Banyak orang dapat menyatakan impian mereka, tapi pada kenyataannya, tidak banyak orang yang mampu merealisasikan impiannya tersebut. Memiliki semangat membara saja tidak cukup. Kedisiplinan, konsistensi, tanggung jawab dan ketekunan juga berperan penting dalam menggapai suatu impian. Hal ini pula yang bisa kita temukan dari apa yang sudah diperlihatkan oleh I Nyoman Sutarja selama menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengkreditan Desa (LPD) Desa Adat Kediri.
Bagi I Nyoman Sutarja, tekun dan disiplin adalah kunci kesuksesan. Sebab, tidak lah mungkin bila mengharapkan hasil yang terbaik sementara kita tak pernah serius dalam mengetahui pekerjaan yang kita emban. Pola keberhasilan baginya tentu patut untuk diserap. Sebab, talenta sehebat apapun tidak pernah menggantikan disiplin dan ketekunan. Sukses memerlukan ketekunan yang konsisten. Sementara disiplin menjadi landas pijakan kaki selama mengarungi lautan karya. Kalimat inspiratif itu, menurut I Nyoman Sutarja bisa menjadi pijakan bagi kita semua, khususnya kawula muda, bahwa ketekunan menjadi kunci utama dalam mewujudkan kesuksesan. Pembuktiannya, pria paruh baya tersebut akhirnya terpilih menjabat sebagai ketua LPD berkat sifat yang dimilikinya itu.
Baca Juga : Anak Desa yang Menuntaskan Dharma Kepada Ayahnya Tercinta Untuk Menjadi Seorang Dokter
Sejak Januari tahun 2001, I Nyoman Sutarja atau yang lebih akrab disapa Pak Sutarja ini, dipercaya untuk mulai menghidupkan kembali lembaga keuangan desa demi meningkatkan kesejahteraan banyak warga serta agar mampu memenuhi ragam bidang kebutuhan masyarakat. Karisma yang dimilikinya, akhirnya mampu menjawab tuntutan banyak pihak untuk terus tumbuh dan berkembang hingga saat ini. Tentunya, mengemban tugas itu bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Terlebih dikarenakan LPD yang ia pimpin itu, sebelumnya cukup lama mandeg dan tertidur, bahkan kurang lebih selama 11 tahun. “Awalnya saya tidak tahu sama sekali soal LPD, baik dari peran atau kegiatannya, usaha-usaha di dalamnya, serta tugas yang mesti saya lakukan,” aku Pak Sutarja saat ditemui disela-sela kesibukannya.
Berkat ragam pengalaman serta tekun belajar demi membekali diri dengan ilmu-ilmu baru, Pak Sutarja akhirnya mampu mengemban tugas. Meski menamatkan pendidikan di bidang yang berbeda, yaitu di perguruan tinggi Teknologi Pertanian, Udayana di tahun 1995, Pak sutarja tidak bosan dan jenuh untuk memulai belajar dari bekal pengalaman. “Di banjar saja pun, setelah saya nikah, saya dipercaya untuk mengemban tugas sebagai sekretaris banjar selama tiga tahun dan limabelas tahun sebagai juru buku atau bendahara di banjar. Nah dari perjalanan-perjalanan kecil itu sumbernya kepercayaan dari berbagai macam pihak kepada saya,” tutur suami dari Ni Wayan Sudani ini.