Sesuatu yang kita lakukan pada dasarnya itu semua berawal dari niat, apabila sedari awal sudah dilandasi dengan niat yang baik pasti hasil yang kita dapat nantinya merupakan hasil yang baik pula, begitupun sebaliknya apabila memiliki niat yang buruk maka hasil yang akan didapatkan bakalan menjadi buruk pula. Itu semua tergantung pada pola pikir individu dan karakter yang dimilikinya. Seperti halnya sebuah karma, seputar aksi dan reaksi, maka konkretnya suatu tindakan akan menghasilkan suatu efek tersendiri.
Sama halnya seperti pengusaha wanita bernama Ni Luh Candri Artini, berbekal niat baik dan kegigihannya untuk mengubah garis takdir keluarganya. Terbukti kini ia telah berhasil menekuni berbagai bisnis hingga dapat terus menggurita. Mulai dari bisnis mini market bernama ‘Mini Market Sejahtera’ hingga bisnis koperasi yang hingga kini semakin melambungkan karir bisnisnya. Dengan semakin maraknya pebisnis di dalam industri ini, membuat sosok Ni Luh Candri Artini harus berpacu cepat berinovasi untuk menciptakan berbagai perkembangan di era serba digital saat ini. Ditangannya bisnis yang ia kelola nyatanya dapat bersaing di setiap segmen pasarnya, hingga sekarang terus bergerak masif kendati telah berdiri di usia yang hampir memasuki dua dekade.
Baca Juga : Kekuatan Doa dan Harapan Dalam Membangun Jembatan Kesuksesan
Dengan fasilitas yang baik, serta menjunjung tinggi keamanan dan kenyaman para customer-nya. Maka tak ayal berkat tangan dingin pengusaha wanita ini, berbagai bisnisnya dapat terus bergerak dinamis sehingga tetap menjadi pilihan masyarakat Bali untuk dapat memenuhi fasilitas kebutuhan primer dan sekundernya.
Untuk meraih sesuatu yang kita impikan atau cita-citakan, hal yang perlu kita lakukan adalah dengan terus berusaha dan berdoa secara maksimal. Kerena di dunia ini tidak ada kesuksesan yang instan, semua harus membutuhkan proses. Sebagai manusia pastinya kita tak pernah lepas dari yang namanya ‘cobaan’ hidup, hal itu terkadang membuat hidup semakin sulit secara fisik dan mental. Layaknya sebuah roda kehidupan yang terus berputar, seseorang sering merasa masalah yang dihadapi begitu berat dan berpikir tak mampu melaluinya.
Percaya atau tidak masa kecil Ni Luh Candri Artini telah dipenuhi dengan berbagai perjuangan yang menuntutnya untuk kuat bertahan dalam peliknya kehidupan. Ia terlahir dari keluarga yang tidak berkecukupan. Ayahnya hanyalah seorang buruh kasar harian dan ibunya adalah sosok ibu rumah tangga. Keterbatasan ekonomi keluarganya itu membuatnya terpaksa harus dititipkan untuk hidup bersama paman dan bibinya. Hal itu semata-mata dilakukan orang tuanya agar hajat hidupnya dapat tercukupi dan bisa melanjutkan sekolahnya, karena di masa itu keluarga pamannnya di rasa lebih mampu dan berkecukupan untuk merawat dan mengasuhnya.
Tinggal dan hidup dengan keluarga paman dan bibinya, membuat Ni Luh Candri Artini sedari kecil harus ikut serta membantu mengerjakan hal-hal yang menyangkut pekerjaan rumah, dari mulai mecuci baju hingga menimba air untuk kebutuhan harian satu keluarga. Karena setidaknya ia merasa harus mempunyai etika untuk bertanggung jawab sebagai orang yang menumpang hidup, meski masih dalam lingkaran keluarga besarnya sendiri. Alhasil ia tidak mempunyai banyak teman bermain, karena kehidupan masa kecilnya hanya dihabiskan untuk bersekolah dan bekerja. Mungkin keadaan hidup susah itulah yang terus mendorong sosok Ni Luh Candri Artini untuk bisa hidup berdikari, jadi dengan semua keterbatasan itu ia pun bersikeras untuk belajar dengan giat, agar setidaknya ia memiliki bekal ilmu yang banyak untuk menyongsong masa depannya.
Sehingga setelah dewasa dan menamatkan pendidikan SMA nya, ia pun sudah bekerja dan hidup mandiri. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, apapun ia lakoni, mulai dari bekerja serabutan hingga berdagang. Meski sulit, tak pernah sedikit pun Ni Luh Candri Artini mengeluh dengan kehidupan yang dijalaninya, baginya masa-masa itu ia jadikan sebagai waktu untuk mendapatkan pengalaman dan pelajaran sebanyak-banyaknya. Dari mulai cara mendasar untuk membangun relasi, hingga dapat menciptakan pasarnya sendiri dalam ilmu berdagang. Sehingga dari sinilah mental berwirausaha Ni Luh Candri Artini terbentuk.
Rencana Tuhan memang kadang tak terduga. Manusia hanya dapat melihat dan merasakan yang mungkin tampak menyedihkan saat ini. Namun dengan kehendak Tuhan, mungkin hal ini merupakan permulaan dari suka cita yang tak pernah terbayangkan untuk sosok Ni Luh Candri Artini yang selalu berteman dengan kegigihan. Siapa sangka dari perjalanannya inilah Ni Luh Candri Artini dipertemukan dengan sosok suami yang kala itu selalu mendukung dan selalu ada menopang masa – masa tersulitnya. Sehingga setelah menikah, berbekal lahan tanah peninggalan keluarga, ia dan suami pun mulai kembali bangkit dan mencoba peruntungan dengan berbisnis jual beli tanah dengan bekerja sama dengan seorang makelar. Perlahan namun pasti berkat kekuatan doa dan keyakinan bisnis itu pun mulai menghasilkan, sehingga dapat menjadi modal awal untuk membangun bisnis minimarket yang kala itu ia rasa cukup menjanjikan, karena tak dipungkiri kebutuhan akan sembako merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi setiap hari oleh masyarakat. Karenanya peluang ini dirasa Ni Luh Candri Artini sebagai peluang yang pas untuk ia jalankan.
Baca Juga : Berdedikasi sebagai Pelayanan Masyarakat maupun Berwirausaha
Namun dalam menjalankan usaha, tentunya seseorang tidak bisa hanya tinggal diam dan menunggu, kemudian sukses begitu saja. Untuk mencapai itu diperlukan keberanian dan take action, dengan tanggung jawab besar dalam merintis usaha miliknya sendiri, ia pun harus mempunyai motivasi dan mental yang kuat. Karena seorang pemimpin haruslah memiliki kemampuan mengelola dan mengendalikan bisnisnya. Membangun hubungan emosional dengan para karyawan dan customer-nya, hingga mengelola flow keuangan adalah hal utama yang menjadi tantangan Ni Luh Candri Artini dalam menjalankan bisnis ini.
Beruntung, pengalamannya sebagai seorang pedagang membuatnya telah terbiasa menjalin komunikasi dengan banyak orang. Ilmu ini tentunya sangat membantu dan diterapkannya untuk menjalankan roda bisnisnya. Yang terpenting bagi Ni Luh Candri Artini adalah inovasi, ide atau pun strategi, harus terus sejalan dalam menciptakan budaya kerja. Karena menurutnya, sebuah usaha tidak akan besar tanpa adanya sebuah budaya kerja yang baik, dengan itu semua lini pekerjaan dapat bekerjasama menopang dan mendorong bisnis untuk maju.
Sukes dengan bisnis minimarket nya, sebagai pebisnis Ni Luh Candri Artini tak lantas cepat berpuas hati. Ia pun terus belajar dan memperbanyak relasi untuk dapat terus menangkap peluang bisnis – bisnis baru. Di tengah pergejolakan bisnis pariwisata Bali di awal – awal tahun 2000an, banyak bisnis – bisnis baru pun mulai bermunculan, mulai dari bisnis produk rumahan hingga bisnis cafetarian, untuk mengawali bisnis itu, tentunya orang-orang harus memiliki modal terlebih dahulu. Dari sanalah ide untuk membuat koperasi simpan pinjam Ni Luh Candri Artini terbesit, kecakapannya membaca peluang itu akhirnya menghantarkannya dengan kesuksesan yang gemilang.
“Sukses itu butuh perjuangan, namun kita sebagai seorang insan tidak boleh lupa bahwa peran penting Tuhan sangat besar dalam setiap kesuksesan yang diraih” ucap Ni Luh Candri Artini. Kesuksesan yang dimilikinya saat ini tentunya tidak pernah ia bayangkan, ia seratus persen meyakini bahwa campur tangan Tuhan lah yang sanggup membawanya pada titik ini. Oleh karena itu rasa syukur terus ia panjatkan kepada Sang Maha Kuasa. Karena nyatanya Tuhan mencintai hambanya yang gigih untuk mengubah takdirnya. Ada – ada saja jalan Tuhan untuk membuka jalan Ni Luh Candri Artini untuk bangkit dan mengabulkan impiannya yang terpatri sedari kecil untuk dapat menjadi orang yang sukses dan mengubah garis takdir keluarganya.
Banyak manusia telah berjuang dengan sekuat tenaga dan tanpa lelah mengejar kesuksesan hidup. Namun kesuksesan pun tak kunjung tiba dan mungkin masih jauh dari harapan. Mungkin saja karena kita lupa akan peran besar Tuhan dan jarang sekali membawa namaNYA dalam keseharian perjuangan kita. Dari Ni Luh Candri Artini kita belajar bahwa impian dan kerja keras harus selaras dengan doa dan harapan. Karena Tuhan selalu tahu bagaimana menciptakan senyum di wajah umat-Nya. Seperti yang selalu Ni Luh Candri Artini yakini, bahwa Tuhan akan membuat skenario terbaik untuk setiap insan yang mau mengambil hikmah dari benturan demi benturan dan kesuraman masa lalunya untuk mempunyai tujuan pasti dan menemukan makna lain untuk masa depan yang gemilang.
2 thoughts on “Bangkit dan Berdamai Dengan Masa Lalu”