“MEMBANGUN KOPERASI SRI BARUNA LESTARI” Perjalanan yang Penuh Warna

“MEMBANGUN KOPERASI SRI BARUNA LESTARI” Perjalanan yang Penuh Warna

Merintis koperasi adalah pengalaman hidup yang tak ternilai, penuh dengan kenangan yang akan selalu diingat. Mulai dari momen-momen manis hingga menghadapi tantangan yang pahit, semuanya menjadi pelajaran berharga. Bahkan, tantangan tersebut sering kali menjadi bahan cerita lucu saat koperasi sudah sukses berdiri tegak seperti terlihat sekarang ini. Itulah cara I Dewa Gede Subawa selaku Ketua dan I Wayan Sumantra sebagai Sekretaris, dua tokoh perintis Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sri Baruna Lestari untuk mengurangi stres dan menjaga semangat. Berikut pengalaman menarik mereka dan penuh inspirasi selama periode panjang membangun koperasi ini dari nol.

Hidup adalah perjuangan, dan perjuangan membangun koperasi memang bukan perkara yang mudah. Dewa Gede Subawa dan Wayan Sumantra telah melalui jalan panjang yang penuh liku, menghadapi segala getir dan tantangan untuk merintis serta merebut kepercayaan masyarakat terhadap koperasi, sebuah lembaga perekonomian yang pada awalnya sering dipandang sebelah mata. Tantangan utama mereka bukan hanya sekedar membangun struktur organisasi, tetapi juga mengubah pola pikir masyarakat. Mungkin masih ada masyarakat yang menganggap koperasi kurang bergengsi dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Disitulah letak perjuangan terbesar, membuktikan bahwa koperasi adalah pilar penting sejak zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. “Awalnya sulit meyakinkan masyarakat bahwa koperasi bisa menjadi solusi”, kenang Dewa Gede Subawa. Karena tidak menyerah, serta dedikasi dan pendekatan yang konsisten, sedikit demi sedikit kepercayaan mulai tumbuh.

KSP Sri Baruna Lestari memiliki latar belakang dari arisan keluarga yang bertujuan menjaga tali silahturahmi yang semakin kompleks. Berkat semangat gotong royong, pada tahun 2013, koperasi ini resmi berbadan hukum. Dengan lokasi yang awalnya sederhana dan jauh dari ideal, mereka menghadapi berbagai tantangan. Pengalaman yang dulu membuat sedih, kini menjadi cerita lucu, misalnya ketika rapat anggota yang melibatkan 25 orang, fasilitas yang tersedia sangat terbatas. Mereka harus menyewa kanopi yang dipasang hingga ke badan jalan untuk menampung seluruh anggota. Mereka juga menarik pelajaran dari pengalaman tersebut, bahwa terkadang keterbatasan tersebut memunculkan solidaritas yang memperkuat koperasi. Meski tak sempurna di awal, tapi semangat, keberanian dan komitmen untuk terus melangkah ke depan tetap menyala.

Baca Juga : MEMBANGUN PILAR KEHIDUPAN | Pendidikan, Cinta dan Keluarga

Dulu disepelekan, akhirnya waktu membuktikan bagaimana KSP Sri Baruna Lestari melayani dan merangkul masyarakat. Mereka yang awalnya ragu-ragu kini mulai bergabung setelah melihat bagaimana koperasi ini mampu membantu anggotanya mengelola keuangan, memberikan akses pinjaman yang mudah, serta menciptakan peluang usaha baru. Selain memberikan layanan finansial, koperasi ini juga merangkul masyarakat melalui program – program edukasi dan pemberdayaan. Mereka tidak hanya menawarkan solusi ekonomi, tetapi juga menjadi mitra yang peduli terhadap kebutuhan sosial masyarakat. Program pengembangan usaha kecil, pelatihan keterampilan, hingga dukungan dalam perayaan tradisional lokal, menjadi bukti nyata bahwa koperasi ini benar-benar berdiri untuk masyarakat.

Dari Kesederhanaan, Membakar Semangat Berkoperasi
Dibalik keberhasilan Dewa Gede Subawa dan Wayan Sumantra, melayani masyarakat dalam fasilitas keuangan. Masa kecil mereka tak pernah dibekali uang oleh orangtua. Dewa Gede Subawa lahir dari keluarga sederhana. Saat duduk di bangku SD hingga SMP, ia tak pernah membawa bekal ke sekolah. Baginya, hal tersebut sudah menjadi bagian dari kesehariannya, sehingga ia menerimanya tanpa keluhan. Baru saat masuk ke jenjang SMA, ia mulai diberi bekal meski sangat sederhana. Menyadari keterbatasan ekonomi keluarganya, ia justru belajar untuk menghargai setiap usaha orang tuanya, terutama ibunya yang bekerja keras demi keluarga. Ketabahan ibunya menjadi inspirasi yang membekas dalam dirinya, mendorongnya untuk menuntaskan pendidikan hingga lulus pada tahun 1994.

Sejalan dengan kisah Dewa Gede Subawa, Wayan Sumantra juga menjalani masa kecil yang penuh tantangan. Tak sempat memikirkan bekal, bisa bersekolah saja sudah merupakan berkah yang luar biasa. Ia pun tumbuh dengan pemahaman bahwa setiap langkah menuju pendidikan adalah perjuangan yang harus disyukuri sepenuh hati. Keterbatasan yang mereka alami sejak kecil ternyata bahan bakar penyemangat di masa depan. Pengalaman hidup sederhana menempa karakter mereka, menjadikan mereka pribadi yang rendah hati, tangguh dan penuh empati terhadap sesama. Setelah mengenyam pendidikan yang cukup, perjalanan Wayan Sumantra bekerja sebagai buruh bangunan, buruh tani dan ternak, sampai akhirnya ia diajak oleh Dewa Gede Subawa, dalam grup arisan hingga tercetus ide membangun koperasi.

Baca Juga : Kesuksesan Pengusaha Lokal dan Kelestarian Pariwisata Bali Lewat Budaya Ramah Tamah

KSP Sri Baruna Lestari tidak hanya menjadi lembaga keuangan yang melayani anggotanya, tetapi juga sebuah keluarga besar yang terus menanamkan nilai-nilai berkoperasi ke dalam generasi berikutnya. Regenerasi semangat berkoperasi, yang berawal dari keluarga, kini meluas ke masyarakat sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan koperasi di masa depan. Mewariskan semangat ini bukan tanpa halangan dan rintangan. Dalam perjalanannya, KSP Sri Baruna Lestari telah menghadapi berbagai ujian, mulai dari keterbatasan fasilitas di masa awal berdidi, skeptisisme masyarakat terhadap koperasi, hingga dinamika kebutuhan anggota yang terus berkembang. Dengan pengalaman panjang menyelesaikan setiap masalah dan mengatasi tantangan yang datang silih berganti, koperasi ini telah membuktikan kemampuannya untuk bertahan, bahkan tumbuh lebih kuat. Salah satu kunci keberhasilan regenerasi adalah konsisten dalam menanamkan nilai – nilai utama koperasi yaitu gotong-royong, kejujuran dan komitmen. Nilai-nilai ini tidak hanya diajarkan melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata.

Khususnya anak muda, Dewa Gede Subawa dan Wayan Sumantra ingin memberikan ruang untuk terlibat langsung dalam pengelolaan koperasi. Mereka memastikan bahwa semangat ini terus hidup dan relevan. Agar mereka tidak hanya memahami manfaat berkoperasi, tetapi juga siap mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan di masa depan. “Kami percaya bahwa keberlanjutan koperasi tidak hanya bergantung pada hari ini, tetapi juga pada bagaimana mempersiapkan mereka yang akan melanjutkan perjuangan ini di masa depan,” ujar Dewa Gede Subawa mengakhiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *