruh pelaku sosial, baik secara individual maupun pelaku ekonomi produktif menjadi satu kesatuan instrumen yang mempunyai tujuan yang sama untuk membangun kesejahteraan bagi masyarkat desa.
Maka manuver pertama yang digalakkan Dewa Ayu adalah mensosialisasikan kembali program-program LPD secara tatap muka langsung / door to door dengan berkelanjutan.
Hal itu mungkin terdengar sepele, namun pada kenyataannya dengan tatap muka dan berkomunikasi secara langsung Dewa Ayu tak hanya dapat menjalin kedekatan secara emosional, tapi juga dapat mengetahui urgensi kebutuhan apa yang diinginkan masyarakat.
Sehingga dengan manuver itu pula sosok Dewa Ayu dapat merancang berbagai program LPD yang dijalankan menjadi tepat dan mengena sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Terbukti dengan langkah sosialisasi secara berkala, kini anggota yang tergabung di LPD Desa Adat Akah telah semakin terkonsolidasi.
Alhasil, LPD ini pun dapat terus bergerak dinamis dan meraksasa dengan proses yang organik. Dewa Ayu meyakini bahwa hal tersebut dapat terjadi karena dalam setiap prosesnya lembaga ini harus terus beradaptasi mengimbangi isu-isu nasional dan perubahan prilaku masyarakat dari waktu ke waktu. Terlebih dalam menghadapi pandemi di warsa terakhir.
Dewa Ayu meyakini bahwa LPD desa yang komprehensif harus dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas masyarakat yang dilayaninya.
Hal ini dapat dilakukan melalui penilaian kebutuhan masyarakat, survei, dan kelompok. Untuk memahami kebutuhan dasar masyarakat, seperti pangan, sandang, dan papan, atau juga mungkin menaik-tingkatkan usahanya.
Maka dari itu, sangat penting dalam menciptakan lembaga keuangan desa yang memenuhi kebutuhan para krama dan anggotanya. Dengan mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas masyarakat, LPD Desa Adat Akah dapat menyesuaikan layanan dan programnya untuk melayani anggotanya dengan lebih baik dan dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Berbicara tentang etos kerjanya dalam membangun kembali kekuatan lembaga, Dewa Ayu meyakini bahwa sikap komitmen dalam bekerja adalah faktor utama yang menjadi modal penting dalam menjalankan kewajibannya. Karena dengan sikap itu jugalah menurutnya seorang insan dapat terus tangguh, walau diterpa berbagai cobaan dan jatuh bangun dalam prosesnya.
Peningkatan baik dari segi pelayanan hingga sistem kinerja pun kini semakin bergerak signifikan seiring dengan tumbuhnya daya gabung dan antusias masyarakat terhadap LPD.
Alhasil ‘LPD Desa Adat Akah’ yang dahulu sempat redup, kini ditangannya dapat kembali eksis memberikan wujud kerja nyata dan mendongkrang kinerja lembaga dengan SDM yang solid.
Dalam menjalankan kinerjanya LPD Desa Adat Akah terus meluncurkan segala program dengan visi dan misi yang jelas dan selaras dengan kebutuhan krama desa sebagai acuan dalam mewujudkan programnya. Dengan itu capaian target akan terealisasi sepenuhnya untuk membangun dan semakin mengoptimalkan potensi desa adat.
Peran ‘LPD Desa Adat Akah’ yang pada dasarnya memang didirikan sebagai lembaga pengembang ekonomi dan infrastruktur milik desa, maka sudah menjadi fitrahnya untuk konsisten sebagai lembaga kemasyarakatan dengan asas kekeluargaan ‘dari krama untuk krama, dan dari desa untuk desa’.
Terlebih Dalam situasi darurat, seperti pandemi Covid-19, dana desa terbukti menjadi jaring pengaman sosial yang efektif untuk mencegah kemiskinan dan mendukung populasi rentan. Dengan meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah desa dan memberikan bantuan keuangan kepada desa, lembaga ini dapat memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sosok bersahaja Dewa Ayu Agustina Delling merupakan putri daerah kelahiran Ubud, Gianyar. Ia lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga sederhana, ayahanda adalah seorang guru dan ibunda bertanggung jawab mengurus rumah tangga.
Sejak kecil Dewa Ayu memang telah terbiasa dalam membantu pergulatan ekonomi keluarga dengan bekerja serabutan berdagang kacang, hingga menjual tiket pentas seni di Ubud, semua itu ia lakukan demi untuk membantu orang tua menunjang hajat hidup dan pendidikannya.
Meskipun tumbuh dalam lingkungan keluarga yang jauh dari kata mewah, namun sosok orang tua di matanya selalu gigih dalam mengupayakan kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Dibesarkan oleh sosok ayahnda yang menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dan kegigihan, menjadikan Dewa Ayu kemudian tumbuh dengan nilai-nilai kedisiplinan dan integritas.
Baca Juga : Jejak Kesuksesan Perempuan Bali Mandiri, Transformasikan Warung Sederhana Menjadi Restoran Bertaraf Dunia
Nyatanya bagi Dewa Ayu, keseharian masa kecilnya itulah yang kemudian membentuk sikap penuh dedikasinya terhadap pekerjaan. Sehingga apapun yang ia kerjakan, akan dilakukan dengan sungguh – sungguh dan mempunyai tujuan pasti.
Berbicara tentang kunci suksesnya dalam merevitalisasi lembaga keuangan milik desa ini, Dewa Ayu meyakini bahwa sikap tanggung jawab merupakan faktor utama dalam melaksanakan kinerja yang diamanahkan kepadanya.
Hal ini memang sangat relevan untuk dijalankan, apalagi saat menjalankan suatu pekerjaan, karena individu yang bertanggung jawab selalu memegang teguh komitmen.
Serta dengan tanggung jawab dan komitmen jugalah menurut Dewa Ayu suatu lembaga dapat terus berkembang, walaupun jatuh bangun dan lika-likunya tetap selalu ada, namun jika hal itu dilandasi dengan sikap keguyuban untuk maju bersama maka seberat apapun tantangan, akan terasa lebih mudah untuk ditaklukkan.
Memang butuh proses dalam penitian dan adaptasi ritme kinerjanya, namun dengan kegigihan dan komitmen yang kuat, Dewa Ayu membuktikan bahwa niat baik jika dileburkan dengan kerja keras akan berbuah manis pada waktunya.
Ia pun meyakini bahwa perjalanannya membawa LPD Desa Adat Akah hingga sampai di titik ini tidaklah lepas dari sinergitas tokoh masyarakat, struktur pemerintahan desa dan seluruh krama yang menjadi ujung tombak pengorganisiran lembaga ini, sehingga program-program berjalan seiring dengan kontribusi bersama.
Lebih jauh, Dewa Ayu mengabdi atau ngayah untuk desa tercinta sebagai upaya untuk melaksanakan suatu dharma dalam hidup bermasyarakat, yang pada hakikatnya jika dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh maka akan menghasilkan karma yang baik, seperti menuai apa yang ditabur.
Prespektif itu jugalah yang menuntun Dewa Ayu untuk menahkodai laju LPD Desa Adat Akah agar selalu mencondongkan arah kebijakannya dengan asas kekeluargaan dan saling mendukung untuk mewujudkan impian bersama.