Sinergi Pengabdian Guru Sekaligus Ketua Koperasi Sila Dharma Artha Dalam Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sinergi Pengabdian Guru Sekaligus Ketua Koperasi Sila Dharma Artha Dalam Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Minimal tingkat desa, baiknya memang memiliki lembaga keuangannya sendiri, agar warganya tidak perlu repot-repot ke kota saat membutuhkan dana. Terlebih teruntuk para lansia yang mayoritas tinggal di desa, mereka akan merasa lebih nyaman berkonsultasi perihal manajemen keuangan mereka, baik dari segi bahasa yang lebih mudah dipahami dan sistem yang lebih praktis. Begitulah I Ketut Wiranata, selaku Ketua Koperasi Sila Dharma Artha mengemukakan pendapatnya. Tak hanya manfaat dari suatu koperasi tingkat desa, koperasi yang sehat juga strategis membantu mengolah keuangan warganya yang masif akan upacara adat istiadat, agar teralokasi secara tepat guna.

Ketulusan dalam bekerja sekaligus mengabdi, salah satunya dibutuhkan bahkan harus dimiliki oleh para pengurus koperasi. Bagaimana tidak, menghadapi warga sendiri, yakni di Desa Cemagi, Kec. Mengwi ini, ditambah situasi ekonomi silih berganti menjadi tantangan tersendiri bagi pemangku koperasi. Menggantikan ketua sebelumnya yang tutup usia setelah menjabat dua periode, I Ketut Wiranata cukup bangga sekaligus deg-degan saat ditunjuk untuk mengemban tanggung jawab besar dalam mengelola keuangan baik untuk anggota dan berkontribusi ke Desa Cemagi.

Baca Juga : Wujudkan Visi Misi Desa Kelusa, Harus Ada Sinergitas Antar Perangkat Desa, Masyarakat dan Pemerintah

Pria berusia 55 tahun ini, kemudian ditunjuk sebagai ketua sejak 10 tahun lalu atau sudah selama dua periode. Seiring pergantian ketua, beberapa pengurus pun diregenerasi semenjak belum pernah digantikan sejak tahun 2008 untuk mendongkrak kinerja koperasi yang lebih responsif dan efektif melayani nasabah. Namun, sekali lagi ini masih menjadi tantangan internal bagi koperasi mana pun. Menyerap tenaga kerja yang kompeten tidaklah mudah, menimbang pendapatan yang diberikan koperasi masih di bawah UMR (Upah Minimum Regional). I Ketut Wiranata pun sempat menghimbau manajemennya untuk sementara waktu, diterapkan peran ganda alias merangkap posisi. Hingga koperasi mulai mengalami kenaikan profit, gaji pun turut disesuaikan dengan regulasi pemerintah, barulah perlahan Koperasi Sila Dharma Artha mulai mendapatkan perhatian dari para pencari kerja, khususnya dari Desa Cemagi.

Pada akhirnya, hanya mereka yang mau mengbdi dengan tuluslah yang akhirnya terpilih dan terseleksi seiring perjalanan waktu mengikuti pembenahan demi pembenahan yang dilakukan, seperti layanan penarikan tabungan oleh nasabah yang harus segera dikabulkan. Mengingat masyarakat kita juga pengguna aktif jejaring sosial, sangat mudah menyebarluaskan berita berdasarkan pengalaman yang tidak menyenangkan. Lebih – lebih, bila pembaca di dunia maya kurang bisa memfilter sumber informasi yang mereka baca, bisa menggiring opini publik yang merugikan pihak yang dituju. Dalam hal ini, Koperasi Sila Dharma Artha berupaya memberikan pelayanan cepat dan responsif, demi kepuasan nasabah.

Bermodal awal Rp. 30 juta dari banjar, kini Koperasi Sila Dharma Artha sudah memiliki aset mencapai Rp. 10 miliar. Banjar pun sudah memiliki aset tetap (fixed assets) berupa tanah seluas 6,5 are yang berlokasi di Tabanan. Sebagai bentuk apresiasi, Koperasi Sila Dharma Artha telah lakukan alokasi dana ke desa, dalam kegiatan upacara di pura-pura dan dana duka, sehingga bisa sekaligus meringankan beban masyarakat. Harapannya kegiatan positif ini bisa terus dipertahankan dan merambah kegiatan lainnya di masyarakat yang belum tersentuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *