Jauh tak terpikirkan sebelumnya, diakui I Wayan Sumerta, S.E. yang awalnya hanya bertujuan membantu masyarakat Desa Selumbung, Kec. Manggis, Kab. Karangasem menjadi perantara menjual hasil kebun petani ke Denpasar seperti gabah, sayur, kelapa, pisang, kerajinan sapu lidi dan lain-lain akan mampu terus bertahan dan berkembang, merambah ke kebutuhan pokok dengan merk dagang terkemuka. Seperti penampakan UD. Putri Dugul saat ini, yang komplit dengan berbagai kebutuhan yang mudah dijangkau khususnya masyarakat Desa Selumbung dan sekitarnya.
Lahir di lingkungan desa, dari orangtua sebagai petani, I Wayan Sumerta paham betul bagaimana perjuangan orangtua dan juga masyarakat Desa Selumbung dalam memenuhi kebutuhan. Ia pun tak bisa berdiam diri dan terketuk hatinya untuk membantu memasarkan hasil kebun maupun hasil pertanian yang masyarakat miliki dengan membantu membawa dan menjualkannya ke Denpasar.
Baca Juga : Mensinergikan Seluruh Pihak Demi Terus Eksis Mendukung Sektor Pertanian di Desa Rejasa
Desa Selumbung yang terdiri atas enam banjar, Bukit Catu, Kaleran, Kelodan, Tengah, Kanginan, dan Anyar ini, sebagian besar merupakan bermata pencaharian di lahan pertanian, dengan sumber penghasilan utama penduduknya adalah kelapa, dengan komoditi pertanian yang berpotensi adalah tanaman pangan seperti padi, jagung dan ketela pohon, jenis sayuran, serta buah – buahan, meliputi mangga, nangka, pisang, dan durian. Sedangkan kelapa tergolong tanaman perkebunan yang sangat potensial di desa ini. Sementara itu hewan ternak yang berpotensi adalah sapi, kambing, babi, dan ayam kampung (buras).
Sumerta sendiri tak bisa mengandalkan kebutuhannya, dari hanya penghasilan orangtua sebagai petani. Terlebih ibunya pernah berpesan, sebagai anak laki – laki harus bertanggung jawab dalam menghidupi keluarga. Sejak remaja, selain membantu orangtua mengolah lahan yang tidak seberapa, ia pun mulai beternak sapi, yang sekiranya sebagai persiapan modal untuk sesuatu yang bersifat mendesak.
Sumerta bersyukur mampu melanjutkan pendidikan hingga tingkat SMA, sembari mengembangkan potensi ternak sapinya yang berharap bisa dimanfaatkan suatu saat nanti. Namun setamat SMA, ia tak bisa memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi, Universitas Warmadewa, karena keterbatasan ekonomi yang mengakibatkan kuliahnya putus di tengah jalan. Sumerta tak mau lama-lama terlena dengan nasibnya, ia kemudian memilih langsung bekerja, dengan melamar sebagai sopir.
Di tempatnya bekerja, bosnya merupakan seorang pedagang, Sumerta memanfaatkan kesempatan tersebut, tidak hanya menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, ia sekaligus menimba ilmu dan menambah pengalaman soal cara berdagang. Seiring berjalannya waktu, ia semakin fokus dan mengenal strategi, untung, rugi dan lika – liku lainnya dalam perdagangan. Setelah merasa cukup siap dengan apa yang ia dapatkan, ia memutuskan mundur sebagai sopir dan memulai langkah barunya untuk merintis usaha.
Merintis Usaha Sekaligus Membantu Perekonomian Petani.
Sumerta pun memiliki ide untuk membantu para petani maupun masyarakat yang memiliki kebun untuk menjual hasil kebunnya kepada dirinya, yang akan ia kirim ke Denpasar. Untuk mendapatkan modal, ia kemudian menjual sapi ternaknya, seharga 7 juta rupiah untuk membeli kendaraan sebagai armada pengangkut barang. Berjalannya waktu, ia kemudian menerapkan hasil pembelajarannya tersebut, usahanya pun kian mendapatkan respon positif dari masyarakat desa, karena telah membantu perekonomian mereka.
Setiap dua hari sekali, Sumerta berangkat ke Denpasar, perjalanannya pun tak selalu lancar, ia pernah mengalami kecelakaan dan mengalami kerugian, namun Sumerta tak menyerah begitu saja, baginya itu sebuah pembelajaran, agar lebih berhati – hati kedepannya. Selanjutnya ia harus segera bangkit dan hadapi apapun proses tantangan yang dijumpai kedepannya, sampai menemui target yang diinginkan.
Semakin berinovasi, Sumerta mulai berpikir akan jauh lebih baik bila sepulang dari Denpasar, ia juga membawa kebutuhan rumah tangga yang masih terbatas ditemukan di desa. Hingga secara perlahan, tokonya tak hanya diisi dengan hasil tani maupun perkebunan, tapi juga kebutuhan pokok lainnya dan semakin lengkap, seperti beras, tepung, minyak, pakan ternak dan lain – lain. Agar menghemat waktu, ia juga tak perlu ke Denpasar lagi untuk membeli barang, kebetulan saat di Klungkung ia bertemu salah satu sales produk yang ia jual, pria kelahiran Selumbung, 4 Juli 1969 ini, langsung saja meminta nomor atasan sales tersebut, sehingga barang-barang yang ia butuhkan bisa tinggal diantarkan ke tokonya yang bernama “UD. Putri Dugul”.
Baca Juga : Tak Menyerah Pada Nasib Dengan Mengejar Potensi Pada Pendidikan Hingga Sukses Menjadi Pimpinan LPD
Seiring kesuksesannya membangun toko, tak sedikit yang mulai menawarkan berbagai bentuk investasi kepada Sumerta. Ia yang mengaku tak banyak tahu soal trend investasi mengaku salah mengambil langkah, meski sejatinya investasi memberikan benefit yang berjangka panjang, namun bila kita tidak paham, apalagi ada yang menyalahi aturan, yang ada justru rugi besar. Kelalaian inilah yang dialami Sumerta, awalnya berpikir tak ada salahnya untuk mencoba hal baru dan harapannya agar sama – sama enak, sembari membantu karir si penawar investasi, ia pun mendapatkan benefit-nya, namun justru karena belum paham resiko, kerugianlah yang ia dapatkan.
Di balik peristiwa tersebut, Sumerta pribadi tak bisa sepenuhnya menyalahi pihak investasi, karena ia juga seharusnya memahami dulu bidang tersebut. Namun dari sisi pengalaman yang kurang menyenangkan tersebut, pasti ada pelajaran bahkan hal yang patut disyukuri. Seperti yang kerugian yang dialaminya, beruntung saat itu ia masih produktif dari segi usia dan usaha, jadi tidak terlalu membawa banyak beban, meski mengakibat tertundanya membuka toko cabang kedua. Kondisi tersebut, membuatnya lebih introspeksi diri, agar tidak terulang kejadian yang sama kedepannya.
Kini Sumerta lebih memilih fokus untuk mengembangkan UD. Putri Dugul, yang rencananya akan membuka cabang kedua. Harapannya, semoga sama suksesnya dengan cabang yang pertama dan semakin menjangkau para petani maupun peternak dalam membantu perekonomian dan kebutuhan dalam pekerjaan mereka seperti pakan ternak maupun pupuk. Sumerta yang telah berhasil membuktikan, meski awalnya ia berangkat dari keluarga sederhana, namun tak bisa membatasi dirinya untuk menolong masyarakat desa, melalui usaha yang ia rintis. Sejauh memiliki tujuan positif, restu Sang Pencipta dan Semesta akan menyertai langkah kita, harmoni dengan tantangan yang akan membuat kita semakin memaknai potensi dan menghargai proses yang telah sukses kita lalui.
2 thoughts on “UD. Putri Dugul Tunjukan Kepedulian Mensejahterakan Ekonomi Para Petani dan Peternak”