Harga Diri LPD Ada Pada Kejujuran, Keadilan dan Bekerja Sesuai Standar Operasional

Bekerja berlandaskan kejujuran dan sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure), sudah menjadi “Harga Diri” bagi pengelola lembaga keuangan. Karena sekali saja melakukan kesalahan, kekecewaan krama akan menimbulkan kesulitan untuk menumbuhkan kembali kepercayaan krama, ucap I Wayan Budihartawan selaku pimpinan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Adat Satra, Kabupaten Klungkung. Pelajaran itulah yang bisa ia ambil setelah LPD yang berdiri sejak tahun 1986 ini, sempat mengalami down yang puncaknya terjadi pada Juni 2012.

Membantu masyarakat dalam menanggulangi permasalahan-permasalahan ekonomi yang ada di desa, sudah menjadi kewajiban LPD. Namun tantangan berupa permalasahan – permasalahan yang timbul, tak bisa dihindari, bisa karena faktor dari pengurus LPD atau krama yang tidak taat pada aturan yang telah disepakati. Pasca kejadian tersebut, I Wayan Budihartawan dan seluruh jajaran pengurus LPD maupun aparatur desa, harus menerima resiko dan menghadapi tantangan membangun kepercayaan krama dari nol.

Baca Juga : Sosok Usahawan Muda yang Sukses Memajukan Koperasi

Mengusung konsep “Tri Hita Karana”, pria kelahiran 3 April 1972 ini, berupaya menciptakan harmonisasi dengan Sang Pencipta, lingkungan dan sesama, diawali dari dirinya terlebih dahulu. Ia kemudian berupaya mengimplementasikan sebagai pimpinan di LPD Desa Adat Satra, meliputi melakukan yadnya baik secara sekala maupun niskala, memberikan edukasi hingga kontribusi kepada masyarakat maupun desa adat. Seperti saat masa pandemi global Covid-19, LPD Desa Adat Satra telah membagikan 315 paket sembako. Pemberian peket sembako pada krama, sebenarnya sudah menjadi program yang rutin dilaksanakan, di setiap pelaksanaan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) di mana setiap paket sembako senilai Rp. 50 ribu yang terdiri dari beras, gula, kopi serta mie instan serta dana pembangunan juga diserakan kepada pihak desa adat.

Astungkara, atas segala upaya nyata yang dilakukan oleh pengurus LPD dan prajuru desa adat, bisa dirasakan langsung benefit oleh krama dan desa adat. Serta LPD Desa Adat Satra yang kini telah beraset 14 miliar rupiah, telah mampu mengembalikan nama baiknya, bahkan lebih bersinar lagi dengan menjadi salah satu LPD berkategori sehat. Di tingkat kecamatan, LPD Desa Adat Satra masuk peringkat 10 besar dari 20 LPD, setingkat kabupaten Klungkung masuk peringkat 25 besar dari 119 LPD yang ada. Semoga prestasi ini dapat terus dipertahankan dan dijaga bersama oleh pihak dari LPD Desa Adat Satra, prajuru desa dan masyarakat Desa Adat Satra.