Karena Good Attitude Dipercaya Masyarakat Sebagai Pimpinan LPD

Sebagai warga asli Bangli, Anak Agung Made Karsika mendapat kepercayaan pada tahun 1999 untuk memimpin dan mengelola LPD Desa Adat Susut Bangli. Padahal ia tidak memiliki background dari bidang perbankan, melainkan lulusan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Setelah tahun 1992 fokus dengan kegiatan mengajar, ia kemudian melepaskan atributnya sebagai guru dan menjalankan kewajibannya sesuai amanat masyarakat desa.

Pria kelahiran tahun 1965 ini, meski tak memiliki ilmu formalitas yang berkaitan erat dengan lembaga keuangan, setidaknya ia sempat bekerja sebagai staf di Koperasi Unit Desa (KUD). Pekerjaan tersebut ia laksanakan berbarengan selama tiga tahun dengan posisinya di LPD, di KUD ia mengambil jam sore, sedangkan pagi harinya, tentu ia bertugas di LPD.

Lewat kesederhanaan yang ditampilkan dari kepribadian sehari-hari, begitulah Anak Agung Made Karsika beranggapan mengapa ia berhasil menarik perhatian warga dan terpilih sebagai bagian penting dari tumbuh kembang LPD. Dari sikap optimisnya meniti karir sebagai anak dari guru SD dan ibu seorang pedagang, telah mampu ia hadapi, berkat kerja nyata serta keikhlasan dalam menjalaninya.

Dari ayah yang berprofesi sebagai guru, Anak Agung Made Karsika dibimbing agar menjadi anak yang disiplin dan pintar, tak diragukan timbul keinginan dari diri sendiri untuk menjadi guru seperti ayahnya. Orangtua tentunya memberi dukungan dan pengarahan untuk melanjutkan di FKIP. Setelah lulus, sesuai ilmu yang ia geluti, ia pun menjadi guru di SMA Kintamani dan sempat nyambi di SMP.

Selain sebagai pengajar, Anak Agung Made Karsika juga sadar betul dengan kebutuhan yang terus bertambah tak bisa mengandalkan penghasilan sebagai guru. Ia kemudian bekerja di salah satu toko di Pasar Kumbasari selama tiga tahun. Berlanjut ke pekerjaan selanjutnya ia mencoba di KUD, hingga terpilih sebagai pemimpin pengelola LPD Desa Adat Susut Bangli.

Masih sangat awam, begitulah Anak Agung Made Karsika menjelaskan kondisinya, saat ia baru – baru melangkahkan kaki di LPD Desa Adat Susut Bangli. Justru kesederhanaan tersebutlah yang menarik masyarakat untuk memilihnya menjadi pimpinan selanjutnya. Perlahan ia pun melakukan pembenahan diri dengan menimba ilmu dari para senior dan melaksanakan tanggung jawab selanjutnya, mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap LPD Susut Bangli.

Langkah awal yang harus dilakukan pria berusia 56 tahun ini, tentunya dengan bekerja sungguh – sungguh, mengoptimalkan performa terbaik dari dalam diri. Ia pun harus memutus pekerjaannya di KUD, setelah sebelumnya dikerjakan seiringan. Kemudian ia memilih fokus di LPD bahkan hingga malam hari, bukan atas dorongan atau saran pihak tertentu, justru hanya dari kebulatan hatinya sendiri.

Solusi – solusi atas permasalahan sebelumnya yang terjadi di LPD dan pembenahan – pembenahan terus dilakukan, agar lembaga keuangan ini memiliki pilar yang kokoh untuk membantu ekonomi warga desa. Atas kerjasama yang solid seluruh tim, LPD mampu menaikan asetnya secara bertahap. Tahun 2019 aset mencapai lebih dari Rp 17 miliar, tahun 2020 sebesar Rp 19,1 miliar.

Sebagai bentuk puji syukur atas pencapaian yang diperoleh, LPD memberikan sumbangsihnya dari 20% laba LPD untuk pembangunan desa. Selama pandemi Covid-19, LPD juga mengadakan kegiatan sosial dengan membagikan masker kepada warga, maupun paket sembako dan berbagai keringanan untuk nasabah karena penghasilan yang menurun akibat pandemi.

Kedepannya tentu berharap oleh pimpinan LPD Desa Adat Susut Bangli selanjutnya, akan semakin membawa LPD mendapat kepercayaan masyarakat mengadakan pengelolaan dananya di LPD. Karena dengan adanya kepercayaan tersebut, LPD akan terus mengalami kemajuan ke arah yang positif yang tak hanya mensejahterakan anggotanya, tapi juga demi pembangunan Desa Adat Susut Bangli.